THE DESIGN WEB

Seputar berita tentang liputan nusantara

Kesehatan

Disebut Alternatif bagi Program Susu Gratis, Pakar Pertanyakan Kesiapan Industri Susu Ikan

thedesignweb.co.id, Jakarta – Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang pangan, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) atau ID Food tengah mengkaji susu ikan sebagai alternatif pengganti susu sapi dalam program Makan Gratis dan Susu Gratis mendatang. istilah pemerintah.

Kajian ini dilakukan karena produksi susu sapi dalam negeri belum mampu memenuhi total kebutuhan 82,9 juta penerima manfaat program. Dimana anak sekolah dan ibu hamil menjadi sasarannya.

Ide susu ikan dalam program ini menarik perhatian dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) Epi Taufik. Ia menanyakan mekanisme produksi susu ikan secara massal hingga mencapai jutaan liter setiap harinya.

“Juga, belum ada informasi mengenai produksi massal (susu ikan). Jadi berapa biayanya? Mungkin lebih mahal dibandingkan susu sapi atau susu hewan lainnya,” kata Epi melalui pesan singkat kepada Health thedesignweb.co.id.

“Produksi susu ikan hanya dalam skala laboratorium. “Kalau massal mungkin memerlukan peralatan skala besar, mungkin lebih mahal, karena harga ikan masih relatif mahal,” lanjutnya.

Eppie menilai masih banyak hal yang belum jelas dalam produksi susu ikan yang dapat mempengaruhi harga minuman tersebut.

“Berapa biayanya?” “Banyak hal yang masih belum jelas”, tegas Epi.

Susu ikan sebagai teknologi inovatif

Epi tidak masalah jika produksi susu ikan dihadirkan sebagai sebuah inovasi teknologi. Namun, menurutnya, hal itu tidak boleh dikaitkan dengan program susu gratis yang akan dilaksanakan pemerintahan ke depan.

“Ini bagus sebagai inovasi teknologi, tapi tidak harus dikaitkan dengan program susu gratis.” “Program susu sekolah dimana-mana menggunakan susu sapi/hewani,” kata pria yang memiliki gelar doktor di bidang biokimia susu ini.

 

Berdasarkan penelusuran thedesignweb.co.id, inovasi susu ikan ini diluncurkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) pada Agustus 2023.

Produk inovatif ini terbuat dari ikan yang kemudian diolah menggunakan teknologi modern sehingga menghasilkan hidrolisat protein ikan (HPI) sebagai bahan baku susu ikan. HPI merupakan produk inovasi karya anak negeri Give Bahari Indonesia, salah satu UMKM binaan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.

Susu ikan ini diklaim mengandung EPA DHA dan Omega 3 yang tinggi, non-alergi dan mudah dicerna tubuh karena memiliki tingkat penyerapan protein hingga 96% dan dihasilkan dari ikan peliharaan.

“Susu ikan merupakan minuman sehat yang cocok dikonsumsi oleh segala usia,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengutip pengumuman PKC pada 18 Agustus 2023.

Saat mempelajari susu, Eppie pertama kali mendengar tentang susu ikan. Menurut Epi, susu ikan bisa berasal dari pengolahan ekstrak protein ikan.

Namun, Eppie mengatakan susu ikan tidak termasuk dalam kategori susu berdasarkan definisi baku.

Dalam istilah CODEX Alimentarius (CODEX STAN 206-1999), susu adalah sekret atau cairan yang biasanya dikeluarkan dari hewan perah atau mamalia yang diperoleh dari satu atau lebih pemerahan tanpa penambahan atau ekstraksi darinya.

Produk susu dapat dikonsumsi sebagai susu cair atau untuk diproses lebih lanjut. Jika mengikuti CODEX, maka susu tersebut berasal dari susu mamalia seperti sapi, domba, kambing, kerbau, kuda, unta dan lain-lain tanpa dicampur bahan lain.

“Oleh karena itu, istilah ‘susu’ pada produk tersebut harus dianggap sebagai istilah pemasaran yang menggambarkan karakteristik produk, bukan istilah ilmiah atau peraturan,” kata Epi dalam keterangan tertulisnya.

Susu ikan, kata Eppie, lebih tepat disebut sebagai minuman berprotein yang terbuat dari bahan non-mamalia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *