Data Medsos Orang yang Sudah Meninggal Dunia Rentan Dicuri, Berbahaya?
thedesignweb.co.id, Jakarta – Berdasarkan laporan Global Digital Review 2024, 95 persen pengguna internet kini menggunakan media sosial setiap bulannya. Namun, data tersebut menambah 282 juta identitas baru antara Juli 2023 dan Juli 2024.
Ketika semakin banyak orang berinteraksi secara online dan jejak digital mereka meluas, kekhawatiran mengenai privasi, warisan, dan penggunaan etis identitas digital menjadi semakin penting.
Studi terbaru Kaspersky menunjukkan bahwa 61 persen konsumen rentan terhadap pencurian identitas orang yang sudah meninggal. Pasalnya, masyarakat seringkali tidak memantau apa yang terjadi terhadap informasi yang diunggah ke Internet oleh almarhum.
Hasil tinjauan ini mengungkapkan bahwa lebih dari separuh (58 persen) responden setuju bahwa kehadiran online orang yang meninggal dapat diciptakan kembali menggunakan AI.
35 persen percaya dan menerima pembuatan ulang identitas digital orang yang meninggal melalui foto, video, atau kenang-kenangan lainnya. Sementara mayoritas (38 persen) tidak setuju.
Meski begitu, 67 persen hasil penelitian meyakini bahwa melihat gambar atau cerita tentang orang meninggal dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi orang terdekat.
Namun, 43 persen percaya bahwa tidak ada batasan waktu untuk melihat setiap gambar, video, atau rekaman audio seseorang yang dipublikasikan secara online.
Satu-satunya tindakan yang dapat dilakukan konsumen untuk mengontrol jejak digital pengguna yang telah meninggal adalah dengan menyertakan instruksi dalam surat wasiat orang yang telah meninggal tersebut.
Selain itu, 63 persen setuju bahwa siapa pun yang memiliki aktivitas online harus menentukan dalam surat wasiatnya apa yang harus dilakukan terhadap data dan akun media sosialnya.
Pakar Analisis Konten Web Kaspersky Anna Larkina mengatakan, “Masalah pengelolaan jejak digital seseorang dalam aktivitas online sehari-hari sering kali diabaikan.”
Namun demikian, ada hal penting yang dapat diambil dari hasil survei ini, yaitu sejumlah besar responden menyadari potensi masalah pribadi yang besar bagi orang-orang yang kehilangan identitasnya.
“Mengingat risiko-risiko ini, adalah bijaksana untuk mengambil langkah-langkah proaktif untuk meningkatkan privasi dan melindungi identitas digital,” kata Larkina.
Ia mengungkapkan, tindakan proaktif ini dapat meningkatkan privasi dan melindungi identitas digital. “Dengan ini, setiap individu dapat memastikan bahwa kehadiran online mereka tetap aman tanpa mengorbankan martabat,” katanya.
Berikut tips Kaspersky untuk memperkuat privasi pengguna:
1. Penggunaan solusi keamanan modern memudahkan pemantauan data pribadi yang diproses aplikasi dan membatasi pengumpulan data bila diperlukan
2. Selalu memperbarui sistem operasi, browser, dan perangkat lunak keamanan Anda akan membawa perbedaan.
Pembaruan sering kali menyertakan tambalan untuk kerentanan keamanan yang dapat dieksploitasi.
3. Karena tidak semua layanan online menjelaskan data apa yang mereka kumpulkan dan bagaimana mereka menggunakannya, pengguna harus mempertimbangkan kembali data apa yang tidak ingin mereka bagikan secara online.