Bisnis

Gelar Pertemuan Tahunan di Aceh, OJK Akselerasi Pengembangan dan Penguatan Perbankan Syariah

Liputan6.com, Jakarta Perkembangan dan penguatan industri perbankan syariah nasional terus didukung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk meningkatkan ketahanan dan daya saing serta berkontribusi terhadap pembangunan sosial ekonomi bangsa.

Direktur Jenderal Pengawasan Perbankan OJK Dian Ediana Ray menyoroti Rapat Umum Tahunan Bank Syariah Tahun 2024 yang diselenggarakan di Banda Aceh, mengenai pengembangan dan penguatan Bank Syariah Indonesia (RP3SI) tahun 2023 hingga 2027. Sesuai dengan konsep transformasi perbankan syariah pada tahun 2023. peta jalan untuk. , Kegiatan operasional perbankan syariah diharapkan memiliki karakteristik yang kuat sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat.

“Kami mengawal transisi dari perbankan syariah (perbankan sesuai syariah), yang merupakan alternatif dari bank tradisional, ke perbankan syariah, yang memiliki model bisnis sendiri dan juga memberikan dampak sosial ekonomi berbasis syariah),” kata Dian, Jumat (25/10).

Ia menilai perbankan syariah harus lebih berperan dominan dalam mendukung program pemerintah dalam pembangunan ekonomi dan keuangan syariah yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045.

Berdasarkan data OJK, status perbankan syariah saat ini mencerminkan situasi yang stabil dan menunjukkan pertumbuhan positif. Aset, Pembiayaan, dan Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan syariah terus mencatatkan rekor pertumbuhan dua digit. Per Agustus 2024, aset meningkat 10,37% year-on-year mencapai Rp 902,39 triliun. Di sisi lain, jumlah pinjaman meningkat 11,65% dari tahun sebelumnya menjadi 620,33 triliun rupiah, dan DPK juga meningkat 11,42% dari tahun sebelumnya menjadi 705,18 triliun rupiah. Selain itu, ketahanan perbankan umum juga masih kuat tercermin dari kecukupan modal (CAR) yang berada pada level 25,6%. Ketahanan tersebut juga didukung oleh kualitas pembiayaan yang sangat baik dan profitabilitas yang stabil. 

Lebih lanjut Pak Dian menyampaikan bahwa dalam jangka pendek tahun 2024 hingga 2025, OJK akan fokus pada lima bidang, yaitu integrasi bank syariah, pembentukan Badan Pengembangan Keuangan Syariah, pembuatan pedoman produk, dan pengembangan kebijakan moneter. Kebijakan tersebut, tambahnya, akan fokus pada pengembangan bisnis perbankan syariah. Keunikan produk memperkuat perannya. Pemanfaatan bank syariah dalam ekosistem perekonomian dan peningkatan peran bank syariah dalam pengembangan UMKM.

Dalam kegiatan tersebut, Dian juga mengumumkan tiga pedoman produk perbankan syariah:

1. Pedoman produk pinjaman mudharabah;

2. Pedoman penerapan Shariah Restricted Investment Accounts (SRIA) berdasarkan Akad Mukhayada Mukhayada. E

3. Pedoman Penerapan Wakaf Linked Deposit (CWLD).

“Keluaran pedoman produk ini merupakan bentuk nyata dukungan OJK untuk mengembangkan keunikan dan diferensiasi produk perbankan syariah untuk memperkuat daya saing bank syariah dalam negeri,” kata Dian Ta.

Saat ini bank syariah yang telah menerapkan CWLD adalah Bank KB Syariah, Bank Riau Khepri Syariah, BJB Syariah, UUS Bank Jatim, dan BPRS Hijra Alami. Sementara beberapa bank syariah yakni Bank Syariah Indonesia, Bank NTB Syariah, Bank Aceh Syariah, UUS Bank Sumselbabel, UUS Bank Nagari, BPRS Arsa Madani, BPRS Baroka Dana Sejatera, BPRS Baktimak Mur Indah dan lainnya sedang dalam proses pengembangan CWLD.

Para Deputi juga mengikuti kegiatan yang bertemakan “Percepatan Pengembangan Perbankan Syariah untuk Pembangunan Bangsa”. Bapak Safrizal Zakaria Ali, Gubernur Provinsi Aceh, adalah pimpinan Bank Syariah dan menjabat sebagai anggota dewan kunci bank portofolio tradisional sebagai cara untuk mendukung OJK dalam mengembangkan perekonomian Aceh melalui peran Bank Syariah.

“Saya mengimbau seluruh pemangku kepentingan di industri perbankan dan keuangan syariah untuk terus menjadi motor penggerak dan penggerak pertumbuhan ekonomi di provinsi Aceh,” tambah Dian.

Aksi Gubernur Aceh Safrizal menyambut baik dukungan yang diberikan OJK terhadap pengembangan perbankan syariah.

“Kami berharap sektor perbankan syariah terus maju dan berkembang, dan kami pemerintah daerah sendiri terus menyempurnakan kelembagaan dan regulasi yang berlaku pada perekonomian syariah 2018 2020 adalah tentang lembaga keuangan syariah yang memberikan landasan hukum yang kokoh untuk pengembangan bank syariah,” imbuhnya.

RUPS Tahunan Perbankan Syariah 2024 di Banda Aceh akan menampilkan banyak kegiatan lain (side events) seperti sharing session mengenai peran perbankan syariah dalam keuangan berkelanjutan, sosialisasi pedoman produk perbankan syariah, workshop perbankan syariah, dan lain-lain juga didukung oleh Ketiga kegiatan tersebut merupakan bentuk implementasi program kerja RP3SI.

Sesi pertukaran ini merupakan salah satu implementasi pilar ketiga RP3SI untuk meningkatkan peran bank syariah dalam keuangan berkelanjutan.

Acara yang dibuka oleh Kepala Pengawasan Perbankan OJK Dian Ediana Ray ini menghadirkan Edi Manindo Harahap, Kepala Bidang Pengaturan dan Pengembangan Perbankan OJK, Oliver Wyman, Penasihat Senior, Keuangan. Tampak pula narasumber ketua program magister riset. di bidang Keuangan Berkelanjutan dari Universitas Islam Internasional Indonesia Rizky Wisnoentoro. Menjelaskan pandangan mengenai keuangan berkelanjutan baik dari sudut pandang regulasi maupun implementasi serta relevansinya dengan perbankan syariah.

“Kami ingin bank syariah menjadi pusat unggulan di bidang keuangan yang mampu memberikan layanan keuangan berbasis syariah yang lebih inklusif, beretika, dan bermanfaat bagi masyarakat,” kata Dian.

Lebih lanjut, Dian mengatakan harapan tersebut sejalan dengan agenda SDG yang secara umum bertujuan untuk menjaga keberlanjutan kehidupan dan kesejahteraan manusia.

Pak Dian mendorong perbankan syariah untuk berinovasi mengatasi permasalahan sosial seperti ketimpangan dan jebakan pendapatan menengah ke bawah, serta berkontribusi dengan meningkatkan penyaluran kredit ke sektor ramah lingkungan. Hal ini akan mendorong peran bank syariah yang lebih holistik dalam mendukung penerapan ESG, tidak hanya secara lingkungan tetapi juga sosial ekonomi.

Forum yang dihadiri oleh pimpinan BUS, UUS dan pimpinan bank induk tradisional ini menjadi wahana untuk menghasilkan pemahaman, ide dan konsep baru yang dapat diimplementasikan dalam industri perbankan syariah, terutama untuk meningkatkan perannya dalam perekonomian. industri perbankan. keuangan berkelanjutan. Sosialisasi pedoman produk perbankan syariah

Sosialisasi pedoman produk perbankan syariah merupakan kegiatan penting yang mendukung penguatan karakteristik perbankan syariah melalui kekhasan produk yang dituangkan dalam RP3SI.

Kegiatan dibuka dengan akting. Bapak Safrizal Zakaria Ali, Gubernur Provinsi Aceh, mempresentasikan Bank Syariah Bank Aceh di Balai Gubernur Provinsi Aceh dengan tujuan untuk memahami pimpinan dan pemangku kepentingan Bank Aceh mengenai pengenalan produk Cash Waqf Linked Deposit (CWLD) yang beliau ikuti biaya .

Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama Otoritas Pengawasan Perbankan OJK Dian Ediana Ray mengatakan daya saing bank syariah perlu diperhatikan secara serius agar perbankan secara umum bisa bertransformasi ke arah diferensiasi dan keunikan. Perbankan syariah sebenarnya bertujuan untuk menghindari persaingan langsung (direct competition) dengan perbankan konvensional yang lebih mapan.

Dalam upaya mendukung keunikan produk syariah, OJK mengembangkan CWLD sebagai produk perbankan syariah berbasis wakaf uang sementara. CWLD memberikan kesempatan kepada nasabah untuk menyumbangkan uang dalam bentuk simpanan yang pokoknya akan dikembalikan setelah masa wakaf berakhir. Keuntungan dari titipan tersebut dapat disalurkan langsung kepada penerima manfaat wakaf.

Integrasi wakaf tunai yang dilakukan CWLD ke dalam produk perbankan syariahnya diharapkan akan menghasilkan produk perbankan syariah yang unggul dan mampu mendukung pembangunan perekonomian daerah. Produk ini juga merupakan bentuk dukungan OJK untuk meningkatkan sinergi bank syariah dalam pengembangan wakaf uang dan pengembangan ekosistem ekonomi syariah di Indonesia. workshop perbankan syariah

Pada kesempatan yang sama juga diadakan Workshop Perbankan Syariah yang diselenggarakan oleh Asbisindo di landmark BSI Aceh. Forum diskusi tersebut dihadiri oleh Direktur Jenderal Otoritas Pengawasan Perbankan OJK beserta jajarannya, pimpinan BUS, UUS, bank induk tradisional, dan perwakilan pengusaha Aceh.

Kegiatan ini merupakan wadah koordinasi bagi regulator, industri perbankan syariah, dan pemangku kepentingan dunia usaha untuk bertukar pikiran tentang bagaimana meningkatkan peran perbankan syariah dalam pembangunan sekaligus membangun perekonomian Aceh.

“Forum ini menjadi wadah evaluasi pelaksanaan RP3SI, membahas arah pembangunan, serta peluang dan tantangan ke depan,” kata Dian.

Koordinasi dan kerja sama yang dilakukan OJK dengan seluruh pemangku kepentingan akan membantu industri perbankan syariah dan regulator untuk lebih berkontribusi terhadap perekonomian nasional guna mencapai tujuan kemaslahatan masyarakat, seperti berikut ini. dokumen. Visi RP3SI.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *