Saham

BI Tahan Suku Bunga Acuan, Sektor Ini Dapat Angin Segar

thedesignweb.co.id, Jakarta – Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan acuan BI Rate pada 6,25%. Pada saat yang sama, suku bunga simpanan dan pinjaman dipertahankan masing-masing pada 5,5% dan 7%.

Keputusan ini sesuai dengan konsensus. BI menegaskan, tindakan tersebut sejalan dengan rencana untuk lebih memperkuat stabilitas nilai tukar rupee pada 3Q14. Perry juga mengatakan pihaknya tetap terbuka terhadap kemungkinan penurunan BI Rate pada kuartal IV 2024.

Kepala analis keuangan Stockbit Edi Chandren mengatakan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS telah memberi Bank Indonesia lebih banyak ruang untuk mulai memangkas suku bunga, meski tampaknya masih menunggu pemotongan pertama The Fed.

“Prospek penurunan biaya dan penguatan nilai tukar rupiah akan memberikan prospek positif bagi sektor real estate dan konsumen,” ujarnya dalam riset Stockbit Sekuritas yang dilansir Jumat (22/08/2024).

Edi mencatat, komoditas dan komoditas menguat kuat pada bulan lalu, dengan PWON naik 11,9%, SMRA naik 14,29%, ICBP naik 6,02%, dan INDF naik 9,05%.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan Bank Indonesia memperkirakan bank sentral AS, The Fed, akan memangkas suku bunga AS (Fed Fund Rate/FFR) sebanyak dua kali dengan total 50 bps pada akhir tahun 2024.

Sebagai perbandingan, konsensus ekonom yang dikumpulkan oleh Bloomberg memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 75bps pada akhir tahun 2024.

Seiring dengan meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga The Fed, pasar saham dan bursa Indonesia telah melihat arus masuk sebesar IDR 23.7 triliun dan IDR 6.6 triliun sejak awal Agustus 2024. Rupiah menguat 4.8% terhadap dolar AS terhadap MTD pada 15,485 21 Agustus 2024.

“Tentu saja kita masih melihat ruang untuk penurunan BI Rate pada kuartal keempat. Saya ulangi, seperti pernyataan sebelumnya, ruang terbuka untuk penurunan BI Rate pada kuartal keempat tahun 2024,” kata pejabat tersebut. Perry dalam conference call akhir rapat Dewan BI Agustus 2024.

 

 

 

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo membuka kemungkinan penurunan suku bunga pada kuartal IV 2024 setelah prakiraan situasi perekonomian global dan suku bunga Amerika Serikat.

Saat ini BI mempertahankan suku bunga sebesar 6,25 persen. BI Rate sama seperti sebelumnya dan disebut hanya turun hingga akhir tahun 2024.

“Seperti yang telah kami jelaskan pada rapat bulanan Dewan Gubernur, sebelumnya kami telah menyampaikan bahwa kami masih melihat adanya ruang untuk penurunan BI Rate pada triwulan IV,” kata Perry dalam konferensi pers Hasil Dewan BI Agustus 2024. Rapat Gubernur, di Jakarta, Rabu (21/8/2024).

Ia mengatakan, pernyataan ini serupa dengan pernyataan yang pernah dilontarkan pada masa lalu. Selama ini pihaknya selalu ingin menjaga BI rate tetap tinggi.

“Saya ulangi, seperti pernyataan-pernyataan sebelumnya, terbuka ruang untuk menurunkan BI rate pada triwulan IV 2024,” ujarnya.

Perry menambahkan, bank sentral Tanah Air akan terus memantau harga dan perekonomian dalam negeri pada kuartal III 2024. Oleh karena itu, penurunan BI Rate belum diputuskan.

“Kali ini untuk kuartal III niat kami memperkuat kelanjutan nilai tukar rupee.

Suku bunganya ditetapkan sebesar 6,25 persen

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memutuskan mempertahankan suku bunga acuan di angka 6,25%. Tujuannya untuk terus mendukung stabilitas pemerintahan nasional.

Hal ini diputuskan dalam rapat Dewan BI pada Agustus 2024. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan suku bunga atau BI Rate akan tetap sama seperti bulan lalu.

Berdasarkan hasil asesmen rapat Dewan Gubernur pada tanggal 20 dan 21 Agustus 2024, diputuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 6,25 persen, kata Perry dalam Konferensi Pers Hasil Bulanan RDG Agustus 2024 di Jakarta, Rabu. (21/8/2024).

Dia mengatakan, suku bunga deposito perbankan tidak berubah. Ini mirip dengan pinjaman dengan suku bunga tetap.

“Juga suku bunga deposito bank 5,5 p.p.m. dan suku bunga KPR tetap di kisaran 7 persen,” ujarnya.

Perry mengatakan proses ini mendukung stabilitas kebijakan moneter. 

Keputusan ini konsisten dengan konsep kebijakan moneter pro-stabilitas. Artinya, penguatan stabilisasi nilai tukar rupee lebih lanjut dan langkah-langkah proaktif dan berwawasan ke depan untuk memastikan inflasi terus berada dalam target 2,5% atau 1% pada tahun 2024 dan 2025,” ujarnya.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan kredit akan mencapai 12 persen pada tahun 2024. Mengingat perkembangan positif saat ini.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan pinjaman tersebut akan tumbuh baik hingga Juli 2024 dengan imbal hasil tahunan sebesar 12,4% (disetahunkan). Peningkatan kredit juga terjadi karena berbagai alasan, mulai dari investasi, modal kerja, dan konsumsi.

“Dengan peristiwa tersebut, pertumbuhan kredit pada tahun 2024 diproyeksikan mencapai puncaknya sebesar 10-12 persen,” kata Perry dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan BI Agustus 2024 di Jakarta, Jumat. (22/8/2024).

Ia mengatakan, pertumbuhan kredit pada Juli 2024 ditopang oleh sisi penawaran. Maklum, bunga pinjaman akan terus berlanjut didukung oleh pertumbuhan DPK pada Juli 2024 sebesar 7,72 persen (disetahunkan).

“Rencana pengalokasian alat likuid menjadi kredit dari perbankan dan mendukung kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM) Bank Indonesia,” ujarnya.

Untuk meningkatkan pendanaan, bank mencari sumber pendanaan lain di luar DPK, termasuk penerbitan surat berharga dan pinjaman. Sisi permintaan juga mendukung pertumbuhan kredit dari permintaan dunia usaha, seperti aktivitas penjualan yang kuat. 

“Saat ini kebutuhan kredit keluarga sedang tinggi, khususnya KPR. Secara industri, terjadi pertumbuhan kredit yang tinggi di sebagian besar sektor ekonomi, terutama di bidang teknik, listrik, gas dan air (LGA) serta industri otomotif,” jelasnya.

Pada kelompok konsumer, pertumbuhan kredit ditopang oleh kredit investasi, kredit korporasi, dan kredit konsumsi yang tumbuh sebesar 15,20% (y/y), 11,60% (y/y) dan 10,98% (y/y) pada Juli 2024. Rain SME kredit tumbuh sebesar 11,75% (y/y) dan 5,16% (y/y). 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *