Kesehatan

Deteksi Aritmia: Pentingnya Mendeteksi Gangguan Irama Jantung Sejak Dini

thedesignweb.co.id, Jakarta – Jantung manusia bekerja dengan sistem listrik yang menyesuaikan ritme. Jika sistem ini terganggu, detak jantung menjadi abnormal, disebut aritmia. Deteksi dini aritmia penting karena beberapa jenis aritmia dapat meningkatkan risiko stroke, yang menyebabkan henti jantung mendadak.

Menurut DR. Dony Yugo Hermanto, sp.j.p subsp.ar (k), fiha, pembuluh darah dan pembuluh darah dan ahli Rumah Sakit Pondak Indus – Pondok Indus, deteksi dini dapat mencegah komplikasi parah karena aritmia.

Aritmia adalah aritmia yang menyebabkan detak jantung terlalu cepat (takikardia), terlalu lambat (detak jantung lambat) atau tidak teratur. Nadi kecepatan normal orang berkisar antara 50-100 kali per menit. Jika detak jantung berada di luar area atau merasa tidak rata, itu bisa menjadi tanda aritmia.

Deteksi dini aritmia dapat mencegah risiko komplikasi yang lebih serius. Beberapa metode sederhana yang dapat dilakukan meliputi: menyentuh dirinya sendiri: letakkan dua jari di pergelangan tangan Anda untuk memeriksa apakah detak jantung terasa stabil atau tidak. Menggunakan jam tangan pintar atau oksigen: Perangkat ini dapat membantu mendeteksi detak jantung yang tidak normal. EKG (EKG): Periksa standar di lembaga perawatan kesehatan untuk analisis aktivitas listrik jantung. Layar Holter: Perangkat perekaman jantung digunakan selama 24 jam atau lebih untuk mendeteksi aritmia sporadis. Catatan Jantung: Ini digunakan untuk pemantauan jangka panjang pada pasien risiko tinggi.

Berikut adalah beberapa jenis aritmia yang umum: ekstrasistol: itu terjadi karena agen listrik tambahan di luar sistem utama jantung, yang membuat jantung terlihat seperti lompatan atau kehilangan. Atrial Fibrilasi: Detak jantung menjadi tidak teratur dan dapat meningkatkan risiko stroke karena pembentukan gumpalan darah di jantung. Istirahat (mematikan): Kondisi di mana jantung mengalami “kontak listrik” sehingga tidak dapat secara efektif memompa darah dapat menyebabkan henti jantung mendadak.

Henti jantung mendadak adalah kondisi berbahaya yang dapat terjadi tanpa gejala sebelumnya. Sekitar 20% dari semua kematian di dunia terjadi karena situasi ini. Berbagai penyebab, tergantung pada usia: lebih dari 35 tahun – penyebab utamanya adalah penyakit jantung koroner. Kurang dari 35 tahun – biasanya karena penyimpangan bawaan atau elektrokardiografi.

Beberapa contoh henti jantung mendadak bahkan terjadi pada atlet profesional yang tampak sehat. Oleh karena itu, mendeteksi aritmia adalah langkah penting dalam mencegah.

Jika seseorang tiba -tiba penggemar dan tidak bernafas, ambil langkah -langkah berikut: Periksa umpan balik dengan mengetuk atau memanggil namanya. Hubungi layanan penyelamatan sesegera mungkin. Buat CPR (pijat jantung) dengan menekan payudara 100-120 kali per menit. Gunakan AED (syok jantung) jika ada.

Tindakan cepat ini dapat diselesaikan seperti yang terjadi dalam kasus Christian Eriksen, seorang pemain sepak bola yang selamat setelah serangan jantung mendadak karena ia menerima bantuan segera.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *