Saham

Emiten Prajogo Pangestu Petrosea Bikin Anak Usaha Baru

thedesignweb.co.id, Jakarta – PT Petrosea Tbk (PTRO) mengumumkan rencana pendirian anak perusahaan baru, PT Petrosea Infrastruktur Nusantara. PT PIN didirikan sebagai perusahaan subholding untuk mendukung kegiatan holding dan konsultasi manajemen di bidang infrastruktur. Anak perusahaan baru tersebut didirikan pada 8 Oktober 2023.

Pemegang saham PT PIN saat ini terdiri dari PT Petrosea Tbk dengan kepemilikan 99,90 persen dan PT Rekakarsa Karya Nusantara 0,10 persen.

“Pembentukan PT PIN sebagai anak perusahaan akan memberikan dampak positif bagi Perseroan. PT PIN akan mendukung kegiatan usaha dan memperluas jaringan usaha sebagai bagian dari rencana strategis pengembangan bisnis perseroan,” kata Sekretaris Perusahaan PT Petrosea Tbk Anto Broto dalam keterbukaan informasi bursa, Selasa (22/10/2024).

Pasca pengumuman tersebut, saham emiten milik Prajogo Pangestu itu ditutup menguat 19,86 persen di level 2.850 pada Selasa 22 Oktober 2024. Berdasarkan data RTI, frekuensi perdagangan saham PTRO tercatat sebanyak 13.399 kali. Volume perdagangan sebanyak 18,74 juta lembar saham senilai 307,84 miliar rupiah.

Selama sepekan, saham PTRO naik 19,44% dan naik 227,62% year-to-date. Sekadar informasi, Prayogo menjadi pemegang saham PTRO melalui PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN). CUAN melalui anak usahanya PT Kreasi Jasa Persada membeli saham PTRO dalam jumlah besar hingga saat ini menguasai 418,76 juta saham atau setara 41,52 persen.

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mewanti-wanti, pembelian lanjutan yang dilakukan regulator dapat menurunkan jumlah saham yang beredar di publik atau diperdagangkan bebas.

Peringatan ini juga berlaku untuk saham Barito Renewables Energy (BREN) yang baru saja diakuisisi Prajogo Pangestu melalui Barito Pacific Tbk (BRPT).

Direktur Penilaian Perusahaan BEI Gede Nyoman Yetna mengatakan, secara umum pengendali mempunyai hak untuk membeli saham suatu perusahaan sesuai aturan yang berlaku.

Dalam hal ini, sekretaris perusahaan disebut berperan dalam mencatat dan mencabut sejumlah saham yang dimiliki masing-masing pemegang saham.

“Sekretaris perusahaan sebagai penghubung juga mempunyai tugas mengumpulkan data dan mengkaji struktur kepemilikan saham. Dengan demikian, ke depannya pasar saham akan memantau kepatuhannya. Jadi saat itu dia (Sekretaris) juga akan mengambil langkah-langkah agar perusahaan patuh,” kata Newman kepada wartawan, Rabu (10/9/2024).

“Jadi, ke depan, pasar saham akan memantau pemenuhan persyaratan tersebut.” Jadi dia (Sekretaris) juga akan mengambil langkah-langkah untuk memastikan perusahaan melakukan free flow,” imbuhnya.

Sebelumnya, Direktur dan Sekretaris Perusahaan Barito Renewables Energy Tbk Merli mengumumkan pembelian 26.611.600 saham BREN oleh Prajogo Pangestu pada 2 dan 3 Oktober 2024.

Hal ini disebabkan oleh kepercayaan Prayogo terhadap perusahaan dan keinginan untuk terus mendukung Indonesia dalam mencapai emisi net zero.

“Pak Prajogo selalu mendukung perusahaan dalam memperluas dan mengembangkan usahanya. Barito Renewables bertekad untuk terus menggarap sektor energi baru terbarukan. Oleh karena itu, kami tetap optimis dengan kontribusi yang dapat diberikan perusahaan di Indonesia, kata Merli.

 

Anak perusahaan Barito Renewables, Star Energy Geothermal, baru-baru ini mengumumkan rencana penambahan kapasitas sebesar 102,6 MW pada Konferensi dan Pameran Panas Bumi Internasional (IIGCE) 2024.

Inisiatif strategis ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas panas bumi Star Energy melalui proyek modernisasi dan penambahan kapasitas baru untuk mendukung tujuan transisi energi Indonesia.

BREN sendiri dulunya masuk dalam indeks FTSE namun kini telah dihapus. Tercoretnya saham BREN dari indeks FTSE karena empat pemegang saham menguasai 97 persen total saham yang dikeluarkan Barito Renewables Energy.

Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan yang membatasi pergerakan bebas pemegang saham dengan konsentrasi tinggi.

Sebelumnya, Presiden Grup Barito Pacific Prajogo Pangestu menambah kepemilikan sahamnya di PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN). Hal ini disebabkan oleh kepercayaan dan keyakinan terhadap perusahaan serta keinginan untuk terus mendukung Indonesia dalam mencapai nol emisi.

Prajogo Pangestu membeli 26.611.600 lembar saham BREN dalam dua tahap, berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang ditulis Jumat (10/04/2024). Tahap pertama, Prajogo Pangestu mengakuisisi 16.712.500 saham atau 0,01249 persen dari total jumlah saham yang dikeluarkan perseroan pada 2 Oktober 2024. Rata-rata harga pembelian saham tersebut adalah Rp 6.775 per saham, sehingga harga pembelian saham tersebut adalah Rp 113,24. satu miliar.

Tahap kedua, tepatnya pada 03.10.2024, ia membeli 9.899.100 saham atau 0,00740 persen dari seluruh jumlah saham yang dikeluarkan perseroan. Rata-rata harga pembelian saham tersebut adalah Rp 6.845 per saham sehingga nilai pembelian saham tersebut mencapai Rp 67,75 miliar. Dengan demikian, total pembelian saham BREN adalah sebesar 181 miliar rupiah untuk investasi pribadi dengan status kepemilikan langsung.

“Pada 2 dan 3 Oktober 2024, Prayogo menambah kepemilikannya sebanyak 26.611.600 lembar saham. Prayogo selalu mendukung perusahaan dalam ekspansi dan pengembangan bisnis,” kata Direktur dan Sekretaris Perusahaan Barito Renewables Energy Merli dalam keterbukaan informasi BEI.

Ia menambahkan, Barito Renewables bertekad untuk terus berkarya di sektor energi baru dan terbarukan.

Oleh karena itu, kami tetap optimis dengan kontribusi yang dapat diberikan perusahaan di Indonesia, kata Merli.

Anak perusahaan Barito Renewables, Star Energy Geothermal, baru-baru ini mengumumkan rencana penambahan kapasitas sebesar 102,6 MW pada Konferensi dan Pameran Panas Bumi Internasional (IIGCE) 2024.

Inisiatif strategis ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas panas bumi Star Energy melalui proyek modernisasi dan penambahan kapasitas baru untuk mendukung tujuan transisi energi Indonesia.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *