Harta dan Karier Mentereng Tom Lembong, Tersangka Korupsi Gula Rugikan Negara Rp 400 Miliar
thedesignweb.co.id, Jakarta Kejaksaan Agung (Kejagung) resmi menetapkan mantan Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Trikasih Lembong (TTL) alias Tom Lembong sebagai tersangka kasus terbaru korupsi gula di lingkungan Kementerian Perdagangan (Kemendag). untuk periode 2015-2023. Diperkirakan kerugian pemerintah kali ini mencapai 400 miliar rial.
“Pemerintah mengalami kerugian akibat impor gula ilegal sebesar 400 miliar dolar,” kata Direktur Jenderal Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Jaksa Penuntut Umum Abdul Qohar dari Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Selasa. (29/10/2024).
Menurut Qohar, Tom Lembong melanggar Keputusan Menteri Perdagangan dan Kementerian Perindustrian No. 257 Tahun 2004 yang menyatakan BUMN diperbolehkan mengimpor gula kristal putih. Namun berdasarkan persetujuan impor yang diterbitkan, impor gula tersebut dilakukan oleh PT AP. Karya dan nasib baik Thomas Lembong
Lantas siapa dan berapa kekayaan Thomas Lembong? Inilah pendapat Anda:
Melalui pengumuman Laporan Harta Kekayaan Negara (LHKPN) pada 30 April 2020 yang dimuat dalam laporan akhir jabatannya sebagai Kepala BKPM, harta kekayaan Tom Lembong mencapai 101,48 miliar Ariary.
Menariknya, LHKPN tidak menyebutkan tanah dan rumah, bahkan alat transportasi dan mesin pun tidak disebutkan. Namun Tom Lembong mencatatkan harta bergerak lainnya senilai 180,99 juta ariary dan kertas senilai 94,52 miliar dolar.
Selain itu, Ariary sejumlah 2,09 miliar dan harta lainnya sejumlah 4,76 miliar Ariary merupakan uang dan sejenisnya. Namun Tom Lembong memiliki utang sebesar Rp 86,89 juta. Dengan demikian, total kekayaan Tom Lembong sekitar 101,48 miliar Ariary.
Tom Lembong sebelumnya dikenal sebagai salah satu anggota tim sukses pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin (AMIN). atau kapten timnas Anies Baswedan-Cak Imin pada Pilpres 2024.
Tom Lembong juga menjabat Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Menteri Perdagangan (Mendag).
Pria kelahiran Jakarta ini menjabat Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sejak 27 Juli 2016 hingga 20 Oktober 2019. Sebelumnya menjabat Menteri Perdagangan (Mendag) menggantikan Rahmat Gobel pada 2015.
Sebelum bergabung dengan pemerintahan, pria yang akrab disapa Tom Lembong ini pernah bekerja di beberapa lembaga keuangan internasional, antara lain Deutsche Bank, Morgan Stanley, dan Farindo Investments.
Dia memulai karirnya di Morgan Stanley and Company sebagai rekanan penjualan dan perdagangan. Beliau kemudian bekerja di Divisi Ekuitas Morgan Stanley (Singapura) dan menjadi manajer senior di Departemen Keuangan Makindo. Yang lainnya adalah perbankan investasi dari Deutsche Securities.
Antara tahun 2002 dan 2005, Tom Lembong menjabat sebagai Kepala Divisi dan Wakil Presiden Senior di Badan Rekonstruksi Perbankan Nasional (BPPN). Tom Lembong bekerja dengan Principia Management Group.
Mengutip Antara, ia mendirikan Quvat Capital, sebuah perusahaan investasi yang mengelola lebih dari $500 juta. Perusahaan investasi ini mengelola 11 perusahaan portofolio di berbagai sektor termasuk logistik lepas pantai, konsumen dan keuangan.
Sedangkan Tom Lembong mendapat gelar Young Global Leader (YGL) dari World Economic Forum (Davos) pada tahun 2008. Tom Lembong mendapatkan gelar AB (Bachelor of Arts) dari Architecture and Urban Design, Harvard University pada tahun 1994.
Selain itu, Thomas Lembong menjabat sebagai Menteri Perdagangan periode Agustus 2015-Juli 2016. Beliau juga pernah menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada Juli 2016 hingga Oktober 2019.
Sebelum menjabat sebagai menteri di bawah Presiden Joko Widodo (Jokowi), Thomas Lembong pernah bekerja di divisi ekuitas Morgan Stanley (Singapore) Pte Ltd pada tahun 1995. Ia bekerja sebagai bankir investasi dan merupakan anggota Deutsche.
Beliau juga menjabat sebagai Kepala Divisi dan Wakil Presiden Senior pada Badan Reformasi Perbankan Nasional (BPPN) pada tahun 2000-2002 dan bekerja di Farindo Investments pada tahun 2002-2005.
Pria kelahiran 4 Maret 1971 ini juga dikenal sebagai salah satu pendiri, CEO, dan mitra Quvat Management Pte Ltd, dana swasta yang didirikan sejak 2006 hingga 2015.
Selain mantan menteri, tim pemenangan Anies Baswedan-Cak Imin juga merupakan salah satu pendiri Tokopedia, Leontinus Alpha Edison.