Dianggap Rakus Energi, Rusia Larang Penambangan Kripto di 10 Wilayah
thedesignweb.co.id, Jakarta – Pemerintah Rusia telah melarang aktivitas penambangan cryptocurrency di 10 wilayah selama enam tahun ke depan. Keputusan ini diumumkan oleh kantor berita pemerintah Tass yang menyatakan bahwa alasan utamanya adalah tingginya konsumsi energi.
Dikutip dari Engadget, Kamis (26/12/2024), Penambangan kripto dikenal haus kekuasaan. Di Amerika Serikat, misalnya, kegiatan ini menyumbang sekitar 2,5 persen dari total konsumsi energi negara tersebut.
Larangan tersebut mulai berlaku pada 1 Januari 2025 dan akan berlangsung hingga 15 Maret 2031. Kabinet Rusia juga mengatakan larangan serupa bisa diterapkan di wilayah lain, terutama ketika permintaan energi meningkat.
Di sisi lain, pembatasan ini juga dapat dicabut atau diubah untuk sementara di beberapa wilayah jika komite pemerintah meninjau perubahan permintaan energi dan menganggapnya perlu.
Hubungan Rusia dengan penambangan kripto mengalami pasang surut. Praktik ini sepenuhnya legal hanya di Rusia mulai 1 November 2024.
Penambang harus mendaftar ke Kementerian Pembangunan Digital dan terus memantau konsumsi energi mereka. Larangan tersebut menandai langkah terbaru pemerintah Rusia untuk memerangi industri kripto di negaranya.
Negara ini melarang penggunaan mata uang kripto sebagai alat pembayaran yang sah pada tahun 2022, namun mengizinkan pembayaran di dalam negeri. Masalah ini sering dilihat sebagai upaya Rusia untuk menghindari sanksi setelah invasi ke Ukraina.
Rusia bukan satu-satunya negara yang melarang penambangan kripto karena kebutuhan energi industri yang besar.
Kosovo melarang praktik ini pada tahun 2022 untuk menghemat listrik selama krisis energi. Kemudian Angola melakukan hal serupa pada April 2024.
Undang-undang negara bagian terus mengkriminalisasi penambangan kripto. Beberapa negara Eropa, seperti Islandia dan Norwegia, sudah mulai mengatur industri secara ketat karena kekurangan energi.