Bisnis

Hilirisasi Nikel Bikin Ekonomi Warga Desa Sekitar Melonjak 2 Kali Lipat

thedesignweb.co.id, Jakarta Akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM) Agung Satriyo Nugroho mengungkapkan hilirisasi nikel di Pulau Obi, Maluku Utara telah meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar hingga dua kali lipat. Hal ini terlihat dari boomtown scene di Desa Kawasi.

Boomtown adalah sebutan untuk kota yang mengalami pertumbuhan ekonomi secara tiba-tiba dan pesat. Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan suatu negara yang berkembang pesat dalam waktu singkat, baik dari segi jumlah maupun uang.

Agung mengatakan, dibandingkan keadaan tahun 2016 atau sebelum hilirisasi nikel, Desa Kawasi mengalami kemajuan pesat dalam jumlah lahan yang ditanami. Menurutnya, hal itu terjadi karena adanya migrasi dari darat.

Ia mengatakan, baik jumlah penduduk maupun lahan garapannya meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun 2016. “Di kawasan pemukiman sudah ada pasar yang besar, meningkat dua kali lipat dalam waktu singkat,” kata Agung, Jumat (8/). 11) / 2024. ).

Lebih lanjut, Agung mengatakan dampak degradasi lahan juga dirasakan di kawasan non-tambang, terbukti dengan bertambahnya institusi perekonomian khususnya pertokoan dan hotel. Berdasarkan penelitian, jumlah toko di kota ini pada tahun 2014 hanya 17 unit. Jumlah ini akan meningkat menjadi 152 unit pada tahun 2024.

Selain itu, jumlah hotel pun meningkat signifikan. Diputuskan pada tahun 2014 jumlah hotel nol atau tidak sama sekali, sedangkan pada tahun 2024 jumlah hotel mencapai 38 menit.

Namun, Agung mengatakan pertumbuhan tersebut harus diimbangi dengan sumber daya lain untuk memberikan pelayanan yang memadai bagi masyarakat. Sejauh ini, lembaga yang belum terpenuhi antara lain bidan, dokter, guru SD, balai masyarakat, posyandu, bahkan praktik kedokteran.

Agung mengatakan, “Jika kondisi lembaga publik mendukung, Kawasi Village berharap bisa menjangkau pimpinan I yang berada di bawah ibu kota daerah,” kata Agung.

 

Hilirisasi nikel saat ini sedang berlangsung di Pulau Obi. Saat ini salah satu tambang nikel yang beroperasi di sana dimiliki oleh Harita Group sejak 2010.

Catatan Bisnis, Harita menguasai sedikitnya 5.524 hektare wilayah pertambangan Heart Island. Operasi penambangan dilakukan dengan bantuan PT TBP (NCKL), sedangkan pengolahan saprolit nikel kadar tinggi dilakukan oleh PT Megah Surya Pertiwi dengan pabrik RKEF.

Di sisi lain, Harita juga mendukung keinginan pemerintah untuk memasuki rantai pasokan baterai global, dengan mendirikan spin-off dari HPAL. Untuk mengolah nikel atau limonit kadar rendah, Harita menyerahkannya kepada anak usaha PT Halmahera Persada Lygend (HPL).

 

Selain itu, ada beberapa lingkaran nikel yang didirikan Harita di Pulau Obi. Lingkungan tersebut antara lain pabrik feronikel yang dijalankan oleh PT Halmahera Jaya Feronikel (HJF), dan PT Obi Nickel Cobalt yang akan memproduksi nikel dan kobalt sebagai bahan utama kendaraan listrik.

Dengan adanya sumbangan industri nikel Harita, perekonomian Pulau Obi, serta Kabupaten Halmahera Selatan dan Provinsi Maluku Utara.

Misalnya, masyarakat kini berupaya keras membuka usaha untuk memenuhi kebutuhan para pekerja Harita dan jasa musik. Sebanyak 65 pemasok lokal mencatatkan omzet kurang lebih Rp 11 miliar per bulan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *