Daaz Bara Lestari Bakal Jadi Pendatang Baru di BEI
thedesignweb.co.id, Jakarta – PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ), perusahaan grosir logam, perusahaan perdagangan bijih logam dan jasa kegiatan akan mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, November. 11 2024.
Berdasarkan keterbukaan informasi di BEI, Daaz Bara Lestari mencatatkan 1.997.000.000 saham di BEI atau 1,99 miliar lembar saham. Saham yang dicatatkan tersebut meliputi 300 juta saham perdana, 1,69 miliar saham pendiri dengan nilai Rp 100 per saham.
Berdasarkan pengumuman perseroan, perseroan mematok harga saham perdana sebesar Rp 880 per saham. Total nilai penawaran umum perdana (IPO) atau penawaran umum perdana DAAZ adalah Rp 264 miliar.
Seluruh dana hasil penawaran umum perdana ini, setelah dikurangi seluruh biaya emisi terkait, akan digunakan Perseroan untuk membeli bijih nikel.
Pembelian dan penjualan bijih nikel dari PT Nusajaya Persadatama Mandiri sebesar 70 persen dan sisanya 30 persen dari PT Tiran Indonesia.
Mengingat perjanjian terkait pembelian bijih nikel merupakan kontrak jangka pendek (tidak lebih dari satu tahun), maka perseroan akan selalu berusaha untuk memperpanjang kontrak, melakukan renegosiasi atau mencari peluang atau potensi kontrak dengan pihak ketiga untuk setiap pembelian nikel. Bijih. Perjanjian.
Dana IPO juga akan digunakan perseroan untuk modal kerja yang akan digunakan antara lain untuk biaya tenaga kerja dan biaya transportasi.
Selain itu, dana tersebut akan digunakan untuk pinjaman kepada anak usaha yakni PT Bara Makmur Dwitama (BMD) dan PT Indo Lautan Energi (ILE).
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan (RKAT) 2025 menetapkan beberapa asumsi periode ini berdasarkan kondisi makroekonomi, antara lain penurunan inflasi dan suku bunga global, seperti. Serta peningkatan potensi dari sisi emiten dan pasar modal.
Presiden BEI Iman Rachman mengatakan hipotesis tersebut tidak lepas dari optimisme terhadap kebijakan perekonomian yang telah ditetapkan pemerintahan baru.
Pada tahun 2025, Bursa menargetkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) mencapai Rp 13,5 triliun per hari dengan total 242 hari perdagangan. Angka tersebut lebih banyak dibandingkan revisi RKAT tahun anggaran 2024 yang sebesar Rp12,25 triliun.
Asumsi ini didasarkan pada tren penurunan inflasi dan suku bunga di seluruh dunia yang telah diturunkan oleh The Fed sebesar 50bps dan diperkirakan akan turun lagi pada tahun depan. Kedua, terkait dengan kebijakan ekonomi pemerintahan baru, yaitu PDB. targetnya adalah, kata Iman dalam jumpa pers RUPSLB BEI, Rabu (23/10/2024), secara historis 8% pertumbuhan PDB 5 tahun terakhir adalah 5%,” kata Iman dalam konferensi pers RUPSLB BEI, Rabu. (23/10/2024).
Jumlah saham pada tahun 2025 sebanyak 407 saham yang mencakup saham, obligasi, dan daftar saham lainnya termasuk dana yang diperdagangkan di bursa (ETF), dana investasi real estat (DIRE), dana investasi infrastruktur (DINFRA), dan saham pendukung. . Aset (EBA), serta penerbitan surat berharga terstruktur. Jumlah tersebut masih lebih tinggi dibandingkan target pencatatan saham tahun ini yang ditetapkan sebanyak 340 saham pada akhir tahun 2024.
“Jadi untuk pencatatan saham baru tahun 2024 ada 407 saham, (termasuk) 66 saham. Dan tahun 2024 targetnya 340 efek baru dengan 62 portofolio,” kata Iman.
Dari sisi permintaan, bertujuan untuk menambah 2 juta investor baru pada tahun 2025. Secara umum, RKAT 2025 berfokus pada pendalaman pasar melalui produk dan layanan baru serta perluasan pasar derivatif keuangan.
BEI akan fokus pada pengembangan sejumlah RK yang bertujuan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan, meningkatkan perlindungan investor, memberikan layanan informasi yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah, dan meningkatkan teknologi yang digunakan BEI.
Mempertimbangkan seluruh tujuan yang telah disusun dan direncanakan, BEI juga mengumumkan prakiraan pelaksanaan pekerjaan keuangan pada tahun 2025. Total pendapatan BEI diperkirakan meningkat sebesar 9,01% menjadi 1,78 triliun RKAT dari RKAT versi revisi 2024 sebesar 1,64 triliun Rp.
Laba bersih tahun 2025 diperkirakan meningkat 1,53% menjadi Rp 275,02 miliar dari revisi RKAT 2024 sebesar Rp 270,90 miliar.
Untuk seluruh proyeksi keuangan ini, rasio biaya terhadap pendapatan perusahaan adalah sebesar 81,4% atau kurang dari tingkat rata-rata sejak tahun 2014.
BEI juga menghitung kecukupan belanja investasi pada tahun 2024, dilihat dari total kas, setara kas, dan aset keuangan lainnya yang tersisa melebihi Rp3,1 triliun atau meningkat 2,6% dari revisi RKAT 2024.
Terakhir, untuk seluruh kegiatan BEI tahun depan, perkiraan total aset mencapai Rp 7000 miliar dengan total aset lebih dari Rp 6 triliun pada akhir tahun 2025.