Harga Bawang Melonjak di Senin Pertama 2025, Cabai Rawit Turun
thedesignweb.co.id, Jakarta – Senin pertama 2025, 6 Januari, banyak produk pangan yang ada di pasaran seperti bawang merah dan bawang putih yang terkena dampak kenaikan harga. Di sisi lain, harga beberapa produk masakan seperti cabai merah mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Berdasarkan data Badan Pangan Nasional, Senin (6/1/2025), harga bawang bombay naik 2,68 persen atau Rp 1.110 menjadi Rp 42.500 per kilo dari hari sebelumnya, Minggu 5 Januari 2025.
Harga bawang putih paling naik, dengan kenaikan harga sebesar 3,07 persen atau sekitar Rp1.310 hingga Rp44.000.
Harga bahan pangan lainnya, termasuk gula konsumen, naik 2,06 persen (Rs 370) menjadi Rs 18.330 per kg. Kemudian minyak goreng kemasan naik 19.670 per liter (Rs 560) dan tepung terigu naik 8,11 persen (Rs 800) per kg.
Demikian pula harga jagung di tingkat petani naik 22,20 persen (Rs 1.350) menjadi 7.430, harga tuna naik 15,10 persen (Rs 4.810) menjadi 36.670 PET, dan (6%). Rp 2.070) Rp 35.500 per kg. Harga rendah
Di sisi lain, harga bahan pangan pokok seperti beras impor dan kedelai terlihat mengalami penurunan. Beras terbaik sebesar -11,93 persen (1,840 baht) menjadi 13,580 per kilo dan beras menengah – 7,77 persen (1,050 baht) menjadi 12,470 per kilo. Harga benih kedelai impor turun -17,15 persen (Rs 1.780) menjadi Rs 8.600 per kg.
Begitu pula dengan harga cabai, daging, dan telur ayam yang akan diturunkan. Harga cabai merah turun -46,27 persen (Rs 31.720) menjadi Rs 36.830 per kg. Cabai merah tua turun tajam -51,06 persen (dari Rp 26.600) menjadi Rp 25.500 per kg.
Harga produk daging juga mengalami penurunan sebesar -15,80 persen (Rs 21.330) menjadi 113.670 per kilo. Selain itu, harga ayam ras juga mengalami penurunan sebesar 31.400 per kg (Rp 6.380) dan 12,14 per kg (Rp 3.730) menjadi 27.000 per kg.
Berbeda dengan minyak goreng kemasan, harga minyak goreng turun -11,20 persen (Rs 1.980) menjadi 15.700 persen per liter. Begitu pula dengan harga garam baik beryodium yang turun Rp 9.500 per kg (Rp 2.060) dan harga ikan tenggiri 37.400 per kg.
Sebelumnya, pemerintah mengumumkan penghentian impor pada tahun 2025. Beras, gula konsumsi, dan garam merupakan bahan pangan yang akan diimpor tahun ini.
Koordinator Koalisi Rakyat untuk Ketahanan Pangan (KRKP), Said Abdullah mengingatkan, pemerintah perlu menyiapkan informasi yang cukup untuk menghentikan kekurangan pangan pada tahun 2025.
Informasi tersebut meliputi informasi produksi, luas lahan, jumlah produksi dan waktu musim panen.
“Tanpa data yang memadai, akan sangat sulit bagi pemerintah untuk memutuskan apakah impor benar-benar dapat dihentikan. Kita tidak akan terjebak dalam banyak pengambilan keputusan atau situasi kebijakan tanpa informasi yang tepat.” kata Abdullah kepada thedesignweb.co.id di Jakarta, Jumat (3/1/2025).
Ini telah memperbarui informasi makanan untuk 2017-2018.
“(Tanpa informasi) akibatnya adalah kerugian yang sangat besar dan risiko destabilisasi jika impor stagnan,” lanjutnya. Oleh karena itu, kata dia, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah untuk mengurangi impor.
Di satu sisi, sedikit demi sedikit, setiap tahun akan ada masalah, peta jalan, langkah yang panjang. Pemerintah juga harus menyiapkan peta jalan atau rencana peningkatan produksi,” jelasnya.
“Jadi produksi (pangan) tahun depan naik apa. Saya kira ini yang perlu kita ketahui dan segera kendalikan,” ujarnya.
Menteri Koordinator Pangan (MENCO) Zulkifli Hasan memastikan pada tahun 2025 tidak ada lagi impor pangan. Untuk mendukung swasembada pangan, pemerintah selalu mulai tidak melakukan impor pangan.
Zulkifli Hassan mengatakan: “Ketahanan pangan merupakan program utama pemerintah sejak mulai mencapai target tahun 2029 namun dimajukan ke tahun 2027. Jadi semua orang harus bekerja keras dan berkomitmen.” , pada Sabtu (28/12/2024).
Salah satu komitmen pemerintah adalah mewujudkan swasembada pangan dengan mengurangi ketergantungan impor pada tahun 2025.
“Kami memutuskan untuk tidak mengimpor beras pada tahun depan, sehingga petani bisa menanam beras dalam jumlah yang cukup dan mendapatkan harga terbaik di pasar,” ujarnya.
Jadi pemerintah tidak akan mengimpor garam karena produksi garam mencukupi. Jangan impor jagung untuk makanan hewan dan jangan impor gula.
“Jadi ada empat produk yang tahun depan tidak kita impor, dan kadang ada produk lain yang akan dikembangkan di dalam negeri untuk memberi manfaat bagi kita. Sejauh ini kita sudah mengimpor 30 juta ton pangan, penghidupan kita tergantung Impor. gandum, gula dan beras, buah-buahan, kopi dan sekarang saatnya belajar tentang makanan, lalu air, energi, dan hal-hal mendasar untuk dipelajari seiring kita mencapai tujuan”.
Ia menjelaskan, hingga saat ini sektor pertanian Tanah Air masih tertinggal dalam pembangunan karena berbagai sebab. Maka saat ini melalui program-program pokok Presiden dan dengan dukungan pemerintah provinsi, kabupaten dan kota merupakan saat yang tepat untuk mencapai swasembada pangan.
“Semua harus menjadi satu kesatuan dan kelompok yang kooperatif karena sudah tiba saatnya membangun negara mandiri dan berhenti mengandalkan impor,” ujarnya.