Densus Tangkap 8 Terduga Teroris di Sumatera Barat
thedesignweb.co.id, Jakarta – Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror polisi menangkap 8 terduga teroris Negara Islam Indonesia (NII). Operasi penangkapan terjadi di Sumatera Barat.
Delapan terduga teroris yang ditangkap adalah NAA, JN, ER, IS, SW, DYT, MA dan SY. Setiap orang mempunyai peranan penting dalam struktur organisasi NII, mulai dari komandan hingga bendahara.
NAA yang pernah menjabat sebagai Komandan Biro (KJ) di Komando Perang Daerah Besar Sumatera (KPWB) juga menjadi KJ Sekretaris KPWB. Ia diketahui pernah mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan militer NII di Sumatera Barat, mempersiapkan pasukan ‘militer’ untuk beraksi.
Tak hanya itu, SY, Imam NII Fraksi MYT sekaligus Ketua Komando Perang Seluruh Indonesia (KPSI), turut terlibat dalam perencanaan perang dan penguatan organisasi NII. Ia juga berperan aktif dalam melakukan studi dan pengajaran di NII kotamadya di Jawa dan Sumatera.
“Pelaku bermaksud membeli senjata sebagai upaya memperkuat organisasi NII sebagai persiapan Qital Jihad,” kata Kompol Aswin Siregar, Juru Bicara Densus 88 Anti Teror Polri.
JN yang menjabat Komandan Kompas B Imam Bonjol NII menuturkan, NII telah membentuk struktur dan komando di tingkat lokal. Sedangkan ER berperan sebagai bendahara kelompok NII dan terlibat dalam kegiatan militer dan HUT NII di Sumatera Barat.
ISIS yang menjabat Sekretaris II Komando Perang Daerah (Kompas) Sumbar terlibat dalam safari dakwah dan sosialisasi program NII 2024. SW dan MA juga ditangkap karena terlibat dalam kegiatan pendidikan militer NII. sedangkan DYT yang menjabat sebagai Kepala Staf KPWB 3 terlibat dalam kegiatan pelatihan prajurit di Sumatera Barat.
Pasca pengungkapan kasus ini, Densus 88 menyita 35 barang bukti, termasuk buku-buku berisi ajaran jihad yang mengatasnamakan agama. Hal ini membuktikan adanya upaya rahasia kelompok teroris untuk menyebarkan pengaruh dan pemikiran radikal di masyarakat.
“Kelompok radikal teroris akan terus berusaha meraih pengaruh dan gagasan radikal di masyarakat melalui kegiatan klandestin,” tegas Aswin.
Ia mengimbau masyarakat mewaspadai penyebaran pengaruh radikal, menjaga diri, keluarga, dan lingkungan hidup, serta melaporkan kepada pihak berwajib apabila melihat adanya penyebaran paham yang tidak sesuai dengan ideologi negara.
Penangkapan delapan terduga teroris NII menjadi bukti nyata ancaman teroris yang terus menghantui Indonesia. Penting untuk meningkatkan kewaspadaan dan bekerja sama dengan penegak hukum untuk mencegah aksi terorisme dan menjaga keutuhan negara.
Wartawan: Rahmat Baihaqi/Merdeka