Hati Ayam Perlu Masuk Menu Makan Bergizi Gratis, Pakar Ungkap Manfaatnya
thedesignweb.co.id, Jakarta Hati ayam seringkali kurang matang. Meski demikian, kandungan nutrisi pada hati ayam tidak boleh dianggap remeh. Widjaja Lukito, Guru Besar Pangan dan Gizi FKUI, juga menyarankan untuk memasukkan hati ayam dan jeruk ke dalam menu program Makanan Tidak Bergizi (MBG) yang diharapkan dapat dilaksanakan mulai Januari 2024.
Wijaja mengatakan, “Makanan bergizi gratis harus menyertakan hati ayam (dalam menu).”
Menurutnya, masyarakat Indonesia terkadang menjadi kebarat-baratan karena tidak mengonsumsi ati ayam dan organ dalam lainnya. Padahal, kandungan nutrisi hati ayam sangat baik untuk mengatasi anemia yang umum terjadi di kalangan remaja Indonesia.
“Jangan salah, makan dua hati ayam sehari, misalnya, memiliki efek yang jauh lebih ampuh dalam memperbaiki anemia dibandingkan tablet zat besi,” Wijaja mengutip Antara.
Wijaja juga mengatakan hati ayam mengandung heme atau zat besi yang cepat diserap sel manusia dan dapat mengatasi anemia.
“Hati ayam sudah mengandung heme, jadi perbaikannya lebih cepat. Kalau mau zat besi bisa ditambah vitamin C, dan kalau MBG bisa ditambah jeruk dan hati ayam, penyerapannya jauh lebih baik,” ujarnya.
Wijaja mengatakan penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kandungan zat besi dapat meningkatkan daya ingat dan perhatian siswa. Dikatakan bahwa peningkatan zat besi meningkatkan daya ingat dan perhatian.
Dr Wijaja menekankan, penting untuk memperhatikan efek pemberian makanan bergizi gratis yang dapat mencapai hasil klinis selain status gizi.
“Jika Anda memberikan makanan bergizi kepada anak-anak dan meningkatkan status gizi mereka, Anda tidak hanya akan mendapatkan gizi yang lebih baik, tetapi Anda juga akan mendapatkan hasil klinis seperti lebih banyak perhatian di kelas, tingkat ketidakhadiran yang lebih rendah, dan peningkatan minat,” katanya.
Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2018 menunjukkan bahwa sebanyak 32% remaja, khususnya remaja putri berusia 15 hingga 24 tahun, mengalami masalah gizi yang disebut anemia defisiensi besi.
Penderita anemia defisiensi besi berisiko memiliki anak dengan pertumbuhan terhambat.