Harga Bitcoin Sentuh Rp 1,7 Miliar, Ekonomi AS jadi Sentimennya
thedesignweb.co.id, Jakarta Harga Bitcoin (BTC) kembali mencetak rekor pada Selasa (17/12), USD 107.000 atau sekitar 1,7 miliar. Kenaikan harga bitcoin didorong oleh perdagangan bearish dan masuknya MicroStrategy ke dalam indeks Nasdaq 100 karena industri teknologi memperkuat sentimen bullish. Kenaikan Bitcoin juga didukung oleh data makroekonomi AS yang positif dengan peningkatan inflasi sebesar 2,7%.
Analisis dari Tiongkok menunjukkan bahwa cadangan devisa Bitcoin di bursa terus turun, dengan kemungkinan Donald Trump akan mengeluarkan perintah eksekutif pada hari pertamanya sebagai presiden AS pada 20 Januari 2025.
Faktor lainnya adalah indeks ketakutan dan keserakahan yang mencapai angka 80 dari 100, menunjukkan dominannya emosi “keserakahan” dalam jangka pendek. Sentimen ini mendorong pembelian spekulatif dan meningkatkan volatilitas pasar.
CEO INDODAX Oscar Dermwan mengatakan, kenaikan posisi Bitcoin mencerminkan semakin besarnya kepercayaan pasar terhadap aset digital, seperti strategi mikro di tengah dukungan pemain institusi besar.
“Masuknya MicroStrategy ke dalam Nasdaq 100 memberikan konfirmasi tambahan atas peran Bitcoin sebagai aset investasi yang diterima secara global,” kata Oscar dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (18/12/2024). Tren pembelian investor
Ia juga mengungkapkan, kenaikan harga Bitcoin didorong oleh menurunnya tekanan jual di pasar.
“Analisis on-chain menunjukkan cadangan devisa Bitcoin di bursa terus turun. Hal ini menunjukkan banyak investor yang memilih untuk mempertahankan asetnya, yang menjadi pendorong utama reli harga saat ini,” jelasnya.
Oscar mengatakan, indikator indeks ketakutan dan keserakahan yang sebesar 80 menandakan perasaan optimisme mendominasi.
Namun sentimen ini harus diimbangi dengan hati-hati, mengingat tingginya volatilitas pasar kripto dapat membawa risiko bagi investor, lanjutnya.
Oscar juga menyoroti peran data makroekonomi AS, salah satunya inflasi, dalam mendukung kebangkitan Bitcoin.
“Inflasi yang terkendali dan kebijakan moneter yang stabil memberikan landasan bagi Bitcoin untuk terus menarik minat berbagai kalangan, termasuk investor institusi,” jelas Oscar.
Meski demikian, Oscar tetap mengingatkan investor untuk berhati-hati dan tidak tertipu oleh euforia tersebut.
“Meskipun tren makroekonomi mendukung, namun investor harus berhati-hati dan mempertimbangkan risiko saat ini sebelum mengambil keputusan investasi,” jelasnya.
Terakhir, Oscar menekankan pentingnya diversifikasi dalam berinvestasi.
“Jangan hanya fokus pada Bitcoin. Masih banyak aset digital lain yang memiliki potensi besar, dan memahami fundamentalnya penting untuk mengambil keputusan investasi yang tepat,” imbuhnya.
Didukung oleh kondisi pasar yang positif dan berbagai faktor, Oscar optimis tren bullish tersebut akan terus berlanjut, meski tetap mengingatkan bahwa manajemen risiko yang baik sangat diperlukan dalam menghadapi dinamika pasar kripto.