Daihatsu Pertahankan Merek Terlaris Kedua di Indonesia Selama 16 Tahun
LIPUTAN6.com, Jakarta – Industri otomotif menghadapi kondisi yang sangat menantang sepanjang tahun 2024. Namun, tahun lalu, empat putaran penjualan secara nasional mencapai 889.000 unit ritel ritel atau konsumen.
Sedangkan untuk Dahatsu sendiri, penaklukan penjualan ritel terdaftar mencapai 168.000 unit pada tahun 2024. Nilai ini menyumbang 18,9% dari partisipasi nasional National Auto Market.
Berbicara tentang model, lebih dari 2024, penjualan Dahatssu didukung oleh tiga pahlawan, Dahatsu Sigra, yang menjadi pembayar pajak utama, dengan penjualan 54,366 miliar kendaraan atau 32% dari mereka.
Selain itu, unit 41.703 Gran Max dipasangkan dengan kendaraan komersial atau berkontribusi 25%, dan unit karier adalah 19.873 atau berkontribusi sekitar 12%.
Sri Agung Handeyani, Direktur Pemasaran dan Direktur Komunikasi Korporat di PT ADM, bersyukur atas partainya untuk menutup 2024 dan dapat mempertahankan tempat kedua dalam penjualan mobil nasional selama 16 tahun berturut -turut.
“Kami berkomitmen untuk menyediakan beberapa fasilitas sehingga pelanggan dapat memiliki mobil Dahatsu, terutama pembeli mobil pertama,” kata Sri Agung Handeyani dalam pernyataan resmi pada hari Senin (10/20/2025).
Pada tahun lalu, 3 jenis adalah pilihan utama bagi orang Indonesia, Dahatsu Sigra memiliki pangsa pasar 58% di segmen LCGC MPV, diikuti oleh pangsa terbesar 56% di pasar Low-End Pick UPP, sementara Gran Max Mini Bus memiliki 91% pangsa semi-stok.
PT Astra Dahatsu Motor (ADM) tetap optimis pada tahun 2025, meskipun harus menghadapi tantangan serius dalam bentuk perubahan kebijakan pajak. Peningkatan PPN (PPN) dari 11% menjadi 12%, pajak, yang Opsen dimulai pada Januari 2025 adalah perhatian utama industri otomotif.
“Kami berharap pasar akan meningkat awal tahun ini. Dengan pengembangan pemerintah baru, kebijakan yang diharapkan akan diadopsi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia, keduanya dalam 100 hari pertama, ”
Dia juga menghargai tahap di mana pemerintah memberikan perlakuan istimewa kepada berbagai provinsi ketika menerapkan kebijakan pajak. “Beberapa daerah bahkan telah menunda penerapan aturan ini selama 3 hingga 12 bulan. Berkat pemerintah, terutama di tingkat provinsi, bahwa industri dapat dipahami. Dalam implementasi 3 bulan, 6 bulan, sampai satu tahun, hanya beberapa provinsi yang belum mengurangi kebijakan mereka.”
Dari 38 provinsi Indonesia, hanya lima yang tidak mengurangi kebijakan terkait dengan Opsen, Pabua, Papua Barat, Nusa Tenggara Barat (NTT), Sulawesi Utara dan Nusa West Nusa Tenggara (NTB).
Menurut Asosiasi Industri Otomotif Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil turun 13,9% pada tahun 2024, dengan total 863.723 unit terjual. Meski begitu, Sri Agung percaya bahwa angka penjualan juga akan meningkat hingga 2025 meskipun kebijakan PPN 12%, dan Opsen dapat memengaruhi pandangan pasar.