Bisnis

BRI Usulkan Skema Penyaluran KUR di Tahun 2025 Dibagi Dua, Mengapa?

thedesignweb.co.id, Direktur BRI Bisnis Mikro Jakarta Supari mengusulkan rencana penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada tahun 2025 dibagi menjadi dua, yakni mendorong inklusi dan meningkatkan skala pelaku UKM. Dia mengatakan penting untuk menerapkan skema yang berbeda dengan mengingat perbedaan kualifikasi penerima manfaat pinjaman bersubsidi pemerintah.

“KUR harus dimulai dengan rencana yang berbeda dan menurut saya rencana itu ada dua, yaitu dalam rangka inklusi dan dalam rangka persiapan wisuda atau pra wisuda,” ujarnya.

Supari menjelaskan, plafon KUR Mikro yang saat ini ditetapkan maksimal Rp 100 juta seringkali tidak terserap seluruhnya oleh peminjam. Ia mengatakan sebagian besar peminjam KUR Mikro mengambil pinjaman antara Rp30 juta hingga Rp40 juta.

“Dalam rangka inklusi agar lebih banyak masyarakat yang mengakses, pagunya hanya Rp 50 juta, selebihnya bagaimana? “Kami sedang mempersiapkan KUR untuk sarjana,” jelasnya.

Supari juga mengungkapkan, kriteria pelaku UKM memasuki tahap pra-kelulusan bisa dilihat melalui fasilitas kredit. Menurutnya, jika pelaku UKM menarik pinjaman dan dapat mengakses hingga Rp70 juta dan bertahan hingga 4 siklus pinjaman, maka pelaku usaha tersebut dinilai layak untuk ditingkatkan.

“Kalau plafon KUR di bawah Rp 50 juta, bisa akses Rp 70 juta dan menunggu 3-4 siklus, baru siap kredit dagang,” ujarnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Makroekonomi dan Keuangan Kemenko Perekonomian Ferry Irawan mengatakan pemerintah sedang menyiapkan rencana pembiayaan KUR untuk mendukung sejumlah program prioritas yang diusung Presiden Prabowo Subianto.

“Dalam berbagai rapat dan rapat kabinet, pemerintah telah sepakat untuk menggunakan KUR untuk memberikan berbagai program prioritas seperti ketahanan pangan, makanan bergizi gratis dan sektor perumahan,” ujarnya.

Oleh karena itu, program KUR diharapkan juga dapat membantu program-program prioritas tersebut, tambah Ferry.

Senada, ia menjelaskan, dalam program ketahanan pangan, secara historis sekitar 30% KUR yang disalurkan dialokasikan ke sektor pertanian.

“Jadi untuk produksi pangan dan infrastruktur, KUR bisa digunakan untuk fungsi reguler di KUR Mikro dan KUR Kecil,” jelas Ferry.

“Untuk program Makan Siang Gizi Gratis, KUR Mikro dan KUR Kecil dapat digunakan untuk membiayai para pelaku usaha di bidang akomodasi makanan dan minuman (catering),” jelasnya.

Ferry juga mengatakan, KUR juga dapat memberikan dukungan kepada petani, peternak, dan nelayan sebagai penyumbang utama bahan baku pangan dalam program makan gratis bergizi.

 

(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *