Dibayangi Kebijakan Stimulus China, Sentimen Ini Bayangi Pasar Saham Indonesia
thedesignweb.co.id, Jakarta – Kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) periode 14-18 Oktober 2024 menguat 3,18 persen. Hal ini mendukung peningkatan simpanan valas.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Minggu (20/10/2024), aliran devisa mencapai Rp 1,27 triliun dalam sepekan. Berbeda dengan pekan lalu yang investor jual saham Rp 4,5 triliun.
Mengutip riset PT Ashmore Asset Management Indonesia, selain pemberitaan penguatan ekonomi, alasan penghapusan pajak sekitar 16 persen dan rencana pembangunan tiga juta rumah. Selain itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga diharapkan ikut serta dalam kabinet baru untuk mendatangkan ide-ide bagus dari investor asing. Sebab, ada peluang untuk mengikuti kebijakan dan kebijakan moneter. Sebaliknya, kabinet baru akan lebih besar dan anggota kabinetnya akan diumumkan pada 20 Oktober 2024.
Investor terus mencermati perkembangan Tiongkok seiring informasi terkini pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada kuartal I. “Tetapi kebenaran informasi mengenai sentimen pasar adalah suatu berkah,” katanya.
Tak lama setelah rilis data produk domestik bruto (PDB) Tiongkok, Bank Rakyat Tiongkok (PBoC) mengumumkan fasilitas pinjaman pembelian saham baru, menambahkan fasilitas swap yang memungkinkan investor memasukkan jumlah likuid yang akan dibeli PBoC pada saham.
“Sementara pasar saham mempunyai berita yang beragam dan optimisme terhadap perekonomian Tiongkok, pasar global melihat hal-hal spesifik dari program ini untuk memulihkan kepercayaan,” katanya.
Namun, pasar percaya bahwa Tiongkok akan terus pulih dengan target pertumbuhan sebesar 5 persen pada tahun 2024. Dengan data baru yang lebih baik dari perkiraan, dapat diasumsikan bahwa dasar telah hilang.
“Secara keseluruhan, kami melihat angka penjualan di bulan September naik 3,2 persen dari 2,1 persen di bulan sebelumnya, yang menunjukkan bahwa pangan sedang membaik,” katanya.
Sementara itu, Ashmore melihat kekhawatiran yang kerap menyibukkan investor domestik terhadap peralihan aliran modal ke Tiongkok.
Ini adalah rencana perbaikan berkelanjutan. Melihat data arus devisa 12 bulan terakhir dan bobot indeks MSCI Emerging Market, Indonesia memiliki angka terendah yakni kurang dari 2 persen dengan bobot hampir 20 persen di Tiongkok, India, dan Taiwan.
“Kami melihat partisipasi investor asing pada saham-saham Indonesia sangat rendah, yakni sebesar 3,048 miliar USD, yang hanya sebagian kecil dari pasar saham utama,” ujarnya.
Selain itu, aliran dana yang masuk ke pasar keuangan Amerika Serikat masih tinggi hingga mencapai 6,47 triliun dolar menurut data terkini. “Ketika biaya overhead menjadi nilai pasar negara berkembang pada nilai tukar saat ini, dana besar ini akan mulai bergerak.”
Selain itu, terjadi aliran mata uang asing yang besar di pasar saham Amerika Serikat, hingga mencapai 64,7 miliar USD. “Secara historis, kita telah melihat hubungan yang kuat antara Tiongkok dan Indonesia, di mana rata-rata indeks IHSG mencapai return yang kuat sebesar 35 persen ketika kinerja Tiongkok melebihi 20 persen per tahun,” ujarnya.
Ashmore terus mencari katalis untuk terus berinvestasi pada saham dan obligasi Indonesia. Hal ini merupakan ekspektasi terhadap kebijakan yang mendukung pertumbuhan dibandingkan kondisi makroekonomi yang stabil di Indonesia.
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan kenaikan signifikan pada 14-18 Oktober 2024. Analis menilai dampak IHSG berdasarkan masukan internal dan eksternal.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Sabtu (19/10/2024), IHSG pada pekan ini menguat 3,18 persen menjadi 7.760,06. Pada pekan lalu, IHSG menguat 0,33 persen ke 7.520.
Volume pasar saham meningkat 3,47 persen menjadi Rp12,967 triliun dari Rp12,532 triliun pada pekan lalu.
Rata-rata omset harian juga meningkat sebesar 6,73 persen menjadi 1,26 juta pekerjaan dari 1,18 juta pekerjaan pada minggu lalu.
Selain itu, omzet harian meningkat 1,08 persen menjadi 23,35 miliar lembar saham pada pekan lalu. Sementara rata-rata nilai tukar harian turun 1,37 persen menjadi Rp10,92 triliun dari pekan lalu Rp11,08 triliun.
Selama sepekan, investor asing mencatatkan transaksi senilai Rp 1,27 triliun. Situasi ini berbeda dengan sebelumnya, investor asing memborong saham senilai Rp 4,56 miliar. Pada tahun 2024, investor memperoleh Rp 44,52 miliar.
Analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, IHSG menguat 3,18 persen didorong peningkatan volume penjualan. Menurut dia, ada beberapa hal yang mempengaruhi IHSG. Pertama, rilis data perekonomian Tiongkok yang masih menunjukkan lag. Kedua, rilis data perekonomian Indonesia yang kuat dan rilis suku bunga acuan menjadi 6 persen.
Ketiga, rilis data penjualan Amerika Serikat (AS) yang meningkat signifikan, ujarnya saat dihubungi thedesignweb.co.id.
Pekan depan, Herditya memperkirakan, IHSG berpeluang menguat dengan level support 7.595 dan level resistance 7.810.
IHSG akan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Yang pertama adalah pelonggaran tarif Tiongkok. Kedua adalah publikasi data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS). Ketiga, pergerakan harga komoditas dan nilai tukar rupee diperkirakan terus menguat.
Saat ini, pada Senin 21 Oktober 2024, Herditya mengantisipasi koreksi IHSG dengan level support 7.695 dan level resistance 7.810.
“Kami menilai pergerakan IHSG akan dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar mata uang global. Sepertinya investor akan terus fokus pada perekonomian Tiongkok saat rilis data suku bunga Tiongkok,” ujarnya.