Saham

THE NEWS Deretan Saham yang Bisa Dipelototi di Tengah Pilkada

thedesignweb.co.id, Jakarta – Pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak tahun ini menjadi salah satu peristiwa yang dinantikan para pelaku pasar. Secara historis, pemilu memberikan momentum bagi perputaran perekonomian melalui aliran dana kampanye.

Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan realisasi anggaran yang disalurkan melalui Dokumen Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) untuk penyelenggaraan pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak tahun 2024 mencapai Rp34,57 triliun hingga 6 Agustus 2024. Capaian tersebut sudah 9 persen dari total anggaran yang dialokasikan sebesar Rp 37,52 triliun.

“Sejauh ini kami cukup optimistis akan ada dampak yang sangat positif dengan hadirnya Pilkada, khususnya pada sektor konsumen non-cyclical, telekomunikasi, konsumen cyclical, keuangan,” kata Associate Director Research and Investments Pilarmas Investing. Sekuritas Maximilianus Nico Demus di Liputan6, Kamis (10/10/2024).

Namun, mengingat pilkada yang akan dilaksanakan pada bulan November mendatang mendekati kemungkinan penilaian, ia melihat kemungkinan hampir semua sektor akan menguat, terutama jika The Fed kembali menurunkan suku bunganya. “Sektor lain akan muncul seperti properti, otomotif, teknologi dan bisa bergerak,” tambah Nico.

Pilkada Kendari memang memberikan dampak positif bagi pasar, namun perlu diketahui bahwa pilkada berbeda dengan pilpres. Sehingga Nico menyebut dampak pilkada relatif terbatas. Namun harapannya, pilkada dapat terselenggara secara adil, aman, dan jujur.

Setelah mengetahui sektor mana yang akan bergerak pada pilkada, fokus selanjutnya adalah melihat saham-saham mana yang memiliki fundamental baik dan potensi apresiasi ke depan. Beberapa Kejuaraan Jangka Panjang Pilarmas Sekuritas meliputi: BBCA TP 11.600 BBRI TP 5.800 BBNI TP 6.300 BMRI TP 8.000 BRIS TP 3.200 INDF TP 8.000 ICBP TP 19Y300, TP 19Y300, TP 9,000 TP 9,000 2.99

 

Penafian: Segala keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum Anda membeli dan menjual kripto. thedesignweb.co.id tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Sebelumnya, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia merevisi target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjadi 7.585 pada akhir tahun 2024.

Jadi, masih ada ruang penguatan dibandingkan posisi saat ini yang berkisar 7.100 seiring dengan penyesuaian suku bunga acuan yang dilakukan pelaku usaha dan emiten.

Kepala Riset dan Chief Economist Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto mengatakan, prakiraan IHSG terutama didasarkan pada pertimbangan makroekonomi terkini terkait semakin terbatasnya ruang penurunan suku bunga penting Bank Indonesia dan posisi nilai tukar Rupiah.

“Tahun 2024 kita realistis perkirakan 8.100. Tapi seperti kita ketahui, kondisi mungkin tidak sesuai perkiraan sebelumnya, sehingga target IHSG kita turunkan dari 8.100 menjadi 7.585,” kata Rully di Network Summit of Investors 2024 oleh Mirae Asset . Rabu (3/2024).

Dengan perkiraan tersebut, Tim Riset Mirae Asset memiliki 9 pilihan saham (top picks) yaitu ACES, ASII, BBRI, BBCA, BMRI, CPIN, MAPI, MYOR dan TLKM.

Dari sisi makroekonomi, Rully masih optimistis kondisi Indonesia akan positif dan prakiraan masih adanya ruang penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia masih dipengaruhi oleh semakin stabilnya posisi nilai tukar rupiah dan potensi penurunan suku bunga. Penurunan peringkat Amerika. suku bunga (Fed Fund Rate/FFR).

Di tengah situasi yang penuh tantangan, ia juga memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan akan memenuhi target pertumbuhan BI sebesar 10%-12%. Kebijakan BI saat ini berfungsi untuk mendukung stabilitas dan Mirae Asset memperkirakan hal ini akan bertahan lebih lama dengan dampak volatilitas Rupiah yang semakin terkendali.

Oleh karena itu, kami memperkirakan pertumbuhan PDB (pertumbuhan ekonomi) Indonesia sebesar 5,01% pada tahun 2024 dan 5,02% pada tahun 2025, karena kebijakan penurunan suku bunga yang kurang agresif dibandingkan perkiraan sebelumnya.”

Perekonomian dunia pada semester II/2024, lanjut Rully, diperkirakan akan didukung oleh Amerika Serikat dan India sebagai mesin pertumbuhan hingga tahun depan. Bagi AS, ia juga meyakini Negeri Paman Sam akan memoderasi pertumbuhan ekonomi, didorong oleh dampak bertahap dari pengetatan kebijakan moneter yang sangat agresif mulai tahun 2022 dan seterusnya.

Faktor lainnya, ia menilai ketidakpastian masih sangat tinggi dan sulit memprediksi kelanjutan ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel. Ketegangan geopolitik di kawasan lain, katanya, dapat memicu volatilitas jangka pendek, namun angka permintaan global masih lemah terutama karena lemahnya pertumbuhan ekonomi di Tiongkok.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *