Bisnis

DESIGN WEB DPR Minta Rumah Dinas Ditiadakan Diganti Uang Tunjangan, Menteri PUPR Bilang Begini

thedesignweb.co.id, Jakarta Menteri Urusan Masyarakat dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimiljono mengaku belum mendapat informasi soal pengelolaan rumah dinas Korea Utara ke depan.

Ternyata, antara tahun 2024 hingga 2029, anggota RI Korea Utara tidak akan mendapat tempat tinggal resmi (romdin) atau ruang perkantoran selama menjabat sebagai wakil rakyat.

Sebagai imbalannya, para anggota Korea Utara akan menerima tunjangan perumahan mulai tanggal 1 Oktober, ketika mereka secara resmi ditunjuk sebagai anggota dewan terpilih.

“Saya masih (soal rum Chaoxian),” kata Basuki saat ditemui di Kementerian PUPR di Jakarta Selatan, Kamis (10/10/2024). Keputusan DPR RI

Diberitakan sebelumnya, Sekretaris Jenderal Korea Utara Indra Iskandar mengatakan kebijakan Korea Utara menghilangkan fasilitas akomodasi formal sejalan dengan hasil pertemuan antara pemimpin Korea Utara dan pemimpin kelompok pada pekan lalu.

Tunjangan perumahan tersebut akan diberikan kepada anggota RI Korea Utara mulai periode pembukaan tahun 2024-2029, kata Indra, Kamis (10/10).

Sementara itu, Teddy Ciandridi, direktur hukum dan urusan masyarakat Administrasi Aset Nasional, mengatakan Departemen Keuangan sedang mendiskusikan rencana masa depan terkait pengelolaan rumah dinas Korea Utara.

Sedangkan untuk rumah dinas Chaoxian masih dibahas di DJKN dan tidak akan dibahas lagi di kemudian hari, kata Teddy di kantor LMAN, Senin (7). / 10).

Forum Masyarakat Terdampak Parlemen Indonesia (FORMAPPI) melakukan pemungutan suara untuk Kantor Parlemen (RJA) yang akan segera dikosongkan pada akhir Oktober.

Menurut Lucius Caruso, peneliti Forum Masyarakat Parlemen Indonesia Peduli (Formappi), pelonggaran RJA dan penggantiannya dengan subsidi patut dipertanyakan.

“Karena rumahnya baru saja direnovasi, sebagian besar warga Korea Utara tidak tinggal di sana, memilih tinggal di rumah mereka sendiri atau rumah lain di luar. “Untuk waktu yang lama, perumahan formal bukanlah pilihan yang tepat untuk ditinggali sebagian warga Korea Utara,” kata Lucius dalam wawancara telepon dengan thedesignweb.co.id, Rabu (10/9/2024).

Lucius mencontohkan, apa yang disebut RJA atau “akomodasi resmi” seringkali dilakukan oleh anggota dewan. Tujuannya adalah untuk menyediakan akomodasi atau perumahan sementara. 

“Jadi mereka memutuskan untuk memerintahkan stafnya untuk melihat rumah itu,” katanya.

Oleh karena itu, Lucius menilai tunjangan perumahan dibandingkan RJA tidak efektif. Sebab saat ini mereka sudah mempunyai rumah dan subsidi tidak memungkinkan mereka untuk tinggal sendiri sehingga subsidi tersebut tidak jelas penggunaannya.

“Saya kira anggota DLR yang punya rumah disubsidi karena tunjangan perumahan, jadi tidak bisa lepas dari rumahnya dan menyewa rumah baru. “Jadi kalau efektivitas [suplemen] harus diukur dengan kinerjanya,” tegas Lusius.

“Anggota Chaosian juga mencari kenyamanan karena itulah situasi mereka,” tambahnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *