Saham

Beda Gaya Cicilan Milenial dan Gen Z, Begini Cara Atur Uangnya

Lipotan6c, Jakarta – Generasi muda, terutama gen Z dan milenial, menunjukkan perbedaan dalam cara mereka mengelola keuangan dan angsuran.

Era digital yang menawarkan kesederhanaan layanan seperti Pindar dan pembelian yang membayar kemudian (Paylater) telah mengubah bentuk biaya. Tetapi jika Anda pergi tanpa strategi yang tepat, risiko kesulitan keuangan dapat meningkat.

Manajemen Layanan Keuangan (OJK) juga memotret tingginya penggunaan gaji di antara kaum muda. Sebagian besar pengguna Paylater adalah generasi Zomi (Gen Z) dengan kisaran usia 26-35, yang telah mencapai 43,9 persen. OJK juga mencatat penggunaan paylat, terutama untuk tujuan hidup.

Ini termasuk 66,4 persen, peralatan rumah tangga dengan 52,2 persen, elektronik dengan 41 persen, laptop atau ponsel dengan 34,5 persen, sebelum perawatan tubuh 32,9 persen.

“Kami melihat bahwa dengan tren pinjaman jaringan yang berkembang dan menggunakan pembayaran, penting untuk melengkapi generasi muda, terutama gen Z, dengan strategi keuangan yang tepat sehingga dapat membuat keputusan keuangan yang lebih bijak,” kata Ria M Varganda, direktur Insight Investments dalam pernyataan resmi (21).

RIA menjelaskan bahwa kesederhanaan layanan digital memberikan fleksibilitas, tetapi juga membuat generasi muda rentan terhadap perilaku konsumsi. Selain berbagai biaya menggunakan gen paylater, z dan milenium, mereka juga memiliki perbedaan dalam pilihan pinjaman fintech.

Gen Z lebih sulit untuk fokus pada cahaya dan kecepatan, salah satunya adalah proses pendaftaran sederhana dan pembayaran cepat.

Namun, mereka sering mengabaikan pentingnya aspek peraturan dan aman seperti lisensi OJK. Ini dapat menambah risiko keuangan jika mereka tidak memilih platform yang tepat dan andal.

 

Di sisi lain, ribuan tahun memprioritaskan aspek aturan dan kepentingan kompetitif, yang memastikan bahwa solusi keuangan mereka lebih aman dan didukung oleh potensi masalah di masa depan.

“Penting juga untuk lebih berhati -hati dalam memilih platform keuangan, dengan mempertimbangkan keamanan dan faktor peraturan untuk menghindari potensi kerugian finansial dan perangkap utang yang berisiko di masa depan,” kata Ria.

Tips untuk membuat keuangan untuk gen z

Tren jaringan tampaknya menunjukkan dua bidang utama yang menarik perhatian. Pertama, industri fintech terus tumbuh, meskipun telah menghadapi pembicara dan tantangan yang berbeda. OJK Direktorat (OJK) mencatat bahwa pembiayaan luar biasa dari pinjaman P2P mencapai 72,03 triliun rp pada kuartal ketiga 2024, yang mencerminkan pertumbuhan yang signifikan. Kedua, penggunaan paylats menjadi lebih populer, terutama di kalangan anak muda.

“Kedua tren ini merupakan pengingat akan pentingnya strategi keuangan yang direncanakan dengan baik, sehingga inovasi jasa keuangan ini dapat dengan bijak digunakan dan didukung oleh sumur keuangan masyarakat,” kata RIA.

 

Ria mengatakan bahwa setidaknya ada 4 langkah besar dalam manajemen pendanaan, termasuk:

1. Batasi perang maksimum dalam 30% dari pendapatan

Pastikan total angsuran bulanan, termasuk hipotek, kartu kredit atau kontribusi lainnya, tidak melebihi 30% dari pendapatan. Misalnya, jika pendapatannya RP. 5 juta, batas angsuran maksimum adalah 1,5 juta rp.

2. Tetapkan prioritas kebutuhan produktif

Gunakan angsuran untuk mendukung masa depan: pendidikan, keterampilan belajar atau modal usaha kecil dibandingkan dengan kebutuhan pengeluaran seperti perangkat terbaru, liburan atau hiburan.

3. Atur anggaran bulanan

Buat daftar biaya prioritas dan sorot setidaknya 10% dari pendapatan darurat. Penilaian Anggaran Berkala untuk memastikan bahwa itu tetap sesuai dengan kebutuhan dan tujuan keuangan.

4. Mulai berinvestasi lebih awal

Mulailah berinvestasi lebih awal dengan alat inisiatif yang tepat seperti reksa dana untuk membantu mempersiapkan masa depan finansial yang lebih stabil.

“Investasi juga merupakan salah satu langkah penting, karena dapat membantu generasi muda mempersiapkan masa depan yang lebih stabil, bahkan beberapa alat investasi juga memiliki dampak sosial dan lingkungan yang sesuai dengan nilai -nilai yang sering mendukung gen z mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan,” kata Ria.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *