Global

Bukti Keberadaan Samudra ke-6, Ini yang Akan Terjadi pada Bumi

thedesignweb.co.id, Jakarta – Kita tahu ada lima samudera di bumi, yaitu Samudera Atlantik, Samudera Pasifik, Samudera Hindia, Samudera Arktik, dan Samudera Selatan. Namun penelitian tersebut menemukan bukti keberadaan samudra keenam.

Lautan ini diyakini berada di antara mantel atas dan bawah bumi. Lambatnya kenaikan samudra keenam membuktikan tidak akan terus seperti itu, demikian dilansir situs New Scientist, Senin (4/11/2024). Proses ini mungkin memakan waktu jutaan tahun, namun tidak dapat dihentikan.

Bukti dari analisis berlian langka yang terbentuk 660 kilometer di bawah permukaan bumi mendukung teori bahwa air laut menyertai lempeng subduksi dan memasuki zona transisi. Penemuan baru mengungkap bahwa siklus air meluas hingga ke bagian dalam planet Bumi.

Sebuah studi yang dilakukan oleh tim ilmuwan Jerman, Italia, dan Amerika, yang diterbitkan dalam jurnal Nature, menunjukkan bahwa struktur dan dinamika internal bumi dibentuk oleh batas sepanjang 660 km antara zona transisi mantel dan mantel bawah. Bukti menunjukkan bahwa zona transisi (TZ), lapisan batas yang memisahkan mantel atas dan bawah bumi, mengandung air.

Batasnya berada di kedalaman 410-660 kilometer, dimana terdapat tekanan yang sangat besar hingga 23.000 bar, yang menyebabkan mineral olivin berwarna hijau zaitun mengubah struktur kristalnya. Olivin membentuk sekitar 70 persen mantel atas bumi dan juga disebut peridot.

Para ilmuwan menganalisis berlian dari Botswana, yang terbentuk 660 kilometer di bawah permukaan planet pada antarmuka antara zona transisi dan mantel bawah. Analisis berlian menggunakan spektroskopi Raman dan spektrometri FTIR mengungkapkan inklusi ringwoodit yang mengindikasikan kandungan air yang tinggi.

Inklusi berlian berukuran 1,5 sentimeter cukup besar, sehingga komposisi kimianya dapat ditentukan secara pasti. Tim peneliti memastikan zona transisi tersebut bukanlah spons kering, melainkan banyak mengandung air.

Penelitian menunjukkan bahwa terdapat hingga 1,5 persen air di tempat ini. Meski komposisi molekulnya hanya 1 persen berupa air, artinya batuan ini mengandung air tiga kali lebih banyak dibandingkan seluruh lautan di permukaan bumi.

 

Para ilmuwan memastikan bahwa perairan baru muncul di tengah benua Afrika, yang mulai terbelah menjadi dua. Negara-negara seperti Uganda dan Zambia saat ini tidak memiliki daratan, namun mungkin akan memiliki garis pantai sendiri di masa depan.

Perubahan ini disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik, yaitu lembaran batuan padat raksasa yang menyusun kerak bumi dan mantel atas, yang juga dikenal sebagai litosfer. Lempeng tektonik terus bergerak, meski pergerakannya tidak terlihat oleh mata.

Lempeng tektonik Afrika, Arab, dan Somalia saling berdekatan, namun selama 30 juta tahun terakhir, lempeng Arab dan Somalia secara bertahap menjauh dari lempeng Afrika. Hal ini menyebabkan apa yang dikenal sebagai Keretakan Afrika Timur.

Para ahli mengatakan dibutuhkan waktu 30 juta tahun agar retakan yang sebenarnya bisa terbuka. Artinya, dapat dikatakan bahwa masyarakat Uganda atau Zambia tidak akan memiliki wilayah pesisir sendiri dalam waktu dekat.

Namun perubahan ini tidak akan berhenti. Hal tersebut dibuktikan oleh Ken Macdonald, ahli geofisika kelautan dan profesor di University of California.

Dia mengatakan bahwa dengan pengukuran GPS, para ilmuwan dapat mengukur laju pergerakan hingga beberapa milimeter per tahun. Dengan semakin banyaknya pengukuran yang dilakukan melalui GPS, kita dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang apa yang terjadi pada lempeng bumi.

Ke depan, Macdonald juga memperkirakan Teluk Aden dan Laut Merah akan membanjiri wilayah Afar dan East African Rift Valley. Tempat ini akan menjadi lautan jeruji, dan bagian Afrika Timur itu akan menjadi benua kecilnya sendiri.

(Tiffany)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *