Kesehatan

Bau Badan pada Ibu Hamil Apakah Normal? Cek Penjelasan Lengkap dan Tips Mengatasinya

thedesignweb.co.id, Jakarta Bau badan seringkali menjadi masalah yang membingungkan bagi ibu hamil. Kehamilan sendiri merupakan salah satu momen penantian bagi pasangan yang siap memiliki momongan. Namun, para ibu menghadapi berbagai tantangan dan masalah kesehatan selama kehamilan. Misalnya, perubahan bau badan yang tiba-tiba menjadi lebih parah.

Sebelumnya, sang ibu mungkin tidak mengalami masalah bau badan yang menyengat tersebut. Mengapa muncul tiba-tiba saat sedang hamil? Meski terlihat seperti masalah kecil, namun bisa membuat orang lain merasa tidak nyaman dengan bau badan yang menyengat. Tentu hal ini bisa membuat ibu hamil minder dan minder bukan? Apakah normal jika ibu hamil memiliki bau badan? Apa saja penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya? Yuk simak penjelasan lengkapnya!

Secara umum bau badan ibu hamil cenderung berubah-ubah, bahkan bisa dikatakan lebih tajam. Menurut Journal of Cardiovaskular Medicine, suplai darah ibu hamil meningkat hingga 50% karena tubuh membutuhkan lebih banyak darah untuk membawa oksigen dan nutrisi ke bayi dalam kandungan. Hal ini membuat ibu hamil lebih banyak berkeringat.

Keringat sendiri tidak memiliki bau yang menyengat. Bau menyengat dan bau badan merupakan salah satu penyebab kelembapan tubuh menjadi tempat berkembang biaknya bakteri. Keringat inilah yang menjadi ‘makanan’ bakteri, sehingga mikroorganisme tersebut dapat berkembang biak dan menghasilkan sejenis gas, yang kemudian menimbulkan bau badan yang menyengat.

Lebih spesifiknya, berikut 5 penyebab umum bau badan saat hamil:

1. Perubahan hormonal

Saat hamil, tubuh mengalami perubahan hormonal yang drastis, terutama hormon estrogen dan progesteron. Perubahan ini dapat mempengaruhi kelenjar keringat, meningkatkan produksi keringat, dan bila bercampur dengan bakteri dapat menyebabkan bau badan. Selain itu, perubahan hormonal tersebut dapat membuat indra penciuman Anda menjadi lebih sensitif, sehingga bau yang sebelumnya tidak terdeteksi kini dapat terdeteksi.

2. Peningkatan suhu tubuh

Ibu hamil seringkali merasa lebih panas dari biasanya, terutama pada trimester kedua dan ketiga. Peningkatan suhu tubuh ini disebabkan oleh peningkatan metabolisme yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan bayi. Suhu tubuh yang lebih tinggi menyebabkan tubuh mengeluarkan lebih banyak keringat sehingga meningkatkan potensi bau badan.

3. Perubahan pola makan

Kehamilan biasanya membawa perubahan pola makan yang tidak biasa. Bau badan juga bisa disebabkan oleh makanan itu sendiri. Misalnya, makanan yang banyak bumbu atau bawang putih bisa menyebabkan bau badan lebih kuat. Selain itu, makanan tinggi lemak dapat mempengaruhi metabolisme tubuh sehingga meningkatkan produksi keringat dan bau badan.

4. Perubahan sistem imun

Untuk melindungi kehamilan, sistem kekebalan tubuh diubah. Perubahan tersebut juga dapat mempengaruhi flora bakteri pada kulit yang berperan dalam pembentukan bau badan. Ketidakseimbangan flora bakteri dapat menyebabkan bau badan, terutama di area lembab seperti ketiak.

5. Stres dan kecemasan

Ibu hamil mungkin mengalami stres dan kecemasan akibat perubahan fisik yang terjadi menjelang persalinan. Pikiran yang stres bisa menyebabkan tubuh memproduksi lebih banyak keringat, terutama keringat dari kelenjar apokrin di area ketiak dan selangkangan. Keringat ini memiliki bau yang lebih kuat karena mengandung lebih banyak protein yang merupakan makanan bagi bakteri penyebab bau.

Masalah bau badan pada ibu hamil tidak boleh dianggap remeh. Selain itu, ibu hamil juga lebih sensitif sehingga mendengar keluhan tentang kondisinya bisa menimbulkan stres. Untuk mengurangi masalah tersebut, yuk lakukan hal berikut: 1. Jagalah kebersihan tubuh dengan mencuci secara rutin.

Langkah pertama untuk mengatasi bau badan tak sedap saat hamil adalah dengan mandi secara rutin. Mandi secara teratur dan gunakan sabun antibakteri untuk mengurangi pertumbuhan bakteri penyebab bau badan. Selain itu, jangan lupa untuk melakukan rutinitas mandi secara maksimal, dengan memperhatikan area yang mudah berkeringat seperti ketiak, ketiak, dan lapisan tubuh lainnya.

Selain mandi, keringkan tubuh dengan baik setelah mandi. Kulit yang lembap bisa menjadi tempat berkembang biaknya bakteri. Pilihlah handuk yang bersih dan kering untuk mencegah terbentuknya bakteri di kulit Anda. 2. Pilih pakaian yang menyerap keringat

Memilih pakaian yang nyaman dan menyerap keringat merupakan hal yang sangat penting bagi ibu hamil. Pilih bahan katun atau kain agar tubuh Anda bisa bernapas dan mengurangi risiko berkeringat. Ingatlah untuk menghindari pakaian ketat karena dapat meningkatkan suhu tubuh dan produksi keringat.

Penting juga untuk mengganti pakaian secara teratur, terutama jika Anda banyak berkeringat. Pakaian yang basah oleh keringat bisa menjadi tempat berkembang biaknya bakteri penyebab bau. Selain itu, cuci pakaian dengan deterjen lembut dan hindari residu yang dapat menyebabkan iritasi kulit. 3. Makan makanan sehat dan hindari makanan penyebab bau badan

Ingatlah “kamu adalah apa yang kamu makan”. Makanan yang dikonsumsi saat hamil juga dapat mempengaruhi bau badan, seperti bawang putih, bawang merah, dan makanan pedas. Cobalah untuk mengurangi konsumsi jenis makanan tersebut dan fokus pada bahan-bahan sehat kaya serat, buah-buahan dan sayuran.

Penting juga untuk memperhatikan asupan air. Air membantu mengeluarkan racun dari tubuh dan menjaga kesehatan kulit. Minumlah air putih minimal 8 gelas sehari untuk mengendalikan bau badan. Meminum teh herbal seperti teh hijau juga dapat membantu mengurangi bau badan karena mengandung antioksidan yang baik untuk tubuh.

Menggunakan deodoran atau antiperspiran yang aman selama kehamilan dapat membantu mengendalikan bau badan. Pilihlah produk yang bebas bahan kimia berbahaya seperti aluminium dan paraben, yang dapat terserap melalui kulit dan dapat membahayakan bayi Anda. Ada produk deodoran alami yang menggunakan bahan-bahan seperti baking soda, minyak kelapa, dan minyak esensial.

Jika Anda merasa tidak nyaman menggunakan deodoran yang dijual bebas, cobalah membuat deodoran sendiri di rumah dengan bahan-bahan alami. Misalnya campuran baking soda dan tepung maizena yang bisa digunakan untuk menyerap keringat dan menghilangkan bau badan. 5. Mengurangi stres

Stres saat hamil mempengaruhi produksi keringat dan dapat menyebabkan bau badan. Saat pikiran stres, tubuh melepaskan hormon kortisol yang dapat meningkatkan produksi keringat, terutama di ketiak dan telapak tangan. Cobalah untuk mengelola stres dengan teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam.

Luangkan waktu untuk diri sendiri dan pastikan Anda cukup istirahat. Tidur yang cukup tidak hanya mengurangi stres, tapi juga membantu tubuh berfungsi lebih baik, termasuk mengendalikan keringat dan bau badan. 6. Usahakan mengganti seprai dan handuk

Seprai dan handuk yang kotor dapat menjadi sumber bau badan karena bakteri dan jamur dapat tumbuh pada kain yang lembap. Nah, untuk mencegah bau badan, sebaiknya ganti seprai dan handuk seminggu sekali. Jika Anda banyak berkeringat di malam hari, pertimbangkan untuk lebih sering mengganti seprai.

Pilihlah sprei dan handuk yang berbahan bahan penyerap keringat, seperti bahan lembut dan katun. Selain itu, seprai dan handuk sebaiknya dicuci dengan deterjen lembut dan dijemur di bawah sinar matahari sebelum digunakan kembali. 7. Hindari parfum yang kuat

Parfum memang bisa membantu menjaga bentuk tubuh. Meski demikian, bukan berarti masalah bau badan pada ibu hamil bisa teratasi. Faktanya, parfum yang kuat bisa menimbulkan bau tak sedap jika dipadukan dengan bau badan. Selain itu, beberapa parfum mengandung bahan kimia yang mungkin tidak aman bagi ibu hamil.

Sebagai gantinya, Anda bisa menggunakan minyak esensial alami seperti lavendel atau pohon teh, yang dapat membantu menenangkan dan menyegarkan tubuh tanpa bahan kimia berbahaya. Gunakan minyak esensial dengan aman, seperti mencampurkannya dengan minyak pembawa sebelum mengoleskannya ke kulit.

Tahukah Anda bahwa manfaat probiotik tidak hanya terbatas pada kesehatan usus saja? Tahukah Anda kalau mengonsumsi nutrisi ini juga bisa membantu mengurangi bau badan? Pasalnya, probiotik dapat membantu menjaga keseimbangan bakteri baik dalam tubuh sehingga mampu mengurangi produksi keringat berlebih dan bau tak sedap. Anda bisa mendapatkan probiotik dari makanan atau suplemen seperti yogurt, kefir, dan tempe.

Konsultasikan dengan dokter Anda sebelum mengonsumsi suplemen probiotik selama kehamilan. Dokter dapat menyarankan jenis dan dosis yang tepat tergantung pada kesehatan ibu hamil. 9. Konsultasikan dengan dokter

Jika bau badan ibu hamil sangat mengganggu dan tidak kunjung membaik, sebaiknya segera periksakan ke dokter. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi medis apa pun yang memerlukan perhatian khusus.

Dokter dapat melakukan pemeriksaan dan memberikan saran yang sesuai dengan kondisi ibu hamil. Jangan ragu untuk mendiskusikan hal ini dengan dokter Anda, karena kenyamanan dan kesehatan sangat penting selama kehamilan.

Bau badan pada ibu hamil dapat menimbulkan rasa tidak nyaman baik bagi ibu hamil maupun orang disekitarnya. Kondisi ini juga bisa mempengaruhi keadaan emosi wanita yang sensitif. Beberapa tips di atas bisa menjadi panduan untuk mengobatinya, namun jika masalahnya tidak kunjung membaik, jangan pergi ke dokter!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *