Crypto

Ghana Pakai Teknologi Blockchain Dalam Perdagangan Karbon

thedesignweb.co.id, Jakarta – Ghana semakin kuat dalam menerapkan pasar karbon Afrika Salah satunya menggunakan teknologi blockchain untuk mendukung transaksi perdagangan karbon.

Badan Perlindungan Lingkungan Ghana (EPA) telah menandatangani perjanjian untuk menambahkan operator perdagangan karbon di negara tersebut, Ghana Carbon Registry (GCR), ke dalam jaringan ITMO berbasis blockchain. Hal ini menyusul kesepakatan awal antara kedua belah pihak untuk memungkinkan perdagangan digital dan solusi ITMO

Dikelola sesuai dengan Pasal 6.2 Perjanjian Paris, ITMO adalah kredit karbon yang berkontribusi terhadap upaya global untuk mendorong aksi iklim dan mitigasi perubahan iklim. ITMO dapat ditransfer secara internasional dan menghasilkan pendanaan iklim untuk proyek mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Dengan mengaktifkan ITMO, Ghana memperkuat posisinya sebagai pemimpin pasar karbon di Afrika. Sementara itu, perjanjian antara GCR dan ZERO13 Singapura akan membantu negara Asia Tenggara ini mempertahankan posisinya sebagai pusat perdagangan karbon global.

Direktur Jenderal EPA John Kingsley mengatakan pekerjaan yang dilakukan oleh EPA dan lembaga lain di Ghana telah menunjukkan bahwa negara tersebut dapat memimpin pelaksanaan kegiatan Pasal 6.2 ITMO melalui perjanjian pelaksanaan dengan Singapura. Kutipan dari Bitcoin.com, Jumat (15 November 2024).

Sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, perusahaan-perusahaan Singapura dapat memperoleh kredit karbon berkualitas tinggi dari proyek-proyek di Ghana, sehingga membantu mereka memenuhi target pengurangan emisi mereka.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca Lakukan riset dan analisa sebelum membeli dan menjual kripto thedesignweb.co.id tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang diakibatkan dari keputusan investasi

 

Hirandar Mishra, CEO Zero13, memuji kolaborasi GCR dengan perusahaannya dan mengatakan bahwa hal ini menunjukkan bagaimana teknologi dapat memainkan peran penting dalam memajukan aksi iklim.

Ia mengatakan perjanjian antara Singapura dan Ghana menjadi preseden bagi kerja sama internasional di bidang pasar karbon dan aksi iklim.

Meskipun ITMO dianggap sebagai mekanisme yang menjanjikan untuk kerja sama iklim internasional, namun terdapat beberapa kelemahan, seperti penghitungan ganda, kurangnya metode standar, dan volatilitas pasar serta ketidakpastian harga.

Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, negara-negara harus menyepakati tata kelola internasional yang kuat, akuntansi yang transparan, dan proses audit yang ketat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *