Lifestyle

THE NEWS Emirates hingga Qatar Airways Tawarkan Kelas Bisnis Versi Lebih Murah

thedesignweb.co.id, Jakarta – Dengan harga yang lebih mahal, tiket kelas bisnis menawarkan beberapa keunggulan, antara lain tempat tidur yang lebih lega bahkan bisa dibaringkan. Namun, beberapa maskapai penerbangan telah mengurangi biaya tiket kelas bisnis dan membuka “kelas bisnis kecil”, yang menghilangkan beberapa keuntungan.

Mengutip The Sun, Selasa 15 Oktober 2024, menurut laporan Amadeus Travel Trends 2024, akan semakin banyak maskapai penerbangan yang memperkenalkan tarif lebih murah dengan kelas bisnis ringan. Emirates adalah salah satu maskapai penerbangan pertama yang memperkenalkan ini pada tahun 2019.

Tarif Emirates yang “lebih murah” di kelas bisnis masih menawarkan kursi yang nyaman, tetapi tidak ada akses ruang tunggu. Penerbangan kelas bisnis yang lebih murah dari London ke Dubai dibanderol dengan harga GBP 1,576 (sekitar Rp 32 juta).

Qatar Airways meluncurkan layanan serupa pada tahun 2020, dengan Business Lite tidak mengizinkan akses ruang tunggu dan tidak ada perubahan pemesanan apa pun. Sedangkan jatah bagasinya tetap sama.

Penerbangan dari London ke Doha pada bulan Desember 2023 dihargai GBP 1.555 (setara Rp 31,5 juta) di Business Lite. Pada penerbangan yang sama, harga Business Elite dua kali lebih mahal, yakni £3.307 (sekitar Rs 67 crore).

Tahun lalu, Air France dan KLM memperkenalkan tarif Business Lite untuk penerbangan dari Eropa, dengan lebih banyak pembatasan. Di satu sisi, penumpang hanya mendapat jatah bagasi sebesar 23 kg.

Penumpang pada penerbangan penumpang Business Lite juga harus membayar untuk memilih tempat duduknya dan tidak dapat memasuki ruang tunggu. Meskipun tarif Business Lite umumnya dua hingga empat kali lebih mahal dibandingkan Ekonomi Premium, tarif tersebut dianggap sepadan karena memberikan layanan yang lebih baik.

 

Businessclass.com menjelaskan bahwa kursi kelas bisnis biasanya menikmati “tempat tidur yang dapat direbahkan, masakan bergaya restoran multi-menu, terkadang dari koki selebriti atau berbintang Michelin, sampanye gratis, anggur berkualitas, dan layanan terbaik.

“Banyak maskapai penerbangan kini menawarkan suite kelas bisnis, lengkap dengan pintu geser untuk privasi, lebih mirip pengalaman kelas satu, atau kursi yang dapat diubah menjadi tempat tidur ganda atau suite,” lanjut situs web tersebut.

Jika Anda masih belum mampu membeli kelas bisnis, Lufthansa telah mengungkapkan rencana untuk memperkenalkan kursi “kelas bisnis” di kelas ekonomi. Air New Zealand memiliki Skycouch yang memungkinkan Anda mengubah kelas ekonomi menjadi tempat tidur, serta peluncuran tempat tidur susun baru.

Kelas pesawat menentukan fasilitas yang diberikan. Kursi dan makanan adalah dua hal yang paling jelas terlihat. Bagaimana dengan layanan kru?

Lifestyle thedesignweb.co.id sempat berkesempatan mengunjungi pusat pelatihan awak pesawat salah satu maskapai terbaik dunia, Singapore Airlines. Di sana berlangsung pelatihan staf layanan untuk menghadiri jam kerja.

 

Puluhan awak pesawat yang sedang menjalani pelatihan ini sebenarnya bukanlah “pendatang baru” di dunia penerbangan. Mereka telah melayani penumpang kelas umum selama satu setengah tahun. Namun, mereka perlu belajar bagaimana melayani penumpang di pesawat kelas bisnis. Dimana perbedaannya?

CEO Singapore Airlines Warren Ovinis mengatakan bagian dari pelatihan tersebut adalah memberikan salam, menawarkan bahan bacaan dan cara menyajikan makanan dan anggur. Menyajikan makanan di pesawat komersil berbeda dengan pesawat ekonomi karena makanan disajikan di piring di meja seperti di restoran.

“Untuk menyajikan makanan, awak kabin harus memastikan piring bersih dari sidik jari, tidak ada bekas tangan atau tumpahan makanan. Kalau wine atau keju harus tahu cara menyajikannya,” kata Ovinis.

Barang-barang tersebut biasanya tidak tersedia di kelas ekonomi, sehingga paramedis harus dilatih selama empat hari, dengan materi sebelumnya diberikan beberapa minggu untuk dipelajari secara mandiri.

 

Setelah pelatihan, awak pesawat tidak boleh langsung bekerja di kelas bisnis. Sebelumnya, mereka harus magang selama tiga bulan.

Vira Sibarani adalah pramugari Singapore Airlines asal Indonesia. Wanita asal Jakarta ini bekerja di maskapai tersebut selama 1,5 tahun dan kali ini dia dilatih untuk melayani kelas bisnis. Ia mengaku tertarik mengikuti pelatihan persiapan ujian setelah magang.

Selain melayani penumpang, awak pesawat juga disiapkan menjaga keselamatan. Oleh karena itu, mereka dilatih untuk menghadapi keadaan darurat yang diperbarui secara berkala.

Bahkan terkait keselamatan, maskapai penerbangan bisa menetapkan aturan tertentu. Baru-baru ini, Korean Air menghapus camilan gratis yang populer: mie instan.

Mengutip The Sun, Jumat 2 Agustus 2024, mie tidak lagi disajikan kepada penumpang kelas ekonomi mulai 15 Agustus 2024. Pihak maskapai mengaku memperhitungkan faktor keselamatan mengingat risiko kebakaran meningkat seiring dengan potensi turbulensi ketinggian. .

Lorong yang sempit dan dekat dengan penumpang membuat mie instan yang dimasak dengan air panas dianggap tidak aman untuk disajikan. Korean Air mengatakan dalam pernyataannya bahwa turbulensi telah terjadi dua kali lebih sering pada penerbangannya sejak 2019.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *