Teknologi

CEO Intel Pat Gelsinger Resmi Mundur, Siapa Penggantinya?

thedesignweb.co.id, Jakarta – Pat Gelsinger, CEO Intel, resmi mengundurkan diri dari raksasa chipset terkemuka mulai tahun 2021. Keputusan ini berlaku mulai tahun 2024. 1 Desember

Pengumuman ini mengejutkan banyak negara, terutama karena tidak ada pemerintahan sebelumnya. Hingga saat ini, alasan keluarnya Pat Gelsinger dari Intel belum dapat dijelaskan sepenuhnya.

Hal ini menyebabkan banyak orang di industri teknologi mempertanyakan mengapa CEO Intel mengundurkan diri dari perusahaan.

Tak lama setelah berita itu tersiar, operator lapis kedua menunjuk David Zinsner (Chief Financial Officer) dan Michelle Johnston Holthaus (Chief Product Officer Intel) sebagai direktur sementara.

Holthaus akan bertanggung jawab untuk mengawasi lini produk Intel, termasuk server, pusat data, dan sistem edge, lapor Gizchina, Sabtu (12/7/2024).

Dalam pernyataannya, mantan eksekutif Intel tersebut berbagi pemikirannya tentang kepemimpinan Intel. “Memimpin Intel merupakan kehormatan dalam hidup saya,” katanya. 

Ia pun mengakui bahwa tahun lalu merupakan tahun yang sulit namun juga mengasyikkan. Gelsinger juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim Intel atas dukungan dan kerjasamanya.

Kepergian Gelsinger terjadi pada saat yang kritis bagi Intel. Perusahaan ini bekerja keras untuk mendapatkan kembali posisinya sebagai pemimpin di pasar chipset, bersaing dengan raksasa seperti AMD dan Qualcomm.

Dalam upaya menjaga keamanan perusahaan, Intel telah memulai proses pencarian CEO Intel yang baru. Langkah ini merupakan momen penting dalam sejarah perusahaan, sekaligus menentukan arah strategi teknologi mereka di masa depan.

Meski alasan pengunduran dirinya belum dipublikasikan, warisan Gelsinger sebagai salah satu orang paling berpengaruh di dunia dalam bidang teknologi tetap kuat.

Semua mata kini tertuju pada langkah baru CEO Intel dengan absennya Gelsinger. Bisakah Anda bersaing dengan AMD dan Qualcomm lagi?

AMD dan Intel, dua raksasa teknologi yang secara tradisional sangat kompetitif, kini telah bergabung untuk membentuk x86 Ecosystem Advisory Group yang baru.

Langkah tersebut bertujuan untuk memperkuat dominasi memori x86 di antara prosesor berbasis RAM Qualcomm yang sedang dipopulerkan belakangan ini.

Kombinasi tersebut menarik banyak perhatian karena Intel dan AMD dikenal sebagai pesaing yang menghasilkan produk terbaik di dunia.

Kini AMD dan Intel bekerja sama untuk membentuk masa depan komputasi dengan fokus kompetitif pada konvergensi dan integrasi arsitektur x86.

Seperti yang Anda ketahui, arsitektur mikroprosesor x86 telah menjadi tulang punggung komputer modern selama 50 tahun terakhir, dan Intel serta AMD adalah dua pemimpin utama dalam manufaktur berbasis x86 saat ini.

Namun dengan bangkitnya ARM, penggunaan Qualcomm pada produk PC dan Mac terbaru dari Apple, Intel dan AMD melihat adanya ancaman serius.

Qualcomm yang sudah terkenal di pasar ponsel kini telah memboyong chipset berbasis ARM-nya ke dunia PC melalui laptop Snapdragon X Elite dan Copilot.

Menurut beberapa perkiraan, pada tahun 2029 ARM akan menguasai 40 persen pasar laptop dan 20 persen penjualan tahun depan.

Intel dan AMD tidak dapat mengabaikan angka ini karena sebagian besar komputer desktop dan laptop menggunakan prosesor x86.

Seiring dengan semakin berkembangnya dominasi ARM, persaingan kedua chipset tersebut akan terus memanas sehingga memberikan lebih banyak pilihan kepada konsumen.

Di sisi lain, ada rumor menarik di industri elektronik bahwa Qualcomm ingin mengakuisisi sebagian bisnis chip Intel untuk meningkatkan penjualan perusahaan.

“Pembuat chip telah mempertimbangkan untuk membeli saham Intel, yang sedang berjuang untuk mendapatkan uang tunai dan ingin memisahkan unit bisnis dan menjual aset lainnya,” lapor Reuters, Jumat (06/09/2024).

Bisnis chip Intel sangat menarik bagi para eksekutif Qualcomm, tetapi mereka mempertimbangkan semua aspek desainnya. Namun menurut sumber lain, Qualcomm tidak tertarik dengan bisnis server Intel.

Qualcomm mengatakan belum berbicara dengan Intel mengenai akuisisi tersebut dan menolak mengomentari rencana perusahaan.

Intel sangat berkomitmen terhadap bisnis PC,” ujar juru bicara Intel. Sementara itu, Qualcomm menolak berkomentar.

Qualcomm, yang memiliki kekayaan $184 miliar (sekitar $2,833 miliar), telah berencana membeli sebagian bisnis Intel selama berbulan-bulan.

“Kepentingan dan rencana Qualcomm belum final dan masih bisa berubah,” kata sumber itu.

Sebelumnya dikenal sebagai Intel Marketing Sebelum memasarkan, mitra Intel membuat laptop dan komputer desktop yang digunakan pada perangkat di seluruh dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *