DESIGN WEB Gegerkan Washington, Penipuan Kripto Libatkan Profesor Palsu di Grup Whatsapp
thedesignweb.co.id Jakarta, AS, dihebohkan dengan penipuan kripto yang melibatkan beberapa pihak yang mengaku sebagai profesor grup Whatsapp.
Departemen Lembaga Keuangan Negara Bagian Washington (DFI) telah mengumumkan bahwa mereka telah menerima beberapa lamaran dari perusahaan yang mengaku sebagai institusi pendidikan tinggi, seperti sekolah bisnis, perguruan tinggi, atau lembaga kekayaan, yang menawarkan program pendidikan yang berfokus terutama pada investasi kripto. .
“Dugaan penipuan biasanya dimulai dengan postingan investor di grup Whatsapp atau Telegram, sering kali dengan nama mewah yang menyertakan kata-kata seperti ‘Wealth Club’, ‘Elite’, dan ‘AI.’
Hal ini terungkap ketika guru palsu menawarkan kursus investasi dan sinyal perdagangan harian yang menjanjikan keuntungan tinggi.
Mereka juga diketahui mempekerjakan asisten untuk memfasilitasi komunikasi dan menjaga legitimasi.
DFI mengatakan beberapa investor diberi sejumlah kecil cryptocurrency untuk menguji platform sebelum menyerahkan dana.
Selain itu, perusahaan menawarkan pinjaman atau jalur kredit bernilai tinggi kepada investor untuk bergabung dengan klub VIP eksklusif atau memenuhi persyaratan dasar untuk penawaran baru.
Pinjaman ini sering kali diatur secara informal melalui WhatsApp dan perusahaan memberikan tangkapan layar palsu dari akun tersebut.
Ketika investor mencoba membayar kembali pinjaman ini, mereka diberitahu bahwa rekening mereka akan dibekukan sampai dana eksternal tersedia, menurut DFI.
Penafian: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Lakukan riset dan studi Anda sebelum membeli dan menjual kripto. thedesignweb.co.id tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Brian Sewell, pendiri kursus trading kripto online bernama American Bitcoin Academy, menerima kurang lebih 1,2 juta USD atau setara Rp 19,3 miliar (perkiraan nilai tukarnya Rp 16.296 per USD).
Menurut Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), pelaku mendorong korbannya untuk berinvestasi di reksa dana palsu.
Dari Desember 2017 hingga April 2018, Sewell meminta investasi untuk Rockwell Foundation, yang akan berinvestasi dalam aset digital menggunakan teknik dan alat unik seperti kecerdasan buatan.
Alih-alih membuka dana SEC, ia malah mengubah investasinya menjadi Bitcoin, yang hilang ketika dompetnya diretas, SEC mengumumkan dalam rilis berita bahwa kasus tersebut telah diselesaikan “Yahoo Finance, anna (12) / 7). / 2024 ).
Ketersediaan dana juga diungkapkan dengan mengirimkan laporan bulanan kepada investor. Skema penipuan Sewell merugikan 15 siswa sekitar $1,2 juta, menurut regulator.
“Baik itu AI, crypto, DeFi, atau kata lain, SEC akan mengadili mereka yang dikatakan menggunakan teknologi yang salah,” kata Gurbir Grewal, CEO SEC, dalam pernyataan tertulis.
Sewell dan perusahaannya, Rockwell Capital Management, setuju untuk menyelesaikan masalah dengan regulator tanpa mengakui atau menyangkal tuduhan tersebut.
Sebagai bagian dari penyelesaian, Rockwell Capital setuju untuk membayar setara dengan $1,6 juta, atau Rp25,1 miliar, dan Sewell, lebih dari $200,000, atau setara dengan Rp3,1 miliar.
Sewell, yang terdaftar sebagai kontak media untuk perusahaan tersebut, tidak segera menanggapi permintaan komentar. Dia tinggal di Utah sebelum pindah ke Puerto Rico, menurut pengajuan SEC.
Tindakan penegakan hukum tersebut merupakan yang terbaru dari serangkaian tuntutan hukum yang diajukan lembaga tersebut terkait aset digital. Ketua SEC Gary Gensler telah berulang kali memperingatkan investor bahwa industri kripto penuh dengan penipuan.
Sebelumnya, Organisasi Polisi Kriminal Internasional (Interpol), sebuah inisiatif global yang melibatkan 61 negara, mengumumkan bahwa Operasi First Light telah menghentikan beberapa skema penipuan online.
Operasi tersebut mengakibatkan pembekuan 6,745 rekening bank, penyitaan aset sebesar 257 juta dolar AS ($4,2 triliun), mata uang senilai sekitar 135 juta dolar AS ($2,2 triliun), dan mata uang kripto senilai 2 juta dolar AS ($32 triliun). . 7 miliar).
“Menargetkan phishing, penipuan investasi, situs perdagangan online palsu, perjodohan dan penipuan identitas, Operation First Light 2024 telah mengakibatkan penangkapan 3,950 tersangka dan identifikasi kemungkinan 14,643 tersangka di seluruh dunia,” kata Interpol dalam sebuah pernyataan di News.bitcoin. com.berhasil,” katanya. , Minggu (30/6/2024).
Selain itu, Interpol menyita lebih dari $120 juta aset, termasuk real estate, kendaraan mewah, perhiasan kelas atas, dan barang berharga lainnya.
Sebagai referensi, Operasi First Light akan dimulai pada tahun 2023 dan menyelesaikan fase taktis terakhirnya antara bulan Maret dan Mei 2024.
Operasi ini didanai oleh Kementerian Keamanan Publik Tiongkok dan mencapai puncaknya pada pertemuan di Tianjin di mana negara-negara peserta meninjau hasil, berbagi intelijen, dan merencanakan tindakan di masa depan.
Sejak tahun 2014, Interpol telah menyelenggarakan Operasi First Light untuk meningkatkan kerja sama internasional dan memperkuat upaya melawan rekayasa sosial dan penipuan telekomunikasi.
“Dengan menggunakan mekanisme Global Payments Rapid Interception (I-GRIP) Interpol, yang membantu melacak dan mencegat hasil aktivitas ilegal dalam bentuk tol dan mata uang kripto, polisi di Spanyol menyita $331.000 dalam email bisnis yang terkait dengan korban yang mentransfer uang ke Hong Kong dan Tiongkok,” kata Interpol.