Saham

Dicecar Bursa Soal Divestasi AAI, Begini Jawaban Adaro Energy

thedesignweb.co.id, Jakarta PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) berencana menjual sebanyak-banyaknya saham milik perusahaan PT Adaro Andalan Indonesia (AAI). AAI merupakan perseroan terbatas yang 99,99 persen sahamnya dimiliki langsung oleh perseroan.

Program transaksi akan dilakukan melalui mekanisme penawaran umum saham AAI sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal, termasuk POJK 76/2017. Perseroan berencana menyelenggarakan RUPSLB secara langsung dan online (hybrid) pada tanggal 18 Oktober 2024 untuk meminta persetujuan pemegang saham atas rencana transaksi tersebut.

Sehubungan dengan rencana tersebut, Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta klarifikasi lebih lanjut mengenai dampaknya terhadap kelangsungan usaha ADRO. Hal ini mengingat kontribusi AAI yang cukup besar terhadap pendapatan ADRO hingga saat ini.

Mahardika Putranto, Sekretaris Perusahaan PT Adaro Energy Indonesia Tbk, mengatakan penarikan AAI tidak berdampak pada operasional perusahaan. Menyoroti bahwa perusahaan menyediakan konsultasi operasi dan manajemen ke kantor pusat perusahaan.

Hal ini memungkinkan perusahaan untuk terus berinvestasi di sektor energi lainnya. Setelah dipisahkan dari AAI, perusahaan ini aktif di bidang pertambangan batu bara dan batu; Energi Selain menyediakan utilitas dan infrastruktur, investasi di industri pertambangan terus dilakukan, didukung oleh sumber daya dan potensi yang dimilikinya.

“Perusahaan berharap dapat mendukung pengembangan banyak proyek ke depan yang dapat mendukung berkembangnya ekonomi hijau di Indonesia,” kata Mahardika dalam keterbukaan informasi bursa, Rabu (10/2/2024).

 

Penarikan diri AAI tidak akan mempengaruhi kelangsungan usaha perseroan. Perseroan akan memfokuskan kegiatannya pada bisnis batu bara non-termal dan bisnis ramah lingkungan. Rencana transaksi tersebut akan memungkinkan bisnis batu bara non-termal dan bisnis ramah lingkungan (green business) milik perseroan untuk mengakses sumber pembiayaan yang lebih luas. Biaya pembiayaan yang kompetitif serta akses yang lebih baik terhadap mitra bisnis potensial untuk mengembangkan proyek ramah lingkungan dapat membantu. Dari perusahaan.

Bisnis batubara non-termal dan ekonomi hijau Perseroan tidak bergantung pada bisnis batubara termal dan berpotensi menjadi pendorong utama pertumbuhan Perseroan di masa depan. Rencana ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap penjualan dan laba bersih.

“Perusahaan berencana untuk lebih mengembangkan bisnis batubara non-termal secara strategis. Hal ini akan menciptakan portofolio bisnis yang lebih seimbang bagi perusahaan di seluruh level operasional dan berkontribusi signifikan terhadap penciptaan nilai jangka panjang perusahaan,” tambah Mahardika.

 

Setelah AAI diterbitkan, perusahaan belum melakukan perubahan apa pun dalam operasionalnya. Perseroan akan terus menyediakan kantor pusat operasional dan koordinasi manajemen untuk anak-anak perusahaan Perseroan yang ada di luar grup perusahaan AAI.

Selanjutnya, selain pertambangan batu bara dan batu, perusahaan hasil merger juga akan menjadi PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR). Energi Masih terdapat investasi pada infrastruktur pendukung utilitas dan sumber daya, serta potensi operasi pertambangan di masa depan. Perusahaan akan mengembangkan lebih lanjut proyek-proyek yang ada di sektor energi yang mendukung agenda ekonomi hijau pemerintah Indonesia.

Proyek-proyek yang sedang berjalan setelah dirilisnya AAI adalah proyek-proyek yang saat ini sedang dilaksanakan oleh Pilar Adaro Minerals (ADMR) dan Pilar Adaro Green. Hal ini mencakup Proyek Pengembangan Pertambangan Mineral Batubara; Proyek penambangan aluminium dengan kapasitas 500 ktpa di Kaltara Industrial Park; Diantaranya adalah pembangkit listrik tenaga angin berkapasitas 70 megawatt dan pembangkit listrik tenaga air berkapasitas 1.375 megawatt di Kalimantan Selatan. UM di Kalimantan Utara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *