Lifestyle

Duh, Rumah Korban Pembunuhan Nia Kurnia Sari Gadis Penjual Gorengan Jadi Tempat Wisata Dadakan

thedesignweb.co.id, Jakarta – Rumah korban pembunuhan dan pemerkosaan pedagang gorengan, Nya Kurnia Sari, di Padang Kabau, Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, menjadi tempat wisata seadanya. Fenomena ini kemudian menimbulkan kontroversi di dunia maya.

Dalam sebuah thread di Twitter, seorang pengguna yang tampak kesal mengatakan: “Masyarakat sangat ketakutan karena rumah korban diubah menjadi objek wisata seperti ini.”

Lanjut akunnya, “Sampai ada yang jual di depan rumah Nia, ya Tuhan.” “Buat yang bilang, ‘Ambil positifnya ke yang jualan ya guys, lihat aja yang bikin stiker dan jualannya seperti itu.’

Ia pun membagikan tangkapan layar berisi komentar netizen yang menyarankan agar hasil penjualan stiker tersebut diberikan kepada keluarga almarhum. Perintah penjual itu dijawab: “Mungkin sulit. Saya berniat menggunakan uang itu untuk Nia, yakni untuk dibagikan kepada kucing jalanan, anak yatim piatu, dan orang lain yang membutuhkan.”

Ada netizen lain yang ikut-ikutan: “Aku satu wilayah dengan Nia. Kemarin aku ngobrol dengan kakak iparku dan menggelengkan kepala melihat kelakuan orang-orang yang memanfaatkan kematiannya 🙂 Tebak siapa itu . live di TikTok, anggap dia wali Tuhan, doakan dia di lokasi kejadian meninggalnya sampai pekerjaan ibu dan bapaknya memintanya kembali🗿.”

Ada pula netizen yang memilah pengunjung yang berdoa di lubang tempat ditemukannya jenazah Nia. Salah satu pengguna berkata: “Saya tidak mengerti lagi, salat di lubang padahal sudah ada garis polisi.”

“Ini bukan soal membawa berkah atau tidak bagi yang berjualan di sana, tapi bagaimana menghormati almarhum yang meninggal secara mengenaskan. Kenapa masyarakat melakukan hal ini,” ujar User.

“Salah satu keburukan negara kita adalah hal-hal sepele yang tidak benar diambil dengan dalih ‘biarkan saja, tidak akan mengganggu’ atau dibicarakan dengan maksud untuk diabaikan. “, jelas pengguna lain.

Salah satu pengguna berkata: “Tidak apa-apa untuk bersedih, tapi kenapa semua orang pergi ke kamar almarhum, dan kenapa dia berdoa di dalam lubang, ada barisan polisi, sayang sekali tugu peringatan itu dibangun lagi, haha.”

Kisah tragisnya juga akan difilmkan dalam film yang disutradarai oleh Aditya Gumayi, dilansir saluran regional thedesignweb.co.id pada 8 November 2024. Di akun media sosialnya, Aditya mengaku sudah beberapa kali melakukan penelitian di kawasan tempat tinggal korban. hari. .

“Untuk merekam kisah Nia Kurniasara, saya melakukan penelitian selama empat hari di kawasan Kayu Tanam, Padang Pariaman. Saya mewawancarai banyak pihak, keluarga terdekat, guru bahkan pelaku pembunuhannya,” tulisnya dalam unggahan di Senin, 28 Oktober. pada tahun 2024

Aditya juga mengatakan bahwa film tersebut akan memiliki konsep dramatis yang diharapkan dapat menginspirasi masyarakat. “Semakin banyak yang kuketahui tentang Nia, semakin aku mengaguminya. Dia benar-benar menjadi teladan bagi generasi muda saat ini. Dia meninggal dalam perjuangan mencari nafkah, bukan setelah bersenang-senang atau keluar malam hingga takdir datang,” katanya .

Selain itu, Aditya juga mengatakan ingin membangun rumah pengajian Niya Kurnia Sari dengan sebagian dana hasil film tersebut. Ia mengaku keluarganya mengizinkannya membawakan cerita tersebut ke layar kaca.

 

Menurut KapanLagi.com, perwakilan keluarga Nija yang tampil di salah satu acara TV pada Rabu 6 November 2024 mengatakan, mereka memberikan izin pembuatan film tersebut. Pihak keluarga berharap film tersebut tidak hanya fokus pada tragedi Nia, tapi juga perjuangannya.

Ia menegaskan, tujuan dari pembuatan film tersebut bukan hanya untuk mengenang tragedi malang tersebut, namun ia berharap dapat menjadi sumber inspirasi khususnya bagi generasi muda untuk pantang menyerah dalam mewujudkan impiannya dan berkeluarga. makmur. Kami berharap film ini bisa menjadi penghormatan yang pantas untuk Nia dan menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Kasus pembunuhannya terungkap setelah keluarga khawatir perempuan berusia 18 tahun itu belum kembali ke rumah usai berjualan gorengan di kawasan Nagari Gojuak, Padang Pariaman. Penggeledahan dilakukan pihak keluarga dan warga dengan menutup perkampungan yang biasa dilalui Nia saat berjualan.

Dalam penggeledahan, ditemukan barang bukti sisa gorengan yang dijajakan Nia ada di semak-semak pada Sabtu, 7 September 2024. Warga juga menemukan selendang hitam yang dikenakan Nia saat hendak berjualan. Sehari kemudian, warga menemukan tumpukan tanah yang ditutupi dahan dan dedaunan di area peternakan.

Warga dan tim pencari menggali hingga menemukan tangan tersebut dan langsung melaporkannya ke polisi. Polisi kemudian menggali bukit dan menemukan jasad Nia dalam keadaan tewas tanpa busana.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *