Great Eastern General Insurance Indonesia Optimistis Penuhi Ekuitas Minimum Rp 1 Triliun di 2028
thedesignweb.co.id, Jakarta – CEO PT Great Eastern General Insurance (GEGI) Aziz Adam Sattar optimis mampu memenuhi modal minimal Rp 1 triliun pada tahun 2028. Langkah ini untuk memenuhi aturan yang ditetapkan oleh perusahaan asuransi. . Mengenai modal minimum Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan modal minimum perusahaan asuransi.
Keputusan ini tertuang dalam Peraturan (POJK) OJK Nomor 23 Tahun 2023. Perusahaan asuransi Grup OJK berdasarkan tingkat permodalan atau stratifikasi.
Bagi perusahaan asuransi yang memenuhi modal minimum Rp. 1 triliun pada Kelompok Perusahaan Asuransi Berbasis Ekuitas (KPPE) II. Sedangkan perusahaan asuransi dengan aset minimal Rp500 miliar masuk dalam KPPE I.
Aziz Adam Sattar menegaskan, Great Eastern General Insurance Indonesia belum berencana menjalin kerja sama dengan perusahaan lain.
“Dengan menjadi perusahaan asuransi KPPE II, GEGI dapat menjangkau pasar yang lebih luas dengan menawarkan produk premi yang lebih beragam,” ujarnya, Rabu (30/10/2024).
Namun asuransi perorangan, ritel, dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi fokus utama pertumbuhan, tambahnya.
Menurutnya, peningkatan modal penting dalam memperkuat industri asuransi. Meski tidak semuanya. Karena industri asuransi sangatlah unik. Dimana terdapat mekanisme seleksi risiko dan pembagian risiko melalui mekanisme underwriting. Perusahaan harus memiliki struktur penjaminan yang kuat untuk memenuhi kewajiban klaimnya dengan baik.
Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) – Tata kelola yang baik melalui manajemen risiko yang baik akan memperkuat perusahaan asuransi. Rata-rata pertumbuhan industri asuransi berkisar 10-18 persen per tahun. Skenario ini sangat baik seiring dengan pertumbuhan ekonomi ke depan yang diperkirakan tumbuh sebesar 5 persen.
Linggawati Tok, Direktur Pemasaran Great Eastern General Insurance, mengatakan perseroan meraih pendapatan premi sebesar Rp 643 miliar pada September 2024. Angka tersebut meningkat sekitar 28 persen dibandingkan pendapatan premi periode yang sama tahun lalu.
Pembayaran terbesar adalah asuransi properti (properti), kargo laut (transportasi), teknik, pertanggungjawaban dan bisnis terkait (amal).
“Great Eastern optimistis dapat mencapai target premi sebesar Rp760 miliar pada akhir tahun ini,” kata Linggawati.
Pertumbuhan premi asuransi non-jiwa yang besar sebesar 17,9 persen pada kuartal kedua tahun 2024 mendekati rata-rata industri. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) melaporkan kenaikan premi asuransi sebesar 18,4 persen pada kuartal II tahun 2024 (YoY). Demikian pula, modal berbasis risiko (RBC) GEGI adalah 329 persen (per Q3 2024). Lebih dari ketentuan minimal OJK sebesar 120 persen.
“GEGI optimistis bisa tumbuh di atas rata-rata industri. Tahun ini kami tumbuh sebesar 28 persen dan kami yakin tahun depan bisa tumbuh sebesar 20 persen. Kami yakin tingkat literasi dan inklusi sosial di Indonesia akan terus meningkat. tumbuh. Mari kita percaya. Ini akan menjadi pasar asuransi yang sangat besar dan akan terus berkembang,” jelas Linggawati.