Kesehatan

Dharma Pongrekun Sebut WHO Berpotensi Gunakan Bio Weapon untuk Buat Pandemi, Epidemiolog: Hoaks!

thedesignweb.co.id Jakarta Calon Gubernur DKI Jakarta (Cagub) Nomor Urut 02 Dharma Pongrekun membahas kemungkinan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggunakan senjata biologis atau biologis untuk menciptakan epidemi.

“Jika kita melihat epidemi lain, sinyalnya akan sangat jelas. Anggarannya sudah siap.” “WHO telah mengubah Peraturan Kesehatan Internasional (IHR) untuk mengizinkan penggunaan senjata biologis untuk menciptakan pandemi.” kata Dharma saat berdiskusi seputar Pilkada Jakarta 2024. Jakarta Pusat pada Minggu (17/11/2024).

“Undang-undang sudah siap: undang-undang kesehatan akan disahkan pada tahun 2023 dengan denda R500 juta bagi mereka yang menolak vaksinasi. Bahkan sebuah perusahaan bisa didenda hingga 50 miliar rupiah. hukuman mati mungkin dihukum. Ini adalah kematian perusahaan,” tambahnya.

Mendengar hal tersebut, Dr. Dicky Budiman, Ph.D., B.Med, MScPH., menegaskan bahwa klaim tersebut tidak benar. Termasuk hoax (berita palsu) atau teori konspirasi yang tidak berdasar.

“Informasi bahwa WHO telah memodifikasi IHR untuk mengizinkan penggunaan senjata biologis. (senjata biologis) Salah. Termasuk hoax atau teori konspirasi yang tidak berdasar.” kata Dicky dalam keterangan tertulis yang dikutip Health thedesignweb.co.id, Rabu (20/11/2024).

Dicky menjelaskan, WHO merupakan organisasi internasional yang tugas utamanya melindungi kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Termasuk perlindungan terhadap penyalahgunaan hama.

Dicky menambahkan, IHR saat ini sedang direvisi. Namun tujuannya adalah untuk memperkuat kerangka internasional untuk mengatasi ancaman kesehatan global. Hal ini mencakup deteksi dini wabah penyakit; Termasuk melaporkan dan merespons.

Di sisi lain, WHO sama sekali tidak mendukung pengembangan senjata biologis. Sebaliknya, WHO mendukung Konvensi Senjata Biologis, yang melarang penggunaan patogen untuk tujuan militer.

“WHO mengatakan Ebola, virus Nipah Penyakit prioritas seperti penyakit telah diidentifikasi. Namun hal ini berpotensi menimbulkan pandemi sehingga meningkatkan kesiapsiagaan global. Bukan untuk menimbulkan wabah,” jelas Dicky.

“Penipuan seperti ini dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap institusi kesehatan global. Sebagai masyarakat, kita hanya perlu mempercayai dan mengkritik sumber informasi yang terpercaya dan terverifikasi,” tegas Dicky.

Dhamma Pongrekul yang melejit usai terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta nomor urut 02 itu juga menyebut dirinya akan tertular virus X dalam waktu dekat.

“Meskipun ada wabah COVID-19, kami sepakat bahwa akan ada wabah virus lainnya dalam waktu dekat.

“Karena tidak bisa memungut seperti ini, kami harus membayar denda 500.000 per orang. Hukum macam apa ini?” tambah Thamma Phongrekul.

Menurut Dicky, pernyataan masyarakat perlu bersiap menghadapi epidemi di masa depan adalah benar.

“Tetapi Anda harus memahami bahwa tidak mungkin memprediksi secara pasti kapan pandemi akan terjadi. Yang bisa kita lakukan hanyalah meningkatkan kesiapsiagaan berdasarkan data ilmiah dan pola sejarah,” kata Dickey.

Sejarah menunjukkan bahwa epidemi adalah kejadian yang berulang. Flu Spanyol 1918; SARS 2003; Seperti yang terlihat dari MERS 2012 hingga COVID-19; Namun, sulit untuk memperkirakan durasi dan jenis infeksi secara akurat. Jelaslah, bahaya terbesar berasal dari penyakit zoonosis. Terutama virus

Dicky memperingatkan untuk bersiap menghadapi risiko wabah di masa depan. Ada banyak hal yang dapat Anda lakukan dengan hati-hati.

Organisasi seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan jaringan ilmuwan di seluruh dunia terus memantau infeksi baru. Mempersiapkan sistem kesehatan khususnya terhadap penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia (animal to human disease).

Vaksin; Fokus pada penguatan sistem kesehatan masyarakat, termasuk laboratorium. dan respon cepat terhadap penyakit menular. Pendidikan masyarakat

Meningkatkan pengetahuan tentang pengurangan risiko kesehatan.

“Jadi, meskipun epidemi ini tidak dapat diprediksi secara akurat, Namun masyarakat dan pemerintah harus selalu siap.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *