Berita

Ganjar Pranowo Buka Suara Soal Keoknya Jagoan PDI Perjuangan di Pilgub Jateng

thedesignweb.co.id, Bali Kuick Angka dari beberapa lembaga survei menunjukkan total suara pasangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi yang didukung PDI Perjuangan dan calon yang diusung Koalisi Progresif Indonesia (KIM) Plus Ahmad Luthfi-Taj tertinggal jauh. Yasin. .

Melihat hal tersebut, Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDI-P Ganjar Pranovo buka suara soal pasangan sayap kiri Andika Perkasa-Hendrar Prihadi. Ia pun dengan bijak melihat kekalahan versi komputasi cepat.

“Ada yang kalah, ada yang menang, ini proses yang sederhana.

Ditanya apakah kekalahan pasangan PDI Peryuangan akibat penipuan, Ganjar meminta semua pihak menunggu laporan yang disampaikannya kepada pihak terkait.

“Kita tunggu semua laporannya, apakah diproses atau tidak, ada yang sudah dilaporkan, ada yang belum dilaporkan, jadi kita tunggu saja prosesnya.” Jika tidak, dia akan kecewa, bukan?” kata Ganjar.

Sebelumnya, Ketua Umum PDI Perjuangan Jenderal Megawati Soekarnoputri mengungkapkan kekecewaannya atas kekalahan calon yang diusung pada Pilka 2024 dan daerah basis massa secara bersamaan.

Megawati dalam sambutannya mengatakan Pilkada 2024 akan menjadi tontonan demokrasi yang telah mengalami kematian akibat penggunaan sumber daya dan instrumen negara.

“Hal ini terlihat di beberapa daerah yang rutin saya pantau seperti Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Utara dan berbagai provinsi lainnya,” kata Megawati, Kamis (28/11).

Jawa Tengah dikenal sebagai bullpen karena merupakan basis pemilih setia PDIP. Ia tak terima PDIP kalah di Jawa Tengah karena sudah mengenal daerah itu sejak lama.

“Saya kenal baik Jawa Tengah. Saya sudah tiga kali terpilih menjadi anggota DPR RI. Jawa Tengah bukan sekedar ‘banteng’ tapi sarang nasionalisme dan patriotisme, kata Megawati dalam keterangannya, Rabu. (27/11).

Megawati menduga ada pengerahan kekuatan untuk membuat masyarakat Jateng tenang. Dia menyesalkan bahwa praktik-praktik ini melampaui batas kepatutan moral, etika, dan hati nurani.

Namun, dalam situasi di mana segala sesuatunya bisa dimobilisasi dengan kekerasan, maka akan terjadi keheningan,” ujarnya.

Untuk itu, Presiden ke-5 RI ini mengimbau personelnya tidak takut untuk menyuarakan kebenaran.

“Jangan pernah takut untuk mengatakan kebenaran,” kata Megawati.

 

(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *