Bisnis

Butuh 9 Pabrik Biodiesel tambahan untuk Produksi B50

thedesignweb.co.id, Jakarta – Pemerintah terus mendorong transisi energi. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memproduksi biodiesel. Rangkaian produk Biosolar B30 diluncurkan pada Januari 2020 dan akan terus berkembang secara bertahap hingga B40 dan B50.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan untuk mencapai bahan bakar B50, dibutuhkan sekitar tujuh hingga sembilan pabrik tambahan yang mengolah minyak sawit mentah (CPO) menjadi biodiesel.

“Makanya kita perlu membangun lebih banyak lagi, sekitar tujuh hingga sembilan pabrik, atau nanti menambah kapasitas pabrik yang sudah ada,” kata Direktur Bioenergi Kementerian ESDM Edi Wibowo pada Indonesia Palm Oil Conference (IPOC) 2024. ) ), dikutip Antara, Kamis (7/11/2024).

Penambahan pabrik pengolahan CPO ini untuk menutup kesenjangan kebutuhan konversi ke B50 yang membutuhkan 19,7 juta kiloliter biodiesel, sedangkan total produksi dalam negeri saat ini hanya 15,8 juta kiloliter.

Artinya ada sekitar 3,9 juta kiloliter yang hilang, ujarnya.

Lebih lanjut, Edi mengatakan kebutuhan produksi ini juga bisa dijadikan peluang investasi, mengingat untuk mencapai B50 diperlukan tambahan penanaman modal sebesar US$360 juta.

Bahkan, menjadi peluang investasi juga jika pemerintah harus mengeluarkan dana sekitar 360 juta dolar AS untuk investasi lebih lanjut, kata Edi.

“Kalau pabriknya tetap, mungkin nanti ditunda, itu hanya penerapan B50,” lanjutnya.

 

Sementara itu, terkait rencana penerapan B40 yang mulai diterapkan pada awal Januari 2025, pihaknya menyatakan masih belum memiliki kapasitas produksi sebesar 0,3 juta kiloliter, namun hal tersebut bisa diatasi dengan bertanya kepada 24 Lembaga Pabrik. Badan Usaha Energi (BUBBN) untuk meningkatkan produksinya. produksi.

Diketahui, pemerintah menargetkan penerapan B50 pada tahun 2026.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan pihaknya merancang konsep pembuatan solar dari tanaman menjadi biodiesel 100 (B100) sebagai upaya mewujudkan swasembada energi.

“Rencana yang dilakukan salah satunya adalah menyiapkan semua konsep hingga B100, tapi tentunya bertahap, nanti akan kami laporkan (kemajuannya),” kata Bahlil di Jakarta, Minggu (3/11).

Kini produk biodiesel yang wajib digunakan di Indonesia adalah B35 yang merupakan campuran 35 persen asam lemak metil ester (FAME) sawit dan 65 persen solar yang akan diterapkan mulai 1 Februari 2023.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *