THE NEWS Gemar Berenang di Sungai Sejak Kecil, Kini Atlet Dwarfisme Ari Setiawan Wakili Kalimantan Selatan di Peparnas 2024
thedesignweb.co.id, Karanganyar Ari Setyawan, penghobi renang sungai sejak kecil, kembali mengasah kemampuannya mewakili Kalsel tunggal di Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) 2024.
Ari adalah seorang kurcaci yang sehari-harinya bekerja sebagai operator di warnet. Sejak tahun 2021, ia menjadi perenang atas ajakan temannya.
“Pada tahun 2021 (langkah pertama saya terjun ke dunia renang), saya diajak oleh teman saya dan saya langsung tertarik. “Saya suka sekali berenang, saya dari kecil berenang di sungai, rumah saya dekat sungai,” kata Ari kepada Disabilities thedesignweb.co.id saat ditemui di Kolam Renang Injepatan, Karanganyar, Kamis (10/10/2021). 2024).
Kini pemain berusia 31 tahun itu dengan bangga mewakili kampung halamannya sebagai atlet renang karena mampu mengharumkan nama daerah.
“Saya senang, bangga bisa mengangkat harga diri daerah,” kata Ari.
Ari mempertandingkan nomor 50m gaya bebas, 50m gaya kupu-kupu, dan 50m gaya dada di ajang Paralimpiade ini.
Ini merupakan laga perdananya di Peparnas, namun ia mampu menunjukkan kemampuannya meraih medali.
“Alhamdulillah, saya pertama kali memperebutkan medali perunggu di nomor 50 m gaya dada. Saya berpartisipasi dalam kompetisi ini untuk pertama kalinya.”
Perolehan medali perunggu ini semakin mengobarkan keinginan Ari untuk berkompetisi di kompetisi lain dan meraih prestasi lagi.
“Saya ingin ikut (acara) yang lebih besar,” kata penyandang disabilitas fisik tersebut.
Medali ini tidak diberikan dengan mudah. Perjuangan di baliknya masih panjang. Ia harus berlatih dengan tekun dua kali sehari, pagi dan sore.
“Latihannya dua jam, dua kali sehari, pagi dan sore,” ujarnya.
Sebelum menjadi atlet, ia bekerja setiap hari sebagai operator di warnet. Namun untuk mengikuti kompetisi nasional, ia berhenti dari pekerjaannya sehari-hari dan fokus pada renang.
“Saya bekerja sebagai operator warnet, tapi sekarang saya fokus pada studi. Saya berlatih di Gor Hasanuddin (Banjarmasin, Kalimantan Selatan).”
Peparnas XVII Solo bukan hanya pesta bagi atlet disabilitas seperti Ari Sethyavan, tapi juga atlet disabilitas Solo seperti Tri Rahayu.
Tri turut serta dalam acara tersebut sebagai relawan lapangan yang mengantarkan para atlet ke titik-titik tertentu di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
Tree mengatakan bahwa dia juga cacat. Ia memiliki berbagai cacat fisik sejak lahir.
“Saya terlahir cacat, saya ingin sekali dioperasi, tapi dokter takut berdampak pada saraf otak, jadi saya biarkan begitu saja. “Termasuk Treacher Collins syndrome, tapi masih ringan, tidak terlalu parah,” kata Tri Disabilities thedesignweb.co.id di UNS, Solo, Selasa (8/10/2024).
Seperti yang Anda ketahui, sindrom Treacher Collins merupakan penyakit genetik yang memengaruhi perkembangan tulang dan otot wajah.
Ketimbang tertekan dengan berbagai kondisi fisiknya, Tri memilih bersyukur kondisi wajahnya tidak memengaruhi kemampuan fisiknya yang lain. Ia masih mampu berjalan sendiri dan melakukan banyak hal layaknya orang yang bukan penyandang disabilitas.
Lantas kenapa Tree memutuskan menjadi relawan di Peparnas pada tahun 2024?
“Karena sebagai penyandang disabilitas, saya harus mendampingi penyandang disabilitas di seluruh Solo Raya. “Partisipasi penyandang disabilitas dalam masyarakat harus dipromosikan dengan cara yang sama seperti orang-orang non-disabilitas, sehingga mereka setara dan seimbang,” kata Trinh.