Global

Donald Trump Bakal Kerahkan Militer untuk Deportasi Massal Imigran Ilegal

Liputan6.com, Washington, DC – Donald Trump telah mengonfirmasi di media sosial bahwa ia berencana menggunakan militer Amerika Serikat (AS) untuk melakukan deportasi massal terhadap imigran tidak berdokumen.

“KEBENARAN!!!” cuit Trump pada hari Senin. Menanggapi kolumnis konservatif yang menulis bahwa Trump akan mengumumkan keadaan darurat nasional dan memimpin “program deportasi besar-besaran” dengan menggunakan aset militer.

Selama kampanyenya, presiden terpilih Amerika Serikat (AS) berulang kali berjanji untuk memobilisasi Garda Nasional untuk membantu Immigration and Customs Enforcement (ICE), lembaga federal yang bertanggung jawab atas deportasi. Demikian dilansir BBC, Selasa (19 November 2024).

Komentar terbaru Trump muncul ketika muncul pertanyaan tentang bagaimana Trump akan menepati janjinya untuk melakukan deportasi massal terbesar dalam sejarah AS.

Trump telah berulang kali mengatakan dia akan memulai proses deportasi pada 20 Januari 2025, hari pertamanya menjabat. Namun, bahkan jika pemerintah AS mampu melaksanakan rencana ini secara legal, pihak berwenang akan menghadapi tantangan logistik yang sangat besar.

Misalnya, para ahli meragukan bahwa 20.000 agen dan staf pendukung ICE cukup untuk melacak jutaan imigran tidak berdokumen. Meskipun akan ada kerugian finansial yang besar, Trump baru-baru ini mengatakan kepada NBC News bahwa hal tersebut tidak akan menghambat upaya pemerintahannya.

Pengumuman terbaru Trump datang pada Senin pagi (18/11) saat ia terus mengumumkan nominasinya untuk jabatan-jabatan penting pemerintahan di halaman media sosialnya, The Truth.

Trump telah menunjuk sejumlah sekutu terpercaya untuk mengambil peran penting dalam kebijakan imigrasi dan deportasi, termasuk Kristi Noem, yang dinominasikan untuk memimpin Departemen Keamanan Dalam Negeri, dan mantan kepala ICE Tom Homan, yang disebut Trump sebagai “taipan perbatasan”. .”

Tim Trump belum memberikan rincian bagaimana rencana tersebut akan dilaksanakan.

Trump sebelumnya mengatakan dia berencana mengumumkan keadaan darurat nasional, yang akan memberinya wewenang untuk mengerahkan pasukan di wilayah AS.

Homan mengatakan kepada Fox News pada hari Senin bahwa dia akan mengunjungi rumah Trump di Florida minggu ini untuk “menyelesaikan rencana tersebut,” termasuk memutuskan peran apa yang akan dimainkan oleh Departemen Pertahanan AS (DOD).

“Dapatkah DOOD membantu? Karena DOD dapat membantu meringankan beban kami,” kata Homan, sambil menekankan bahwa kecepatan deportasi bergantung pada sumber daya yang diberikan kepada lembaga-lembaga tersebut.

Pada hari Senin, Persatuan Kebebasan Sipil Amerika (ACLU) menggugat ICE untuk rincian bagaimana rencana deportasi akan dilanjutkan. Kelompok tersebut berencana untuk terus mengajukan tuntutan hukum untuk menghentikan deportasi massal.

Selama masa jabatan pertama pemerintahan Trump, hampir 1,5 juta orang dideportasi dari perbatasan dan pedalaman AS. Sementara itu, pemerintahan Joe Biden telah mendeportasi hampir 1,1 juta orang hingga Februari 2024, menurut statistik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *