Berita

BWI Dorong Kampus-Kampus Jadi Nadzir Wakaf Uang

thedesignweb.co.id, Jakarta Badan Wakaf Indonesia (BWI) dorong kampus menjadi pengawas wakaf Kamaruddin Amin, Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI), menyampaikan sambutan pada acara Waqf Goes to Campus (WGTC) XIV Solo Raya di kampus tersebut . Sebelas Maret (UNS) pada Rabu (11/6/2024)

Kamaruddin menuturkan, ia berharap suatu saat UNS dan kampus sekitarnya termasuk UIN bisa menjadi nadzir wakaf uang. Hal ini akan mampu menyatukan kebaikan-kebaikan yang ada pada diri mahasiswa, dosen, dan masyarakat untuk menjadikan kampus Indonesia benar-benar dinamis.

“Jadi kita akan undang mahasiswa, kita akan undang dosen, guru, dan masyarakat untuk membuat wadah yang kita namakan dana beasiswa tapi menggunakan wakaf karena dana LPDP kita tidak bisa memberikan beasiswa kepada setiap WNI,” kata Kamaruddin di UNS, Rabu (6). / 11/2024)

Ia mengatakan Indonesia membutuhkan platform dan sumber daya baru. Dana wakaf berbasis wakaf diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan pendidikan yang ada di Indonesia.

Ia mengungkapkan, wakaf wakaf yang di dunia barat disebut dengan dana tetap, memang merupakan bagian yang penting dan penting. Lebih dari 80 persen lembaga pendidikan di Indonesia, khususnya studi Islam, didukung oleh wakaf

“Ada puluhan ribu madrasah yang berada di atas tanah wakaf, begitu pula pesantren, universitas bahkan gedung pemerintahan. Kantor Urusan Agama (KUA) kita ada 1.100 buah yang berada di atas tanah wakaf dan yang paling menarik Alhamdulillah masyarakat kita kini mempunyai semangat yang tinggi terhadap wakaf ini.”

Dijelaskannya, antusiasme masyarakat terhadap wakaf meningkat sekitar 8 persen setiap tahunnya. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia mempunyai keinginan yang kuat terhadap wakaf, oleh karena itu aliran wakaf perlu dipupuk, dilestarikan dan didayagunakan potensinya.

Presiden BWI juga menyampaikan keinginannya untuk menjangkau khalayak yang lebih luas. Sehingga siapapun yang ingin berwakaf bisa melakukannya. Oleh karena itu, wakaf tidak hanya dilakukan oleh mereka yang mempunyai kemampuan dan harta. Namun juga dijalankan oleh orang-orang yang ingin berwakaf, sehingga ada wakaf uang.

“Jadi wakaf uang ini benar-benar merupakan alat yang sangat penting. Sampai saat ini belum banyak diketahui masyarakat kita, potensi wakaf uang kita di Indonesia setiap tahunnya mencapai Rp 180 triliun,” kata Kamaruddin.

 

Tegasnya, tantangannya terletak pada bagaimana menggali potensi Wakaf tunai senilai Rp 180 triliun per tahun, sehingga BWI mengadakan audiensi, seminar, konferensi, menulis jurnal, berkolaborasi dengan semua pihak. masuk universitas Pergi ke pesantren dan itu semua untuk memperkenalkan dan mengajak orang-orang untuk ikut wakaf.

“Bapak dan Ibu sekalian, Jika kita bisa mendorong generasi muda Indonesia untuk menciptakan gaya hidup wakaf, saya kira kita akan menciptakan peradaban yang sangat kuat di Indonesia. Jadi sekarang semuanya Anda bisa berdonasi meski sedikit. Bisa berdonasi maksimal 10.000 rupiah, mungkin Rp 20.000,” jelasnya.

Kamaruddin mengatakan, jika seluruh kelas menengah Indonesia bergabung bersama pelajar dalam gerakan wakaf yang sama, maka akan tercipta potensi yang luar biasa.

Dalam posisi yang sama Rektor Universiti Sebelas Maret (UNS) Surakarta Hartono mengatakan UNS berkomitmen untuk terus berperan aktif dalam memajukan masyarakat. Salah satunya adalah mendukung dan memperkuat pengelolaan wakaf yang efektif. yang berdampak luas pada berbagai sektor antara lain perekonomian, masyarakat dan pendidikan.

“Ruang lingkup nota kesepahaman antara UNS dengan perguruan tinggi di Solo Raya dan BWI akan memfasilitasi kerja sama dalam penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Terutama dalam hal peningkatan dan pengembangan kualitas sumber daya manusia,” kata Hartono.

Dikatakannya, selain penandatanganan nota kesepahaman, seminar nasional juga akan digelar untuk menjajaki kemungkinan solusi dan memaparkannya terkait wakaf yang efektif.

“Dalam konteks pembangunan nasional, wakaf yang efektif dapat memberikan kontribusi yang signifikan. Apalagi di era saat ini dimana kita perlu terus berinovasi dalam mencari solusi terhadap tantangan sosial, ekonomi, dan pendidikan,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *