Chiki Fawzi Luncurkan Koleksi Fesyen yang Desainnya Terinspirasi Kebiasaan Harian Marissa Haque
LIPUTAN6.
Chiki sekali lagi menawarkan karya makna penuh pada fumstry Rodny 2025. Chikigo, merek denim Spanyol, bekerja sama dengan Lois, Koleksi Khusus “dan Gelthis Series”.
Berbeda dengan koleksi sebelumnya dengan tema seri Palestina, Chiki kali ini meningkatkan tema yang lebih pribadi. Seri Ngethis, yang berarti minuman atau minuman dalam bahasa Jawa. Koleksi ini terinspirasi oleh kebiasaan almarhum ibunya Marissa Haque, yang selalu mengisi meja makan dengan berbagai makanan ringan, terutama selama Ramadhan.
“Saya ditipu, diundang untuk membawa topik di luar seri Palestina dan akhirnya merilis tema baru, seri Nglethis,” kata Chiki kepada Kamis 2025 pada konferensi pers pada tahun 2025 di Jakarta.
“Seri ini sangat pribadi bagi saya, terinspirasi oleh kebiasaan ibuku, sementara dia masih hidup. Setelah mengajar, dia selalu membeli minuman setelah mengajar dan masih diatur di meja makan untuk makan bersama,” kata Chiki di Muffest Conference di JICC, Jakarta pada hari Kamis, 2025.
Desain Seri Lois Nhits -Jeans, seperti ilustrasi meja makanan yang penuh dengan minuman, kue, kue, lupisiskake, tulip, gambar berbeda yang penuh memori dituangkan. Menurut Chiki, almarhum ibunya menyukai kue tulip dan lupin.
Bagi Chiki, menggambar bukan hanya hobi, tetapi juga cara untuk mengelola emosi dan perasaan saluran yang sulit diungkapkan dengan kata -kata. Oleh karena itu, bagi Chiki, koleksi seri Nglethis juga merupakan ekspresi dari keinginan mendalam untuk almarhum ibunya.
“Itu bisa menyembuhkan keinginan saya untuk ibu saya yang sudah meninggal, karena tampaknya setelah mengalaminya, itu sangat sulit bagi orang -orang yang meninggal. Jadi saya menarik perlakuan mekanisme,” Ikang Fawzi menjelaskan. Acara ini menjadi pengalaman kedua bagi Chiki, yang dapat berpartisipasi dalam acara Muffest.
Dia mengaku antusias dan mengucapkan terima kasih atas kepercayaan untuk menyajikan karya terbarunya. Dari delapan penampilan, lapisan yang solid ditawarkan oleh lapisan atau orang awam oleh merek Chikigo.
Sebagai jaket yang dalam ada blus dan kemeja biasa yang menciptakan motif bergaris saat memilih. Selain celana, bawahan juga menawarkan pasta rok panjang. Memilih warna warna yang cerah dan ceria yang menggambarkan jiwa seorang wanita aktif yang juga mewakili pemilik merek.
Muslim Fashion Festival (Muffest+) 2025 memasuki tahun ke -10. Tahun ini, tema Muffest 2025 adalah tema “gaya”, yang menggabungkan sejumlah gaya desainer dari kepulauan literatur minimalis hingga signifikan sebagai bentuk solidaritas.
“Ini adalah salah satu topik di mana ada solidaritas dan persahabatan dalam perjalanan menuju sepuluh tahun yang kita, Tuhan, akan berkontribusi pada kelahiran merek yang nantinya bisa berada di seluruh dunia,” kata wakil jubah Lisa Fitria (IFC) Lisa Fitria selama konferensi pers 2025.
Tahun ini, Muffest+ 2025 juga merupakan kedatangan platform Jenama -Gigital di luar negeri, yang dimiliki oleh Türkiya Nikiar Purmabiet. Mereka akan memberikan pendidikan dan mengamati sejauh mana pengembangan industri mode Muslim di Indonesia untuk mempengaruhi permata internasional untuk menambah properti modis ke koleksinya.
Nikiara akan datang ke sini nanti, khususnya untuk bertemu dengan teman -teman merek yang ada di sini untuk membahas bagaimana merek Indonesia dapat memasuki pasar dunia, yang tentu saja yang paling penting, adalah Timur Tengah dan Eropa, ”jelas Lisa.
Muffest+ juga berkomitmen untuk mendukung genfel lokal untuk membawa investor untuk bekerja dengan desainer sebagai upaya menjadikan Indonesia pusat properti mode dunia.
Ada juga berbagai inovasi seperti kombinasi pakaian Muslim dengan literatur kepulauan yang semakin diinginkan. Banyak desainer mulai melakukannya, salah satunya adalah Dyah Andari.
Ini membawa kombinasi kain Sasirangan dari Banjarmasin di Calimantan selatan dengan sentuhan gaya Barok -Styl -koleksi mode kesayangan selama peredam kejut 2025 dengan Bank Indonesia (BI) membawa berita paling penting dari Lastro atau zat Indonesia ke level lain atau ke level berikutnya.
Dalam koleksi ini, Ayu terinspirasi oleh Baroque, yang terkait dengan koleksinya yang disebut “Roserane Eternal” yang diterbitkan di Prancis pada akhir 2024, tetapi kali ini dengan sentuhan sastra atau zat. Koleksi ini menunjukkan pengaruh budaya sastra Indonesia tradisional dengan pola modern.