Bisnis

Begini Bocoran Skema KPR Subsidi di Era Prabowo

thedesignweb.co.id, Jakarta PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. mengusulkan program Kredit Pemilikan Rumah (NRP) Bersubsidi kepada Satuan Tugas (Satgas) Perumahan di pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto berikutnya.

Direktur Utama BTN, Direktur Nixon L.P. Napitupulu mengatakan, ada usulan tiga jenis NRP bersubsidi yang telah disampaikan kepada Ketua Satgas Perumahan Hashim Djojohadikusum.  

Hal ini sejalan dengan program 3 juta rumah yang digagas oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuminga Raka yang akan menjadi presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024-2029.

“Yang pertama disebut rumah pertanian. “Karena faktanya dari 27 juta rumah ada 24 juta yang konsumsi listriknya 450 W, itu hampir lebih dari 90% yang bisa disebut tidak layak huni,” kata Nixon di BTN Tower, Jakarta, ditulis Rabu (16/1). 10/2015). 2024.).

Kemudian NRP kedua diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Program ini hampir sama dengan Dana Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) NRP, namun terdapat beberapa penyesuaian.

Jadi (bagi) masyarakat yang bekerja di daerah sekitar perkotaan, mulai dari Bekasi, Cikarang, Karawang, hingga Purwakarta dan sebagainya. Begitu pula di provinsi lain, tambahnya.

Tipe usulan ketiga adalah townhouse. Program ini menyasar kelas pekerja yang berpenghasilan antara Rp12 hingga 15 juta per bulan.

Oleh karena itu, pihaknya mengusulkan agar ke depannya Pemerintah dapat memanfaatkan tanah atau bangunan milik Pemerintah atau BUMN yang ada untuk pembangunan bangunan hunian vertikal.

Misalnya, kata Nixon, pemerintah bisa memanfaatkan banyaknya pasar yang ada di wilayah DKI Jakarta sehingga bisa dibangun perumahan bergaya apartemen.

“Katakan saja harganya antara R400 juta hingga R500 juta, dan terjangkau jika menggunakan KPR 25 atau 30 tahun,” tutupnya. 

Sebelumnya, Presiden terpilih Prabowo Subianto dikabarkan berencana menurunkan pajak properti dan rumah yang saat ini sebesar 16%. Pajak yang akan dihapus adalah PPN 11% dan BPHTB 5%.

Menanggapi kabar tersebut, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) dan Direktur Nixon LP Napitupulu mengatakan BTN memang menyambut baik rencana tersebut. Hal ini diyakini akan meningkatkan permintaan terhadap produk perumahan.

Selain itu, Nixon mengatakan penghapusan pajak properti akan mempercepat pembangunan 3 juta rumah, yang merupakan agenda Presiden terpilih Prabowo.

“Bahkan kami di Pokja mengusulkan melalui Pokja bahwa khusus untuk rumah subsidi 3 tipe rumah yaitu rumah pedesaan, rumah MBR dan town house, kami mengusulkan melalui Pokja agar ada pembebasan PPN untuk minimal 3 tahun untuk bisa membangun 3 juta rumah,” kata Nixon saat ditemui di Menara BTN Jakarta, Selasa (15/10/2024).

Selain itu, BTN juga mengusulkan kepada Satgas Perumahan Tim Transformasi Prabowo-Gibran untuk memberikan subsidi atau insentif townhome berupa premi asuransi dan premi garansi.

“Kami mengusulkan kepada Pokja untuk memberikan subsidi atau insentif, khususnya untuk town house, berupa premi asuransi atau premi jaminan. “Jadi premi penjaminannya ditanggung negara,” ujarnya.

 

Menurutnya, jika pajak properti dan turunannya dihapuskan, masyarakat akan semakin tertarik mengambil kredit perumahan di masa depan karena tidak perlu membayar uang jaminan terlebih dahulu.

“Kenapa? Karena kalau ini dikosongkan, 20% uang mukanya hilang, dan yang menyebabkan masyarakat tidak bisa beli rumah hari ini bukan DP, DP sudah lama 0% dan 1. Tapi di kenyataannya masih sulit. “Nah, ada PPN, ada BPHTB. Tidak bisa pakai pinjaman, harus pakai tunai. Ada juga biaya asuransinya, totalnya 20-21%,” dia menjelaskan.

“Nah, kalau dihilangkan, peluang masyarakat akan bertambah karena biaya dimukanya lebih murah, itu salah satunya. Kedua, harga rumah sepertinya turun 20%, jadi asuransi juga turun 20% sehingga menimbulkan kerugian tiga biaya, tambahnya.

Namun Nixon menyebut hal itu masih usulan BTN. Namun dia berharap pemerintah berikutnya akan menghapuskan pajak properti jika target pembangunan 3 juta rumah ingin tercapai.

“Kurang lebih itulah yang kami usulkan. Ini hanya saran pak, belum ada keputusan. Jadi kami sebenarnya mengusulkan agar hal ini tersedia sehingga dapat menjangkau 3 juta rumah. Jika ingin mencapainya,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *