Saham

Harita (NCKL) Akuisisi 10% Saham Obi Nickel, Nilainya Tembus Rp 2,11 Triliun

Liputan6. Untuk menambah kekayaan tersebut, Harita harus mengeluarkan dana sebesar Rp 2,11 triliun.

Peningkatan saham melalui transaksi pembelian ini diselesaikan dengan mengakuisisi 628.240 saham atau 10% saham Obi Nickel milik Lee Yuen Pte. Ltd

Pada Minggu (15/12/2024), Harita Nickel membeli 3.370.570 saham dengan harga Rp140,09 juta, berdasarkan keterbukaan NCKL di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Manajemen NCKL menjelaskan, akuisisi 10% saham Lee didasarkan pada kemampuan pengembangan bisnis PT Obi Nickel Cobalt.

“Perusahaan melihat prospek pertumbuhan bisnis PT ONC (Entitas Asosiasi), sehingga untuk memperkuat situasi keuangan dan meningkatkan pertumbuhan bisnis di masa depan, perusahaan memandang pentingnya meningkatkan kepemilikan PT ONC,” kata Harita Nickel BEI . untuk mengungkapkan

“Dengan bertambahnya kepemilikan ini, perseroan juga dapat memberikan kepercayaan terhadap pasokan bijih nikel kepada mitra perseroan,” jelasnya.

Dengan akuisisi ini, NCKL kini memiliki 20% saham PT Obi Nickel Cobalt. Sementara itu, Lee Yen Pte. Saham Obi Nickel berkurang menjadi 20% dari sebelumnya 30%.

Sedangkan Lygend New Power (Hong Kong) Limited tercatat sebagai pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan 60% atau Rp 3,76 triliun setara 3.769.440 lembar saham. 

 

Diberitakan sebelumnya, Harita Nickel mengumumkan hasil keuangan sembilan bulan yang berakhir 30 September 2024.

Pendapatan perseroan tercatat sebesar Rp 20,38 triliun, naik 18% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Pertumbuhan ini ditopang oleh peningkatan produksi pada aktivitas pertambangan dan pengolahan.

Harita Nickel mencatatkan laba kotor Rp6,66 triliun, naik 9% year-on-year, dan EBITDA naik 14% menjadi Rp8,88 triliun.

Sementara itu, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp 4,84 triliun, meningkat 8% dibandingkan tahun sebelumnya.

 

Dari sisi operasional, volume produksi juga mengalami peningkatan. Produksi bijih nikel mencapai lebih dari 16,27 juta fluid meter (wmt), meningkat 12% dibandingkan periode yang sama tahun 2023.

Produksi FeNi dari smelter RKEF tercatat sebesar 95.813 ton, naik 39% year-on-year, sedangkan fasilitas HPAL memproduksi 71.531 ton MHP Ni, naik 47% year-on-year.

Fasilitas kedua HPAL, PT Obi Nickel Cobalt (ONC), memulai produksi pertamanya pada bulan April 2024 dan ketiga lini produksi mencapai kapasitas penuh pada bulan Agustus.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *