Otomotif

BYD Pangkas Harga Mobil Listriknya Jadi Rp 100 Jutaan

thedesignweb.co.id, Jakarta – Raksasa otomotif China BYD terus memangkas harga mobilnya untuk menciptakan harga yang kompetitif di pasar mobil listrik. Mobil listrik BYD e2 kali ini dibanderol 89.900 yuan atau setara Rp 195 jutaan di pasar China, turun dari harga sebelumnya 102.800 yuan (Rp 233 jutaan).

Dalam beberapa pekan terakhir, BYD juga gencar menurunkan harga Seagull, Qin Plus DM-i plug-in hybrid, Dolphin dan Chaser 05 yang juga diturunkan hingga keempatnya di bawah Rp 200 juta sehingga murah. Pilihan mobil yang lebih ramah lingkungan.

Faktanya, sejak 18 Februari, BYD telah menurunkan harga hampir seluruh mobilnya seiring melemahnya penjualan kendaraan listrik global.

Dengan kisaran harga tersebut, Tiongkok semakin tak terkalahkan dalam persaingan harga di pasar kendaraan listrik global yang saat ini tengah menjalani transisi energi ke elektrifikasi.

BYD e2 Honor Edition menggunakan baterai Blade LFP BYD, yang menggerakkan motor listrik depan berkekuatan 94 tenaga kuda.

Meski dibanderol murah, model ini diklaim mampu menempuh jarak 405 km.

Ia juga memiliki fitur-fitur utama yang diklaim melebihi harga jualnya, seperti layar infotainment sentral dengan fungsi putar yang sama seperti BYD Atto 3, panel instrumen 8,8 inci, dan pompa panas yang sering ditemukan pada mobil-mobil berspesifikasi tinggi. Varian.

Eric Han, manajer senior di Suoleui Advisory Firm yang berbasis di Shanghai, dikutip oleh South China Morning Post mengatakan bahwa BYD membantu mempromosikan transisi ke kendaraan listrik di Tiongkok.

“BYD tampaknya sangat agresif dalam mendorong peralihan dari mobil berbahan bakar bensin ke kendaraan listrik di industri otomotif tanah air,” jelas Eric Han.

“Model berbiaya rendah juga akan menarik konsumen berpendapatan menengah yang sensitif terhadap harga dalam prospek perekonomian yang bearish,” tambah Eric.

Menurutnya, penurunan harga yang terus menerus dilakukan oleh produsen dan pemerintah China juga memaksa para pengemudi di China yang sebelumnya hanya menunggu, akhirnya memutuskan membeli kendaraan listrik.

Tidak hanya kompetitornya di luar negeri, banyak kompetitor BYD dalam negeri seperti Xpeng, Zeekr dan SAIC-GM-Wuling yang berusaha keras mengikuti langkah BYD untuk menurunkan harga model terlarisnya di pasar kendaraan listrik.

Namun, situasi penjualan BYD baru-baru ini bukanlah yang terbaik, menurut South China Morning Post. Pasalnya, perseroan mengalami penjualan yang turun hampir 40% pada Februari menjadi 122.311 unit, terendah sejak Mei 2022.

Namun, sekitar 40% mobil baru yang beredar di jalanan Tiongkok kini bertenaga baterai.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *