THE DESIGN WEB

Seputar berita tentang liputan nusantara

Regional

Dulu Gelap Gulita, Asa Kini Menyala di Dusun Saluran Banyuasin Sumsel

thedesignweb.co.id, Banyuasin – Sinar matahari masuk melalui lubang ventilasi ruangan sebagai penerangan alami ruang kelas. Meski waktu masih menunjukkan pukul 10.00 WIB, namun udara di dalam kelas sangat panas, hanya mengandalkan hembusan angin alami untuk menyeka keringat di sudut dahi para siswa.

Tidak ada listrik, tidak ada kipas angin, membuat guru dan siswa di sekolah dasar kepanasan menjelang tengah hari. Terkadang siswa berkeliaran dari ruang kelas ke luar kelas, hanya sekedar mencari udara segar dan menyegarkan badan.

Situasi tersebut menimpa siswa SD Muhammadiyah 4 Filial Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel), yang berada di Dusun Channel, Desa Kenten Laut, Kecamatan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Selain itu, siswa kelas 1 SD hingga kelas 6 SD harus berbagi satu ruangan, karena tidak ada ruangan lain.

Berbeda dengan di sekolah, berbeda pula dengan keadaan di rumah warga Dusun Kanal. Warga melakukan berbagai upaya agar malam mereka di rumah tidak sesedih langit malam yang hitam. Dimulai dengan penggunaan jaringan grid yang terhubung dengan generator bensin, energi surya digunakan.

Soalnya mereka membuat sendiri kabel-kabel yang cocok untuk digunakan di rumah, seperti untuk charger ponsel dan lain-lain. Akhirnya penantian panjang warga kedua RT Dusun Kanal selama 37 tahun akhirnya membuahkan hasil.

Pada tahun 2023, PLN UID S2JB akan menyediakan jaringan listrik yang dapat menerangi rumah warga, sekolah, dan lampu di lingkungannya.

Tahun lalu di bulan Februari 2023, PLN UID S2JB membangun bidang nomor jaringan listrik yang dapat dinikmati oleh 250 kepala keluarga (KK) di 60 rumah pada bulan Agustus 2023. Jaringan listrik ini merupakan hadiah terbaik kemerdekaan Indonesia dari PLN UID S2JB, untuk warga Dusun Channel Banyuasin, Sumatera Selatan.

Dika Aryanto (44), Ketua Saluran Dusun RT 36 Banyuasin, mengatakan, desanya belum teraliri listrik sejak Saluran Dusun didirikan pada tahun 1986. Barulah pada Agustus 2023 jaringan listrik masuk ke desa tersebut.

Awalnya, ia dan ratusan warga lainnya hanya bergantung pada genset berbahan bakar bensin. Namun banyak kendala yang mereka hadapi seperti konsumsi bensin yang diserap genset sekitar Rp 25.000 per hari, harga yang sangat mahal untuk menerangi rumah selama 6 jam, dan seringnya mesin genset mati. Biaya perawatannya sangat mahal.

“Akhirnya kami beralih ke panel surya, walaupun murah, tapi biaya awalnya tinggi dan dayanya juga rendah. Kami bersyukur kepada Tuhan bahwa kami bisa mendapatkan listrik sekarang. “Bisa menerangi 52 KK di RT 36 sini,” ujarnya kepada thedesignweb.co.id di Dusun Banyuasin, Sumsel, Sabtu (26/10/2024).

Dusun Kanal, kawasan pinggiran Banyuasin, kini seolah mendapat kehidupan baru setelah teraliri listrik. Warga bisa beraktivitas seperti warga lainnya di Kelurahan Banyuasin.

Dengan adanya listrik pun mereka tidak lagi sebatas menonton TV, menikmati sejuknya udara dari kipas angin, menerangi rumah dengan lampu atau mengisi daya ponsel yang kini sangat diperlukan untuk berkomunikasi.

“Dulu kita menggunakan semprong untuk menghemat listrik dari genset dan panel surya. Apalagi jika masyarakat miskin tidak mampu membeli genset dan panel surya. Solusinya hanya dengan menggunakan lilin dan alat penyiram,” ujarnya.

Panel listrik juga telah dipasang di SD Muhammadiyah 04 Filial Banyuasin, SD Dusun Kanal. Meski jumlah siswanya tidak sebanyak sekolah lain dan hampir tutup karena peminatnya sedikit, sekolah ini menjadi api pendidikan di desa terpencil ini.

Tak hanya menjadi satu-satunya sekolah, Siti Komariah juga menjadi satu-satunya guru di SD Muhammadiyah 04 Filial Banyuasin, Sumatera Selatan. Tidak ada seorang pun yang tertarik menjadi guru di desa terpencil ini. Hanya harapan dan semangat yang membara yang terus menguatkan Siti Komariah, untuk bisa mendidik anak-anak Dusun Kanal agar tidak ketinggalan dalam bidang pendidikan.

Meski baru lulus SMA, Siti Komariah sudah aktif bekerja sebagai guru SD di sekolah tersebut selama 9 tahun. Sejak menjadi guru pada tahun 2015, masih banyak yang harus dipelajari dan diajarkan kepada murid-muridnya .

Karena sekolahnya berada di bawah naungan Muhammadiyah, ada beberapa mata pelajaran yang harus ia kuasai sendiri. Mulai dari perlengkapan olah raga Arab, Muhammad, Inggris hingga Tapak Suci.

Sebelum listrik masuk ke sekolahnya, ia harus meluangkan waktu untuk belajar di malam hari, agar ia bisa memahami pelajaran dari YouTube dan pencarian Google hanya dengan ponselnya.

“Sulit menggunakan ponsel di sekolah, tidak ada tempat untuk mengisi daya ponsel. Jadi dulu saya harus belajar setiap malam sambil genset menyala di malam hari. Sangat sulit untuk mengingat semuanya. Tapi dengan adanya listrik di kelas, saya bisa mempraktikkan apa yang saya tonton di YouTube di depan anak-anak. “Tidak perlu khawatir baterai ponselmu habis karena bisa langsung diisi di sekolah,” ujarnya.

Meskipun ruang sekolah diterangi oleh sinar matahari, namun seringkali gelap gulita saat hujan. Awan hitam terlihat memasuki ruang kelas dan para siswa bahkan harus meraba-raba membaca buku karena hanya berharap sisa-sisa sinar matahari yang tertutup awan hujan. Seringkali mereka harus menghentikan kegiatan belajarnya karena tidak ada cahaya sama sekali.

Dengan adanya listrik, mereka tidak perlu mengganggu jadwal belajarnya karena sudah tersedia lampu yang menyala. Udara panas juga tidak lagi mengganggu para siswa, karena sudah dipasang kipas angin di ruang belajarnya.

Bantuan dari PLN tidak berhenti pada jaringan listrik saja. Jauh sebelum listrik datang, warga mendapat bantuan melalui Yayasan Baitul Mal (YBM) PLN UID S2JB. Relawan YBM PLN UID S2JB telah hadir sejak tahun 2020, untuk meringankan beban guru dan warga sekitar.

Sumbangan dari amal pegawai PLN YBM PLN UID S2JB berupa buku, tas, lemari dan perlengkapan sekolah. Ada pula siswa yang tergabung dalam program GENCAR YBM PLN yang membantu mengajar anak-anak di sekolah.

“Kami mengapresiasi upaya relawan S2JB YBM PLN UID ini, karena beliau banyak membantu saya untuk mempelajari banyak hal yang belum cukup saya pahami di sekolah,” ujarnya.

Siti Komariah haru saat upacara bendera pertama kali digelar di sekolahnya, saat kemerdekaan Indonesia pada Agustus 2024.

Relawan dari YBM PLN UID S2JB membantu para mahasiswa menyelenggarakan pesta tersebut. Para siswa bahkan diajari bagaimana menjadi staf upacara. Upacara tersebut juga dihadiri oleh warga lainnya sehingga membuat upacara bendera Indonesia menjadi sangat berkesan.

YBM PLN UID S2JB juga menyelenggarakan buka puasa bersama warga sekitar dengan membawa peralatan memasak dan chef langsung. Semangat kemeriahan begitu terasa saat mereka berpuasa bersama selama Ramadhan 2024.

“Bahkan relawan YBM PLN pun rela pulang ketek melalui Mata Merah Banyuasin di sana. Karena dari jalan Borang masih gelap. Kami sangat terharu dengan antusias para relawan YBM PLN yang ketika hendak membuka restoran bersama kami,” katanya. 

Hal lain yang membuatnya sangat bersyukur adalah hadirnya YBM PLN UID S2JB. Ia dan suaminya tak lagi khawatir bagaimana putra sulungnya, Nazril, akan melanjutkan pendidikannya.

Jika Nazril tidak mendapatkan beasiswa dari YBM PLN UID S2JB, maka ia harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 800.000 per bulan untuk keperluan kepulangan dan sekolah SMA di kota palembang yang berjarak sekitar satu jam 1 dari tempat tinggalnya.

Beruntungnya, YBM PLN UID S2JB membantu Nazril melanjutkan studi di Pondok Pesantren (Ponpes) Pengusaha Tahfizh Thursina YBM PLN di Cisarua Bogor secara gratis. Mulai dari pemberangkatan, boarding, hingga kebutuhan sehari-hari di sana.

“Gaji saya sebagai guru hanya Rp 550.000 per bulan, sedangkan suami saya petani biasa. Aku bingung bagaimana Nazril akan bersekolah. Beasiswa YBM PLN UID S2JB sangat membantu kami, anak saya bisa melanjutkan pendidikan di pesantren hingga SMA. “Doa kami akhirnya terkabul,” ucapnya penuh emosi.

Dalam thedesignweb.co.id, Naufal Irfan, Direktur Zakat (Amil) YBM PLN UID S2JB menjelaskan awal mula dirinya masuk ke Dusun Saluran Banyuasin, Sumsel, dari mahasiswa yang tergabung dalam Smart Light Generation (GENCAR) arahan YBM PLN UID . S2JB.

 

Pada tahun 2020, siswa GENCAR mengetahui keberadaan SD Muhammadiyah 04 Filial Banyuasin. Dari situ mereka melihat kondisi sekolah yang memprihatinkan, kekurangan listrik, gedung sekolah yang tidak memadai, namun semangat juang guru dan siswa menjadi motivasi mereka untuk menyalurkan bantuan.

“Mahasiswa GENCAR membantu memberikan edukasi lebih kepada pelajar setempat, meski hanya dilakukan sebulan sekali. Beliau mengatakan: “Saat itu belum ada listrik, namun warga kami sambut dengan sangat antusias.

Selain membantu kebutuhan sekolah seperti papan, loker, kursi, buku dan perlengkapan mengajar santri, YBM PLN UID S2JB juga membuka peluang beasiswa tiga tahun kepada Pengusaha Tahfizh Thursina Pondok Pesantren (Ponpes) YBM PLN Cisarua Bogor.

Anak Guru Siti Komariah akhirnya lolos proses seleksi dan kini mendapat pendidikan gratis di pesantren. Pendidikan pesantren juga akan dilanjutkan ke jenjang SMA dan sederajat.

YBM PLN UID S2JB juga mengadakan program pelatihan pemuda bidang bisnis digital, desain grafis, menjahit dan fotografi di Dusun Channel. Saat Idhul Adha, mereka berbagi daging, ini merupakan pertama kalinya hewan kurban disembelih di desa tersebut. 

“Pada Hari Raya Idul Fitri 2024, kami menyembelih satu ekor sapi yang dibagikan kepada warga 2 RT Dusun Terusan. Dalam rangka perayaan kemerdekaan Indonesia, kami membantu warga dan para guru untuk mengadakan festival dan lomba” Dan itu merupakan yang pertama bagi mereka, katanya.

Sektor perekonomian juga menjadi sorotan YBM PLN UID S2JB, karena sebagian besar warga Dusun Kanal adalah buruh tani dan sering terjebak dalam modus meminjamkan uang kepada pengepul sehingga menyulitkan mereka untuk mencari penghasilan lain.

Terakhir, YBM PLN UID S2JB memberikan solusi untuk membantu masyarakat berinvestasi jangka panjang, tanpa mengeluarkan uang. Setelah berbincang dengan warga dan melihat keadaan di Dusun Saluran yang banyak terdapat pakan ternak, YBM PLN UID S2JB menyumbangkan 10 ekor kambing betina dan 2 ekor kambing jantan untuk dimakan warga, yang diberi nama Kelompok Usaha Ringan Kambing Saluran – Program Pengembangan YBM PLN UID S2JB.

“Kami tidak ingin membicarakan kemiskinan di sana, tapi bagaimana warga bisa belajar berinvestasi.” Semua demi kepentingan umum. Oleh karena itu kami berkomitmen pada RT, kami akan selalu mengikuti bandar tersebut sampai sukses. Termasuk kekayaannya, kami akan terus memantau perkembangannya dan nantinya hasilnya akan diberikan kepada masyarakat setempat untuk menunjang pembangunan ekonominya, ujarnya.

YBM PLN UID S2JB sendiri merupakan lembaga amal yang mengelola dana zakat pegawai PLN khususnya di wilayah Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu. Uang Zakat yang disumbangkan pegawai PLN pada akhirnya dapat membantu warga Dusun Kanal untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

 

General Manager PLN UID S2JB Adhi Herlambang menjelaskan kepada tim thedesignweb.co.id, besaran yang dibayarkan YBM PLN UID S2JB dari uang zakat adalah sebesar 2,5 persen dari gaji bulanan pegawai PLN. Zakat tersebut digunakan untuk program pelatihan di SD Muhammadiyah 04 Filial Banyuasin, pendidikan salah satu siswa SD Muhammadiyah 04 Filial, pembagian keberkahan daging pada hari raya Idul Adha dan untuk penguatan kelompok usaha perkemahan.

“Sampai saat ini program YBM PLN telah bekerjasama dengan beberapa mitra program, baik melalui program bantuan maupun program pemberdayaan. Kami berharap program bermanfaat ini dapat terus membantu masyarakat yang membutuhkan,’ dan tujuan dari YBM PLN adalah untuk menghidupkan mustahil menjadi muzzak,” ujarnya.

Jaringan listrik masuk ke stasiun Dukuh mulai Agustus 2023, PLN UID S2JB UP2K Sumsel membangun Saluran Listrik Tinggi (SUTM) sepanjang 4,44 km, jaringan SUTR rendah sepanjang 8,15 km, serta stasiun distribusi bagian 3 berkapasitas 50kVA dengan total investasi Rp 3,2 miliar. Channel Village juga diawasi oleh Unit Pelayanan Pelanggan (UP3) PLN ULP Kenten Palembang.

“Sesuai informasi Menteri Dalam Negeri (Mendagri), masih ada 22 desa di Sumsel yang belum teraliri listrik. Rencananya sebagian besar adalah pembangunan pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) yang masih dalam proses untuk diperkenalkan ke masyarakat. PLN pusat,” ujarnya.

Saat ini, lanjut Adhi, pembangkit listrik tenaga surya (PLS) mandiri baru berjumlah 2 megawatt (MW) di Jakabaring, Palembang. Beberapa tantangan pembangunan PLTS adalah biaya investasi yang sangat mahal serta adanya pembatasan pembebasan lahan dan perizinan.

Kepala Departemen Energi (Kabid) Dinas ESDM Sumsel Aryansyah juga mendukung inisiatif PLN dalam mensukseskan masyarakat Sumsel dengan menyediakan jaringan listrik di daerah terpencil.

Menurut dia, Sumsel merupakan daerah lumbung pangan, namun diakuinya ada beberapa wilayah yang sulit mendapat aliran listrik, seperti wilayah pesisir pantai. Pasokan listrik di Sumsel sudah selesai sehingga disuplai listrik dari distribusi yang harus dibangun PT PLN yang menurutnya membutuhkan biaya besar.

Wilayah pesisir timur Kabupaten Banyuasin dan Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan memiliki daerah pasang surut dan rawa sehingga sulit untuk membangun pembangkit listrik. Untuk itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan bersama PT PLN ingin membangun PLTS di desa-desa tertinggal.

“Pemerintah Provinsi Sumsel bekerjasama dengan PT PLN untuk membangunnya, nanti pemerintah akan membantu memberikan pelatihan kepada aparat desa, agar PLTS bisa tertangani,” ujarnya.

Ketua Komisi IV DPRD Sumsel Muhammad Yanuri juga mendukung pembangunan PLTS di Sumsel. Ia mengatakan, Indonesia menargetkan konsumsi EBT minimal sebesar 23 persen pada tahun 2025 dan 31 persen pada tahun 2050. Dimana Sumsel menyumbang 3,17 persen. Provinsi Sumsel juga mempunyai potensi besar untuk pengembangan EBT dari berbagai sumber, salah satunya energi surya dengan kapasitas 17,23 GW.

“Sebagai sumber energi terbarukan khususnya tenaga surya, pemanfaatannya di Sumsel masih kecil, hanya 7,75 MW pada tahun 2021-2022. Pemerintah harus mendorong kelompok lain untuk ikut serta dalam pengembangan energi terbarukan, dari alam dan dapat terus diperbarui tanpa batas. Dia berkata: “Ini akan menghasilkan lebih sedikit limbah, jadi sumber energi jenis ini aman untuk digunakan manusia atau lingkungan.”

Anggota Komite V DPRD Sumsel Bidang Kesejahteraan Rakyat Lury Elza Alex Noerdin mengapresiasi program kompensasi dari YBM PLN S2JB. Inisiatif ini menunjukkan kepedulian PLN terhadap masyarakat, khususnya dalam peningkatan pendidikan dan kesejahteraan sosial.

“Dukungan zakat dari pegawai PLN tidak hanya membantu memenuhi kebutuhan dasar, tetapi juga memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk mendapatkan pendidikan yang baik. Dengan dukungan ini, kami berharap ada hasil positif dalam jangka panjang, seperti peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. swasembada,” ujarnya.

Selain itu, program yang diusung YBM PLN S2JB juga dapat mempererat hubungan masyarakat dan mendorong partisipasi aktif pegawai PLN dalam pengembangan masyarakat. Ini adalah contoh yang baik bagaimana perusahaan dapat berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat melalui program tanggung jawab sosial.

Ia juga menyebut perluasan akses listrik di desa dan permukiman terpencil, sebagai langkah penting dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dengan listrik, penduduk desa dapat memanfaatkan teknologi, memulai usaha dan meningkatkan produktivitas.

“Akses terhadap listrik juga membantu memberikan layanan kesehatan yang lebih baik dan meningkatkan infrastruktur. Namun, penting juga untuk memastikan bahwa proyek-proyek ini berkelanjutan dan dilengkapi dengan pelatihan dan pendidikan bagi masyarakat tentang cara menggunakan listrik dengan benar,” ujarnya .

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *