Saham

Cerita Atlet Panjat Tebing Veddriq Leonardo Investasi Saham, Cuan Berapa?

thedesignweb.co.id, Atlet pendakian Jakarta Wedrick Leonardo rupanya tercatat sebagai salah satu investor saham tersebut. Vedrik mulai berinvestasi dan menguji produk pasar modal di masa pandemi Covid-19.

Vedrick mengatakan dia adalah investor dengan profil konservatif dan umumnya mengambil risiko lebih kecil. Dimana dia berinvestasi untuk jangka panjang. Dalam pemilihan saham, Wedrick juga mencermati saham-saham yang memiliki potensi keuntungan jangka panjang.

“Investasi saya masih berisiko rendah. Jadi hal-hal seperti emas, tanah, properti. Saya juga pernah berkecimpung di reksa dana dan saham, tapi kata saham itu blue chip, kata Vedric Leonardo kepada wartawan di Gedung Bursa, Rabu. (30/10/2024).

Di masa pandemi Covid-19, Vedrick menilai banyak saham yang menarik. Wedrick juga memantau kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang menjadi acuannya untuk masuk pasar modal.

Saat itu, Vedrick melihat ada peluang baginya untuk mengakumulasi saham-saham yang ditolak pelaku pasar. Dia mengamati IHSG sekitar 4000 tahun dan sekarang sudah 7000 tahun.

“Jadi pasar saat itu sangat panas. Harga masih menarik. dimulai sekitar 4.000 dan sekarang menjadi 7.800,” kata Wedrick. Opsi Saham

Selain saham berkapitalisasi besar, sektor favorit Wedrick adalah saham energi dan/atau mineral. Secara total, investasi Wedrick mewakili 15-20 persen dari total aset yang dimilikinya. Dana yang ia gunakan untuk berinvestasi termasuk bonus setelah memenangkan kompetisi.

“Saya lebih memilih (sektor) ekstraktif seperti pertambangan. Itu sebabnya saya berinvestasi dengan fokus pada capital gain dan dividen. Itu sebabnya saya tidak berdagang,” jelas Wedrick.

Karier seorang atlet merupakan impian yang diminati banyak orang. Meski demikian, diakui karir para atlet tergolong singkat. Untuk itu, Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Zannuba Arif Chafsoh atau Yenni Wahid mengajak para atlet binaannya untuk memahami investasi sebagai upaya mempersiapkan finansial untuk masa depan ketika sudah tidak lagi menjadi atlet aktif.

“Jadi bagaimana kita memastikan bahwa uang hasil kerja keras mereka dapat disimpan, diinvestasikan dan dikembangkan lebih lanjut agar mereka lebih nyaman dalam menjalani masa pensiun di masa depan,” kata Yenni di gedung Bursa, Selasa (29/10). /2024).

Yenni Wahid mengatakan, banyak olahragawan panjat tebing yang dibinanya belum melek investasi. Oleh karena itu, ini menjadi sasaran empuk bagi investasi palsu. Hal ini mendorong Yenni bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk memberikan pengetahuan pasar modal kepada para atlet.

“Para pendaki olahraga Indonesia tidak jauh berbeda dengan masyarakat Indonesia pada umumnya. Artinya, literasi keuangan mereka masih perlu ditingkatkan dan mereka masih berpotensi menjadi korban investasi bodong. Jadi, ada atlet kita yang terlibat dalam perdagangan pekerjaan, orang-orang yang ada yang tertimpa pinjaman, ada yang berjudi di internet,” kata Yenni. Waspadai jebakan investasi yang salah

Faktanya, Yenni mengatakan kerugian akibat investasi bodong mencapai jutaan dolar. Oleh karena itu, Federasi berharap edukasi pasar modal bagi atlet panjat tebing dapat meningkatkan potensi investasi para atlet.

“Kerugiannya kerugiannya jutaan. Jadi saya langsung berpikir, tahukah Anda kenapa tidak bicara dengan saya? Ini uang yang Anda hasilkan dengan susah payah, sayang sekali,” kata Yeni.

Sebagai langkah pertama. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bermitra dengan Heritage Amanah International dan Federasi Pendakian Indonesia (FPTI) menyelenggarakan kegiatan Ring the Bell for Financial Literacy (RTBFL).

Kegiatan tersebut merupakan kampanye global yang diluncurkan oleh International Organization of Securities Commissions (IOSCO) dan dirayakan oleh bursa anggota World Federation of Exchange (WFE) di seluruh dunia untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pendidikan dan perlindungan investor. Selain itu, pelatihan juga diharapkan dapat dilanjutkan di klub-klub yang ada di daerah.

“Jadi mungkin dulu di tingkat nasional, dari para atlet panjat tebing yang berlatih di tingkat nasional, kita ingin mendatangkan atlet-atlet dari daerah, daerah, kota, kabupaten bahkan klub untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Kalau begitu berarti kedepannya masa depan mereka lebih terjamin, tapi mencerminkan apa yang terjadi di masyarakat,” pungkas Yeni.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *