Saham

Bursa Asia Dibuka Beragam, Investor Menanti Keputusan Fed

thedesignweb.co.id, Jakarta – Pasar Asia-Pasifik dibuka bervariasi pada perdagangan Selasa. Bursa saham di kawasan Asia Pasifik mengikuti kenaikan beragam di Wall Street.

Saat ini, investor di bursa Asia menunggu keputusan Federal Reserve (Fed) atau Bank Sentral Amerika Serikat (AS).

Indeks S&P/ASX 200 Australia diperdagangkan 0,44% lebih tinggi pada Selasa (17/12/2024), menurut CNBC.

Indeks saham Nikkei 225 Jepang dan indeks Topix masing-masing naik 0,34% dan 0,29%.

Sedangkan indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,28% pada jam pertama perdagangan, sedangkan KOSDAQ melemah 0,2%.

Indeks Hang Seng Hong Kong berjangka berada di level 19,755, lebih rendah dibandingkan penutupan terakhir HSI di level 19,795.49. Wall Street

Semalam di AS, Nasdaq Composite mencapai rekor tertingginya, terangkat oleh reli di sektor teknologi. Indeks yang mencakup saham sektor teknologi naik 1,24% menjadi 20.173,89,

Sedangkan S&P 500 naik 0,38% menjadi ditutup pada 6.074,08.

Rata-rata industri Dow Jones ditutup turun 110,58 poin, atau 0,25%, pada 43,717.48. Dow Jones yang berisi 30 saham turun untuk hari kedelapan, menandai penurunan terpanjang sejak 2018. Keputusan The Fed

Keputusan The Fed pada tanggal 18 Desember di AS juga akan menguntungkan bagi investor, dengan alat CME FedWatch saat ini memperkirakan peluang 98,2% untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin.

Di antara keuntungan umum, Nvidia, pembuat chip kecerdasan buatan yang telah meningkatkan sahamnya selama dua tahun terakhir, turun 1,7%. Penurunan tersebut mendorong saham ke wilayah koreksi, turun lebih dari 10% dari level tertinggi sepanjang masa di bulan November.

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Agregat (IHSG) bergerak ke zona merah pada perdagangan Senin 16 Desember 2024. Sekitar pukul 15.00 WIB, IHSG melemah 1,17 persen ke 7.238. IHSG dibuka pada level 7.304 dan bergerak pada rentang 7.320-7.204,65.

Analis mengamati, penurunan IHSG disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya melemahnya rupee dan penjualan asing. Namun sebagian besar data perekonomian kuartal keempat diperkirakan akan positif sehingga bisa menopang IHSG hingga sisa tahun ini.

“Saya simpulkan pelemahan IHSG ini disebabkan oleh pelemahan rupee dan tekanan jual dari eksternal sehingga IHSG terus melemah. Namun, masih ada harapan IHSG akan bertahan di atas level 7.245.” Kata Praktisi William Hartinto pada Senin (16/12/2024) di thedesignweb.co.id.

 

Nafan Ajay Gosta, analis data investasi senior di Myer Asset Securities, berkunjung secara terpisah, membantu pergerakan IHSG terhadap sentimen regional dan global. Dari dalam negeri, Nafan menilai pelaku pasar masih menunggu informasi neraca perdagangan Indonesia yang diperkirakan akan mengalami surplus.

“Iya pelaku pasar masih menunggu. Karena sebenarnya pelemahan IHSG sangat dalam, tapi langsung ada tekanan beli. Jadi karena itu pelemahan IHSG tidak terlalu kuat karena perdagangan Indonesia. Pelaku pasar pun masih menunggu. kemungkinan besar akan melihat saldo tambahan,” kata Nafan.

Sementara itu, dari sisi global, prospek perekonomian global diperkirakan akan tetap stabil. Menurut Naffan, faktornya tidak lepas dari fragmentasi perdagangan dan ketegangan geopolitik. Masing-masing hal tersebut juga mempengaruhi proyeksi pertumbuhan ekonomi global, seiring kita menghadapi Perang Dagang 2.0.

Dampaknya juga tergantung pada berbagai faktor. Misalnya gangguan rantai pasok yang juga berdampak pada tekanan inflasi sehingga bank sentral tidak melakukan kebijakan pelonggaran moneter yang ketat pada tahun 2025, kata Nafan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *