Saham

BEI Bakal Luncurkan Foreign Index Futures, Begini Perkembangannya

thedesignweb.co.id, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana meluncurkan indeks saham berjangka luar negeri. Sederhananya, indeks ini akan mengacu pada suatu valuta asing.

Saat ini, Bursa menyebutkan opsi yang paling mungkin adalah Indeks Hong Kong dan Indeks Jepang. Inovasi ini merupakan bagian dari upaya pengembangan produk untuk pasar saham. Sebelum melakukan riset lebih lanjut terhadap indeks saham berjangka luar negeri, bursa akan meluncurkan individual stock futures (SSF) pada pertengahan November 2024.

Oleh karena itu, kami mengembangkan produk-produk, termasuk indeks berjangka luar negeri. Kami terus berdiskusi dengan pemberi lisensi indeks, dan yang layak untuk pasar kami saat ini adalah Hong Kong dan Jepang, kata Jeffrey Hendrick, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia. Pertukaran, kata Jeffrey Hendrik kepada wartawan, Selasa (5/11/2024).

Di sisi lain, bursa masih menghitung indeks negara lain seperti Amerika Serikat (AS). Jeffrey mengatakan jika pasar AS buka 22 jam sehari dan tumpang tindih dengan jam perdagangan pasar domestik, maka indeks AS dapat digunakan sebagai acuan derivatif.

“Ini akan menjadi produk masa depan, sama seperti produk masa depan LQ45 dan IDX30 yang sudah kita miliki,” tambah Jeffrey.

Menariknya, kinerja kontrak berjangka LQ45 dan kontrak berjangka IDX30 cukup lesu. Jeffrey mengatakan, hal ini terjadi karena tidak banyak anggota bursa (AB) yang terlibat. Oleh karena itu, jumlah investor relatif stagnan.

“LQ45 futures dan IDX30 futures sedang lesu karena investornya tidak banyak dan tidak ada derivatif AB. Jadi, saat ini sudah ada 3 derivatif AB dan basis investornya cukup banyak. Kita berharap investor derivatif bisa tumbuh dari sana. meningkat juga,” kata Jeffery.

Jeffrey menjelaskan BEI tertarik meluncurkan indeks saham berjangka luar negeri karena melihat pertumbuhan investor semakin cepat dan perlu menyediakan alternatif produk investasi.

Sebaliknya, produk-produk sejenis indeks saham berjangka luar negeri diperdagangkan di bursa berjangka yang diatur oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka (Bappebti).

Namun perlu diperhatikan bahwa derivatif ditujukan untuk investor pasar modal berpengalaman karena mereka menggunakan leverage. Oleh karena itu, risiko investasi pada produk ini cukup tinggi sejalan dengan potensi keuntungan yang lebih tinggi.

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana memperbanyak pilihan produk investasi. Salah satu produk yang akan diluncurkan adalah gold exchange-traded fund (ETF). Produk ini nantinya dapat menjadi pilihan diversifikasi portofolio bagi investor pasar modal.

Secara umum, ETF emas adalah dana yang diperdagangkan di bursa yang memungkinkan investor berinvestasi dalam emas tanpa langsung membeli, memegang, dan menjual kembali logam mulia tersebut. Namun, belum ada rincian mengenai ETF yang akan diperdagangkan di bursa.

Presiden BEI Iman Rachman mengatakan: “BEI berencana meluncurkan produk ETF emas yang diharapkan dapat menjadi pilihan investasi bagi investor yang berminat pada produk emas. Target kami diharapkan pada tahun 2025 dan 2026.” Dalam konferensi pers usai RUPSLB bursa, Rabu (23 Oktober 2024).​

BEI telah bertransformasi menjadi bursa kelas multi aset dan terus memperdalam penetrasi pasarnya dengan mengembangkan berbagai produk dan layanan baru di pasar modal Indonesia.

Selama tahun 2024, BEI dan Self-Regulatory Organization (SRO) berhasil meluncurkan sejumlah langkah dengan dukungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan seluruh pemangku kepentingan pasar modal lainnya. Di antaranya dengan menyelenggarakan seminar dan meluncurkan ASEAN Interconnected Sustainable Development Ecosystem (ASEAN-ISE) pada 29 Januari hingga 15 Februari 2024.​

Selain itu, BEI juga menerapkan penyempurnaan mekanisme perdagangan pengganti sistem organisasi pasar (SPPA) pada 19 Februari 2024.

Badan Pengawasan Khusus Lelang Reguler Komprehensif juga dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2024, dengan perubahan pelaksanaan Badan Pengawasan Khusus berdasarkan hasil kajian pasca pelaksanaan pada tanggal 21 Juni 2024.​

Selanjutnya BEI meluncurkan Indeks IDX Cyclical Economic 30 pada 13 Juli 2024 sebagai alternatif referensi bagi investor dan manajer investasi dalam mengelola dan membuat produk investasi indeks. BEI melakukan uji coba produk Single Stock Futures (SSF) pada 12 Agustus 2024 dalam rangka memperingati 47 tahun diluncurkannya kembali pasar modal Indonesia.

Pada tanggal 2 September 2024, BEI juga meluncurkan indeks IDX Infovesta Multi-Factor 28 yang dapat memudahkan investor untuk berinvestasi pada saham-saham yang memiliki profitabilitas tinggi, apresiasi harga, volatilitas rendah, likuiditas perdagangan baik, dan kinerja keuangan baik.

Per 18 Oktober 2024, total nilai transaksi aktivitas perdagangan produk non-ekuitas (HMETD, waran, terstruktur waran, KIK dan derivatif) adalah Rp3,750 miliar, dibandingkan Rp3,750 miliar pada akhir tahun 2023 sebesar 8,9 triliun rupiah. Sedangkan untuk kelas aset baru yaitu carbon unit, total volume transaksi per 18 Oktober 2024 sebesar Rp 6,15 miliar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *