Bursa Asia Cerah Usai Korea Selatan Sebar Kabar Gembira
thedesignweb.co.id, Jakarta – Bursa saham Asia Pasifik atau dikenal dengan bursa saham Asia sebagian besar bergerak naik pada Selasa. Kenaikan saham Asia terjadi setelah Korea Selatan mengumumkan angka inflasi Agustus turun ke level terendah dalam setahun sejak Maret 2021.
Investor melihat pertumbuhan ekonomi Korea Selatan sebagai kabar baik bagi pasar saham.
Harga konsumen Korea Selatan mencatat kenaikan tahunan sebesar 2%, turun dari 2,6% di bulan Juli. Angka ini sejalan dengan ekspektasi pers internasional dalam riset ekonomi.
Secara bulanan, CPI naik 0,4%, sedikit lebih tinggi dari perkiraan 0,3% dalam jajak pendapat.
Melansir CNBC, Selasa (3/9/2024), indeks Nikkei 225 Jepang menguat 0,18% pada awal perdagangan, sedangkan Topix menguat 0,38%.
Kospi Korea Selatan naik 0,17% dan Kosdaq yang lebih kecil naik 0,02%.
Sebaliknya, indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,39%.
Indeks berjangka CSI 300 Tiongkok Daratan berada di 3.265,4, sebagian besar datar dibandingkan penutupan sebelumnya di 3.265.
CSI 300 jatuh ke level terendah dalam tujuh bulan pada perdagangan hari Senin, terseret oleh pembeli properti.
Indeks Hang Seng Hong Kong berjangka berada di 17,671, berada di bawah HSI terakhir di 17,691.97.
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Senin sore. Penguatan IHSG digiring pada saham sektor teknologi.
Pada Senin (2/9/2024), IHSG ditutup menguat 23,79 poin atau 0,31 persen pada 7.694,52. Sedangkan indeks LQ45 naik 5,88 poin atau 0,62 persen menjadi 950,36. Ini merupakan rekor teratas lainnya yang dibuat oleh IHSG.
Kelompok riset Pilramas Investindo Sekuritas Indonesia menulis, pasar saham tampaknya merespons banyak data ekonomi manufaktur di Asia.
“PMI Manufaktur Umum Caixin menunjukkan manufaktur Tiongkok pada Agustus 2024 naik menjadi 50,4 dibandingkan 49,8 pada Juli 2024, sehingga sektor manufaktur berada pada zona ekspansi,” tulis Pilramas Group dikutip Antara.
Di sisi lain, investor telah melampirkan data terakhir yang menunjukkan kinerja manufaktur Jepang pada Agustus 2024 masih mengalami kontraksi, meski lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.
Indeks manufaktur Jepang naik menjadi 49,8 pada Agustus 2024 dibandingkan 49,1 pada Juli 2024.
Para pelaku pasar juga fokus menganalisis ekspektasi penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS), berdasarkan rilis laporan belanja pribadi yang meningkat sebesar 0,2 persen per bulan dan 2,5 persen per tahun.
Para pelaku pasar berpendapat bahwa meskipun data tersebut memberikan posisi kepada The Fed untuk memangkas suku bunganya pada akhir tahun ini, di sisi lain data tersebut juga menunjukkan bahwa perekonomian Amerika sedang sulit.
Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan laju pertumbuhan Indonesia sebesar 0,03 persen year-on-month (mtm) pada Agustus 2024.
Sementara itu, secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap tidak berubah yaitu sebesar 2,12 persen tahun-ke-tahun (yoy) pada Agustus 2024, dibandingkan 2,13 persen (yoy) pada Juli 2024, sesuai dengan ekspektasi.