WEB NEWS Bursa Gembok Saham Satria Antaran Prima, Ada Apa?
thedesignweb.co.id, Jakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan suspensi atau suspensi saham PT Satria Antaran Prima Tbk (SAPKS). Penghentian sementara saham SAPKS karena terjadi kenaikan harga kumulatif yang signifikan.
“Sebagai bentuk perlindungan investor, IDKS memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham SAPKS pada tanggal 6 September 2024,” kata bursa dalam keterangannya, Jumat (9 Juni 2024).
Penghentian sementara perdagangan saham PT Satria Antaran Prima Tbk di pasar reguler dan pasar uang dilakukan. Tujuannya, memberikan waktu yang cukup bagi pelaku pasar untuk berpikir matang berdasarkan informasi yang tersedia dalam mengambil keputusan berinvestasi pada saham Satria Antaran Prima.
Mengutip data RTI, saham SAPKS naik 2,34 persen menjadi 3.060 pada Kamis 5 September 2024. Dalam sepekan, SAPX menguat 13,33 persen. Sedangkan secara year-to-date atau year-to-date (YTD), SAPX naik 157,14 persen. Open stop di INTD dan AKSI Share
Sementara saham SAPKS disuspensi, bursa membuka kembali saham PT Inter Delta Tbk (INTD) dan PT Mineral Sumberdaia Mandiri Tbk (AKSI) pada hari ini, Jumat 6 September 2024. Keduanya disuspensi pada 5 September 2024. Penghentian Sementara Saham Saham INTD dan AKSI disebabkan oleh kenaikan harga kumulatif yang signifikan. Mengutip data RTI, saham INTD menguat signifikan pada 29 Agustus 2024.
Saat itu, saham INTD ditutup melemah 35 persen ke level 162. Namun pada perdagangan berikutnya, saham INTD terkoreksi ke level 136 pada Senin 2 September 2024. Reli kembali terjadi pada 3 September 2024. Saat itu, INTD ditutup 34 persen. ,56 persen ke 183. Keesokan harinya, 4 September 2024, saham INTD menguat 34,43 persen ke 246.
Dalam sepekan, saham INTD menguat 51,85%. Secara year-to-date atau year-to-date (ITD), saham INTD naik 80,88 persen. Sedangkan saham AKSI menguat signifikan pada 27 Agustus 2024.
Saham AKSI kemudian naik 34,21 persen ke posisi 153. Penguatan berlanjut pada 28 Agustus 2024 yang membawa AKSI ke posisi 163. Namun pada 29 Agustus hingga 2 September 2024, saham AKSI anjlok ke posisi 135. Pada Selasa, 3 September, 2024 Saham AKSI kembali menghijau.
Saham AKSI ditutup menguat 33,33% ke posisi 180. Reli terus berlanjut, pada 4 September AKSI ditutup menguat 34,44% ke posisi 242. Dalam sepekan, AKSI menguat 61,33%. Secara year-to-date atau year-to-date (YTD), AKSI naik 71,63 persen.
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir menguat pada Kamis sore. Penguatan IHSG didorong oleh aksi sektor keuangan.
Pada perdagangan Kamis (9/5/2024), IHSG berakhir menguat 8,14 poin atau 0,11 persen di 7.681,04. Sedangkan indeks LK45 naik 2,08 poin atau 0,22% menjadi 943,77.
“Pasar regional Asia didominasi oleh penguatan setelah data ekonomi Amerika Serikat (AS) menunjukkan pelemahan dan semakin meningkatkan kemungkinan Federal Reserve akan menurunkan suku bunganya,” tulis tim peneliti Pilarmas Investindo Securitas dalam studi yang dikutip Antara.
Beberapa data ekonomi AS yang dirilis minggu ini adalah ISM Manufacturing PMI yang naik tipis dari sebelumnya 46.8 menjadi 47.2, dan Job Openings JOLTs yang turun dari sebelumnya 7.91 juta menjadi 7.67 juta.
Meskipun aktivitas manufaktur mengalami peningkatan, namun aktivitas manufaktur masih berada pada zona kontraksi (<50 poin).
Selain itu, penurunan penciptaan lapangan kerja JOLT yang berada di luar perkiraan pasar tentu mengindikasikan bahwa lapangan kerja terus menurun, yang tentu saja memberikan tekanan lebih besar kepada The Fed untuk menurunkan suku bunga guna menghindari resesi.
Dia juga senada dengan komentar Presiden Federal Reserve San Francisco Mary Daley, yang mengatakan The Fed perlu memangkas suku bunga untuk menjaga pasar tenaga kerja tetap sehat, namun sekarang bergantung pada data ekonomi yang masuk untuk menentukan seberapa besar penurunan tersebut.
Pada bulan September 2024, penurunan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin memiliki peluang sebesar 55 persen, sedangkan penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin memiliki peluang sebesar 45 persen, dan pada bulan ini, penurunan tersebut diperkirakan hanya sebesar 25 basis poin.
Dibuka menguat, IHSG bertahan di teritori positif hingga penutupan sesi pertama perdagangan. Pada sesi kedua, IHSG bertahan di zona hijau hingga penutupan perdagangan.
Berdasarkan indeks sektoral IDKS-IC, terdapat sepuluh sektor yang menguat, dipimpin oleh sektor keuangan sebesar 1,77%, disusul sektor real estate dan sektor barang konsumsi yang masing-masing menguat sebesar 1,66% dan 1,62%.
Sedangkan satu sektor melemah yakni energi yang melemah 0,15 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar adalah HOMI, SICO, ASRI, SSIA dan LUCK. Sedangkan saham-saham yang paling banyak mengalami pelemahan adalah BCAP, NETV, SMLE, BESS dan PTRO.
Frekuensi perdagangan saham tersebut tercatat sebanyak 1.259.968 transaksi dengan nilai transaksi 18,33 miliar lembar saham senilai Rp 9,92 triliun. 348 saham mengalami kenaikan harga, 235 saham mengalami penurunan harga, dan 211 saham tidak mengalami perubahan nilai.