Google Doodle Kenang AT Mahmud, Pencipta Lagu Legenda yang Abadi di Hati Anak Indonesia
thedesignweb.co.id, Jakarta – Google Doodle hari ini, Kamis 3 Oktober 2024 menampilkan sosok spesial di dunia musik anak Indonesia, yakni AT Mahmud.
Doodle tersebut diluncurkan dalam rangka perayaan ulang tahun ke-94 sang komposer yang memberikan dampak luar biasa bagi pendidikan dan hiburan anak-anak melalui lagu-lagunya yang tak lekang oleh waktu. Apa singkatan dari AT Mahmood? Ini profilnya!
Lahir pada 3 Februari 1930 di Kampung 5 Ulu Kedukan Anyar, Palembang, Abdullah Totong Mahmud atau AT Mahmud merupakan salah satu pencipta lagu anak-anak Indonesia yang produktif dan berpengaruh, kata Antara, Kamis malam.
Semasa hidupnya, AT Mahmud menciptakan lagu-lagu sederhana namun penuh makna yang menyentuh masa kecil jutaan anak Indonesia. AT Mahmood meninggal dunia pada 6 Juli 2010 dalam usia 80 tahun. Namun, karyanya bertahan hingga saat ini. Lagu apa saja yang diciptakan AT Mahmud?
Nyanyikan Semua Lagu AT Mahmud dikenal dengan iramanya yang upbeat dan liriknya yang mudah diingat. Siapa yang tak kenal lagu-lagu epik seperti ‘Rainbow’, ‘Take the Moon, Mom’ dan ‘Lizards on the Wall’? Setiap kata dalam karya sastra seolah penuh dengan kegembiraan masa kanak-kanak, memicu imajinasi dan mengajarkan nilai-nilai kehidupan.
Karya-karya AT Mahmood tidak hanya menghibur tetapi juga mendidik. Terdapat lagu-lagu yang mengandung pesan moral yang mengajarkan anak tentang cinta, persahabatan, keindahan alam dan cinta kepada orang tua.
Lagu ‘Bintang Kejora’ misalnya, tak hanya mengajak anak bernyanyi, tapi juga menumbuhkan rasa ingin tahu dan berimajinasi terhadap alam semesta.
Banyak dari kita yang tumbuh besar dengan lagu-lagu AT Mahmood, menjadikan karya-karyanya sebagai jembatan nostalgia. Lagu-lagu ini tidak hanya mengingatkan kita pada masa kecil, tetapi juga masa-masa bahagia yang penuh kegembiraan dan kebebasan.
PADA. Kebanyakan orang tidak tahu tentang karier musik. Muhammad memang tidak mudah dan penuh liku-liku. Dari masa kecilnya di Muranim (Sumatera Selatan) hingga studinya di Australia, perjalanan hidupnya penuh inspirasi dan semangat.
Perjalanan ke A.T. Mahmood memulainya sejak muda. Lahir pada tanggal 3 Februari 1930 di Palembang, kecintaannya terhadap musik mulai tumbuh saat ia bersekolah di Hollandsch-Inlandsche Eskola (HIS). Saat itu, seorang guru musik memperkenalkan penulisan notasi dengan cara yang unik dan menghibur, menggunakan kata-kata seperti ‘do-dol-ga-rut’ untuk mengajarkan notasi. Dari situlah benih kecintaan Mahmood terhadap musik mulai tumbuh.
Ketika dia pergi ke Muranim, dia mendalami dunia musik. Di sana, PADA. Mahmood bertemu Ishaq Mahmuddin, anggota Orkestra Ming yang terkenal. Di bawah bimbingan Ishaq, Mahmood mulai belajar alat musik dan belajar membuat lagu.
Di sinilah bakat Mahmood mulai muncul dan ia bergabung dengan orkestra. Namun, hidupnya segera berubah ketika revolusi dimulai pada tahun 1945, saluran Tekno thedesignweb.co.id tayang pada Kamis malam.
Pada masa revolusi, keadaan yang tidak menentu memaksa Mahmud meninggalkan sekolah. Sebagai anggota Tentara Pelajar, ia berjuang bersama rekan-rekannya untuk kemerdekaan Indonesia.
Namun kecintaannya terhadap musik tidak pernah pudar. Di sela-sela perjuangannya, Mahmoud terus mengasah kemampuan bermusiknya hingga akhirnya kembali bersekolah dan lulus SMA.
Setelah lulus, A.T. Diundang oleh pamannya, Mahmood bekerja di sebuah bank Belanda. Namun panggilannya terhadap dunia pendidikan membawanya untuk melanjutkan di Bagian A Sekolah Pelatihan Guru (SGA). Di sini, ia mendalami dunia musik dan mulai menggubah lagu. Salah satu lagu pertama yang dia tulis adalah lagu untuk ibunya.
Peluang besar datang ketika Mahmood mendapat beasiswa Colombo Plan untuk belajar di University of Sydney di Australia. Ia belajar di sana selama satu tahun dan menerima sertifikat untuk mengajar bahasa Inggris sebagai bahasa asing. Pengalamannya di Australia tidak hanya memperkaya pengetahuannya di bidang pendidikan, namun juga mempertebal kecintaannya terhadap musik.
Sekembalinya ke Indonesia, Mohamed mendaftar menjadi guru TK di Jakarta Selatan. Di sinilah karir musiknya mulai menanjak. Dia membuat lagu anak-anak seperti “Rainbow”, “Take the Moon”, dan “The Lizard on the Wall” mudah untuk dinyanyikan, bermakna, dan mendidik. Lagu-lagu ini merupakan bagian dari masa kecil anak-anak Indonesia.
Mahmood sangat besar di dunia musik anak-anak, A.T. Selain menciptakan lagu, ia menjadi pembawa acara dua acara musik di televisi, My Choice Songs dan Ayo Mening, yang telah populer selama lebih dari 20 tahun. Melalui peristiwa tersebut, Mahmud mengukuhkan posisinya sebagai pencipta lagu anak-anak legendaris.
Atas kontribusinya yang luar biasa, Mahmood menerima beberapa penghargaan bergengsi seperti AMI Lifetime Achievement Award dan Parama Dharma Medal. Karya-karyanya yang abadi telah menjadi bagian dari kenangan masa kecil banyak generasi masyarakat Indonesia.