Berita

Cerita di Balik Menyambung Indonesia Lewat Merdeka Sinyal

thedesignweb.co.id, Jakarta Para remaja beristirahat sejenak di bawah pohon, berjemur di bawah terik matahari. Mengaum di bawah pepohonan. Remaja tersebut berasal dari Desa Aora di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Wanita khas Nusa Tenggara Timur tampil cantik dengan kebaya oranye dan sarung jingle hitam.

Temannya, yang sudah lama bersenang-senang, berteriak di antara mereka. Kedua tangannya mencengkeram sisi ponsel. Matanya tidak lepas dari layar ponsel. Saya tidak tahu apa yang dia lihat. Ia sesekali melirik ke arah jurnalis yang sedang berbincang. 

Senyum kecil muncul di wajahnya, gigi putih bersih. Ia dibuat penasaran saat sang jurnalis menyebut nama artis kondang Rafi Ahmed. Dia hanya tersenyum dan menolak berkomentar. Sesaat kemudian, matanya kembali menatap layar ponsel.

Di paling kiri, Vivian ikut mengaum. Rambutnya dikepang rapi ke belakang. Hari itu, Vivien dan teman-temannya menyaksikan momen tak terlupakan dalam hidupnya. Bertahun-tahun hidup dalam isolasi digital, mereka akan merasakan nikmatnya hidup seperti rekan-rekan mereka di kota-kota besar nusantara.

Kafe tidak akan meninggalkan pusat perbelanjaan sendirian. Vivian dan kawan-kawan menghadiri pembukaan menara BTS USO (Universal Service Obligation) pada 28 Oktober 2019. Sekitar empat tahun lalu, menara ini dibangun oleh Kominfo, operator telekomunikasi swasta dan Badan Ketersediaan, Telekomunikasi, dan Informasi (Bakti). . 

Warga Vivian dan Aewora patut mendapat dorongan. Maklum, Aewora merupakan desa yang tergolong dalam Daerah Tertinggal, Terluar, dan Terdepan (3T) Kabupaten Ende. Internet merupakan sebuah kemewahan bagi warga desa ini. Jangankan menonton artis idola, apalagi bermain game di ponsel. Mendapatkan sinyal internet saja bukanlah hal yang main-main. 

Vivian masih ingat betapa sulitnya menampilkan gambar sinyal di layar ponsel. Hanya satu bar akan membuat Anda bahagia. Apalagi naik empat kali lipat. Sinyal ponsel memiliki akses internet yang kuat. Sinyal merupakan komoditas langka di Desa Aewora sebelum tahun 2019. 

“Ada yang mencari sinyal, bahkan memanjat pohon, bahkan lemari,” kata Vivien, yang saat itu masih duduk di bangku kelas tiga SMA, menceritakan kebiasaan warga desanya. 

Warganya tidak patah semangat karena tidak pandai memanjat pohon. Mereka berjalan beberapa kilometer untuk mencari sinyal. “Paling jauh ke Pantai Pasir Putih,” ujarnya. 

Eustace, warga desa yang sama, meyakini pengalaman tersebut benar adanya. Di usianya yang ke-52, ia kembali ke kawasan Tanjung setiap hari. Jarak dari desa 3 km. Pada siang hari, tuba Eustachius dapat bergerak maju mundur sebanyak 4-5 kali untuk mencari sinyal. Connect untuk berhubungan dengan sanak saudara, sahabat atau saudara.

Anton David Dala, sesepuh desa, mengamati kebiasaan warganya. Warga desa Aewora kerap dipanggil berkali-kali untuk mencari sinyal bahwa nama panggilannya adalah yang memiliki akses internet terkuat. 

“Di beberapa tempat, warga punya yang disebut batu sinyal atau pohon sinyal. Mereka sering berkumpul disekitarnya untuk berkomunikasi,” kata David. 

 

BTS USO di Desa Aewora yang ditinggikan antara 42-72 meter di atas lahan 20×20 meter ini bukan satu-satunya di nusantara. Ada ribuan BTS serupa yang berdiri tegak. Semua di daerah 3T Indonesia yang namanya mungkin tidak akan pernah diketahui apalagi dikunjungi orang asing.

Program BTS telah dilaksanakan sejak tahun 2015 di wilayah 3T dan lokasi prioritas. Setahun setelah Joko Widodo menjabat Presiden RI periode 2014-2019. Komunikasi terbuka mewakili isolasi. Menjangkau daerah-daerah yang belum tersentuh layanan telekomunikasi atau kesenjangannya.

“Kita memerlukan koneksi dari pulau ke pulau, provinsi ke provinsi, daerah ke daerah untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa,” kata Presiden Jokowi saat peresmian BTS di Talawa, Sulawesi Utara. Pada akhir tahun 2023.

Impian besar Indonesia untuk membebaskan setiap sentimeter tanah merupakan sinyal bahwa Indonesia tidak akan berhenti berupaya. Lihat data BAKTI Kominfo terkini. Pada akhir tahun 2023, total wilayah yang memiliki akses Internet mencapai 18.697 tempat. Dari jumlah tersebut, 4.063 situs menggunakan Internet Satria. Sisanya sebanyak 14.634 situs menggunakan internet non Satria. 

Jumlah BTS yang sudah aktif tidak boleh dilampaui. BTS saat ini mengudara di 7.283 lokasi di Indonesia. Penjelajahan internet juga semakin pesat karena BTS 4G sudah digunakan di 5.618 lokasi. Sisa BTS USO dikerahkan di 1.665 lokasi.

Sebaran akses internet hampir merata di setiap pulau. Sebagai pulau paling barat Indonesia, Sumatera sudah memiliki 4.527 lokasi. Di Kepulauan Bagian Timur, Papua sudah memiliki 2.805 tempat yang memiliki akses Internet. 

Ribuan akses Internet juga tersedia di pulau-pulau lain. Hingga akhir tahun lalu, Kalimantan memiliki 2.130 akses internet, Sulawesi 2.672 akses internet, Jawa 2.142 akses internet, Maluku 1.426 akses internet, dan Bali-Nusa Tenggara 2.995 akses internet. 

Akses internet bukan hanya untuk hiburan. Kebutuhan pendidikan dipenuhi oleh total 8.830 atau 47,2% posisi distribusi akses internet. Sebanyak 5.228 jabatan (28%) digunakan untuk jabatan negara dan 2.614 jabatan (14%) untuk bidang kesehatan. 

Layanan akses internet juga diperuntukkan bagi pusat kegiatan masyarakat di 736 tempat (3,9%), 665 tempat ibadah (3,6%), 334 tempat pertahanan dan keamanan (1,8%), 137 tempat wisata (0,7%), 115 lokasi dengan layanan bisnis. (0,6%) dan 38 tempat angkutan umum (0,2%).

Membangun konektivitas digital di Indonesia bukan hanya soal lahan. Akash juga meraih prestasi bersama Satria. Singkatan dari Satelit Negara Republik Indonesia. Diluncurkan pada tahun 2019 sebagai bagian dari kolaborasi antara PT Pasifik Satellit Nusantara (PSN) dan Bakti Kominfo, proses konstruksi SATRIA akan dimulai pada akhir tahun 2022 di pabrik dirgantara Perancis, Thales Alenia Space.

Dengan bantuan penyedia peluncuran roket SpaceX, perusahaan milik Elon Musk, SATRIA memulai eksplorasi luar angkasa pada 16 Juni 2023 dari Tanjung Canaveral, Florida, AS, dengan singgah di orbit sekitar nusantara. 

Dirancang khusus menggunakan teknologi High Throughput Satellite (HTS), SATRIA berkapasitas 150 Gbps dapat melayani kurang lebih 150.000 titik akses Internet. Mendukung konektivitas internet pada 93.900 situs sekolah dan pesantren, 3.700 pusat kesehatan masyarakat atau fasilitas kesehatan, serta 3.900 situs layanan keamanan masyarakat (comtibmas) di wilayah 3T untuk mendukung kebutuhan administrasi keamanan dan ketertiban masyarakat.

SATRIA juga dapat menjangkau 47.900 lokasi kantor kota/kabupaten/upazila dan kotamadya daerah lainnya. Perannya untuk mengoptimalkan efektivitas dan efisiensi pelayanan elektronik administrasi publik atau SPBE. Belum lagi 600 tempat pelayanan umum lainnya.

Dengan SATRIA-1 diharapkan dapat menjangkau sekitar 45 juta masyarakat Indonesia yang masih belum memiliki akses internet.

 

Ribuan BTS yang dibangun di SATRIA dan di pulau-pulau tersebut tidak hanya dimaksudkan untuk menghilangkan wilayah yang konektivitas internetnya buruk. Kehadirannya membuka harapan dan impian baru. Warga kawasan 3T paling merasakannya. 

Shuni Sukh Dimas Ariadi Dharmawan. Pria tersebut bertugas di satuan keamanan perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan Utara. Sebagai seorang prajurit, Demas kini bisa menjalankan tugas ringan. Akses internet memudahkan untuk melaporkan apa yang terjadi saat bertugas di perbatasan.

“Kami berharap jangkauan layanan fasilitas internet ini dapat diperluas sehingga seluruh pos di wilayah perbatasan dapat memanfaatkannya untuk keperluan pertahanan negara,” desak Dimas yang sempat berdialog langsung dengan Presiden Jokowi.

Netti pun berbagi kegembiraannya. Dia adalah seorang remaja putri yang bersekolah di SMP di Aewore. Sebelum ada Internet, Nettie selalu terkesan dalam menyelesaikan tugas kuliahnya. Apalagi ujiannya sudah dekat. 

Informasi yang didapatnya dari buku teks sangat terbatas. Netty butuh pengetahuan lebih. Memperoleh ilmu yang sayangnya hanya bisa diperoleh dengan akses internet. 

“Internet jarang digunakan untuk mengerjakan tugas sekolah karena di sana tidak ada apa-apa,” ucapnya sendu.

Kehadiran BTS USO di desanya menghapus kepedihan Nettie. Rasa haus akan ilmu pengetahuan mudah terpuaskan. Tidak perlu lagi berjalan kaki berkilo-kilometer atau memanjat pohon sinyal.

 

 

(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *