Hari Stroke Sedunia 29 Oktober, Kemenkes: 90 Persen Kasus Stroke Sebenarnya Bisa Dicegah
thedesignweb.co.id, Jakarta setiap tahunnya memperingati Hari Stroke Sedunia pada tanggal 29 Oktober. Memperingati Hari Stroke Sedunia merupakan sebuah pengingat akan bahaya stroke yang tidak hanya menimpa orang lanjut usia, namun juga bagi generasi muda.
Di Indonesia, prevalensi stroke adalah 8,3 per 1.000 penduduk, menurut Survei Kesehatan Indonesia 2023.
Sangat disayangkan karena 90 persen stroke dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risikonya, kata Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Dr. Yudi Pramono pada konferensi pers Hari Stroke Sedunia.
Cara mengurangi faktor risiko stroke dengan menjaga tekanan darah, mengontrol kadar gula darah dan kolesterol, rutin melakukan aktivitas fisik, mengonsumsi makanan bergizi dan seimbang, mengelola stres, dan menghindari alkohol.
Sedangkan untuk aktivitas fisik, olahraga rutin 30 menit setiap lima hari dapat menurunkan risiko stroke hingga 25%, kata Yudi. Selain itu, olahraga juga memiliki banyak manfaat lainnya, antara lain membantu menjaga berat badan ideal, mengontrol tekanan darah, dan meningkatkan kesehatan jantung.
Elina Vidyastuti, pakar kedokteran olahraga, kembali menegaskan pendapatnya tentang manfaat aktivitas fisik untuk pencegahan stroke.
“Stres merupakan salah satu penyebab terjadinya stroke, dan aktivitas fisik atau olahraga teratur terbukti dapat mengurangi kecemasan dan depresi,” kata Elena dalam keterangan resmi Kementerian Kesehatan RI.
Selain itu, aktivitas fisik juga memiliki banyak manfaat lain, seperti meningkatkan fungsi jantung, pembuluh darah, dan pernapasan.
Elina mengatakan, aktivitas fisik sehari-hari dapat dibagi menjadi tiga jenis untuk mencegah risiko stroke. Pertama, aktivitas aerobik seperti jalan kaki, lari, bersepeda, atau berenang. Disarankan untuk melakukan latihan aerobik intensitas sedang sebanyak 3-5 kali seminggu atau 150-300 menit dalam seminggu.
“Jadi aktivitas seperti jalan kaki bisa dibagi menjadi 30 menit sehari, lima kali seminggu,” lanjutnya.
Setelah itu disarankan untuk melakukan olahraga di gym, yoga atau pilates 2-3 kali seminggu.
Ketiga, perlunya membatasi aktivitas sedentary. Aktivitas sedentary seperti duduk dalam waktu lama sebaiknya dikurangi.
“Misalnya, jika kita duduk dalam waktu yang lama dalam sehari, kita harus mulai mengurangi waktu duduk kita, seperti yang dilakukan di luar negeri. Di kantor tempat Anda biasa duduk dan bekerja, kini Anda dapat berdiri dan bekerja.” Dengan cara ini, Anda tidak hanya bisa melakukan aktivitas sehari-hari sambil duduk, tapi juga memperbanyak jumlah langkah yang dilakukan,” jelas Elena.
Elina mengingatkan bagi masyarakat yang ingin memulai latihan fisik, ada beberapa komponen latihan yang perlu diperhatikan, yaitu pemanasan atau peregangan, latihan inti, dan pendinginan ulang atau peregangan.