HUT ke-129, BRI Tebar Kado Dividen Interim Rp 20,46 Triliun ke Pemegang Saham
thedesignweb.co.id, Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) alias BRI mengumumkan dividen sementara kepada pemegang sahamnya dalam rangka perayaan HUT ke-129 pada Desember 2024.
Kebijakan ini merupakan cerminan nyata komitmen BRI dalam memberikan nilai ekonomi bagi pemegang saham, serta sejarah panjang BRI dalam berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang dikeluarkan Perseroan berdasarkan laporan keuangan tahun buku yang berakhir pada 30 September 2024, Perseroan akan membagikan dividen sementara sebesar Rp135 per saham atau Rp20,46 triliun untuk tahun buku 2024.
Rinciannya, dividen interim yang dibayarkan kepada pemerintah Indonesia sebesar Rp10,88 triliun dan dividen interim kepada masyarakat sebesar Rp9,58 triliun.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, pembagian dividen sementara ini mencerminkan praktik sehat BRI sekaligus sebagai bentuk rasa terima kasih BRI kepada pemegang saham yang terus mendukung perjalanan 129 tahun BRI. Perseroan menjamin pembagian dividen sementara tersebut tidak akan mempengaruhi permodalan BRI.
Di sisi lain, seluruh kebutuhan investasi telah terpenuhi dan cadangan yang cukup telah disediakan untuk menutup berbagai risiko, tambah Sunarso dalam keterangan resmi, Senin (16/12/2024).
Hingga akhir kuartal III 2024, BRI mampu membukukan laba bersih sebesar Rp 45,36 triliun secara konsolidasi. Di sisi menengah, BRI mampu menyalurkan pinjaman sebesar Rp1.353,36 triliun hingga akhir September 2024, naik 8,21% secara tahunan (year-on-year).
Sebanyak 81,70% dari total penyaluran kredit atau sekitar Rp1.105,70 triliun disalurkan ke sektor UKM. Peningkatan penyaluran kredit yang positif ini juga menyebabkan aset BRI meningkat 5,94% year-on-year menjadi Rp 1.961,92 triliun.
Seiring dengan meningkatnya credit spread, BRI dapat mengelola kualitas asetnya dengan lebih baik. Hal ini tercermin dari rasio non-performing loan (NPL) yang disesuaikan BRI pada Q3 2024 yang mencatat NPL sebesar 2,90% atau membaik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,07%.
Selain NPL, perusahaan dapat meningkatkan rasio risk averse loan (LAR) dari 13,80% pada akhir Q3-2023 menjadi 11,66% pada akhir Q3-2024. Jadwal Pembagian Dividen BBRI: Pasar Normal dan Pasar Negosiasi Tanggal Penerimaan Dividen: 24 Desember 2024 Tanggal Penerimaan Dividen Pasar Normal dan Pasar Negosiasi: 27 Desember 2024 Pasar Pembayaran Dividen Tunai: 30 Desember 2024. Tanggal pembayaran dividen pasar tunai: 2 Januari 2025. Tanggal pencatatan pemegang saham yang berhak atas dividen tunai: 30 Desember 2024. Tanggal pembayaran dividen: 15 Januari 202
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI selama ini berjalan positif di tengah potensi perekonomian global dan masih menghadapi kondisi perekonomian dalam negeri. Fokus memperkuat basis efisiensi, BRI mampu mencatatkan Rp 45,36 triliun sebagai ventura bersama konsolidasi pada akhir kuartal III 2024.
Direktur Utama BRI Sunarso dalam paparan implementasi BRI pada Rabu (30/10/2024) mengatakan, “pencapaian tersebut tidak terlepas dari fokus BRI dalam memperkuat basis operasional yang konsisten serta “menerapkan respon strategis yang tepat dalam menghadapi dinamika pasar yang berbeda-beda.” .” . )
Di sisi broker, BRI berpotensi memberikan pinjaman Rp1.353,36 triliun pada akhir September 2024, naik 8,21% dibandingkan tahun lalu (year-on-year). Sebanyak 81,70% dari total penyaluran kredit atau sekitar Rp1.105,70 triliun disalurkan ke sektor UKM.
Peningkatan penyaluran kredit yang positif ini juga menyebabkan aset BRI meningkat 5,94% year-on-year menjadi Rp 1.961,92 triliun. Dukungan BRI terhadap usaha kecil dan menengah menjadi prioritas utama dalam memperkuat perekonomian nasional.
“BRI hadir untuk memperkuat usaha kecil dan menengah sebagai pilar penting pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan memberdayakan usaha kecil dan menengah, BRI berperan dalam membangun perekonomian yang inklusif dan berkeadilan,” kata Sunarso.
Seiring dengan meningkatnya credit spread, BRI dapat mengelola kualitas asetnya dengan lebih baik. Hal ini tercermin dari membaiknya rasio kredit bermasalah (NPL) BRI sebesar 3,07% yang mencatatkan NPL sebesar 2,90% pada triwulan III tahun 2024, atau membaik dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Selain NPL, perseroan berhasil memperbaiki rasio pinjaman berisiko (LAR) dari 13,80% pada akhir triwulan III 2023 menjadi 11,66% pada akhir triwulan III 2024.
Penurunan rasio NPL dan LAR didukung oleh penerapan strategi manajemen risiko yang disiplin di seluruh jaringan bisnis. BRI secara aktif memantau kualitas kredit dan menerapkan sistem peringatan dini untuk mengidentifikasi potensi permasalahan kredit sesegera mungkin. Selain itu, BRI akan memperkuat tim penyelamatnya untuk mengelola pinjaman bermasalah dengan lebih cepat dan efisien. Selain perbaikan kualitas kredit, BRI terus mengembangkan regulasi yang memadai untuk mencakup 215,44% NPL.
“BRI telah menerapkan berbagai langkah mitigasi risiko mulai dari pertumbuhan selektif, aktivasi pengendalian kredit, penguatan cadangan hingga penyelesaian permasalahan pinjaman dengan pendekatan kolaboratif kepada nasabah,” tambah Sunarso.
Selain itu, dari sisi utang, BRI mampu menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp1.362,42 triliun atau 5,59% year-on-year. Komposisi Dana Murah (CASA) masih mendominasi DPK BRI dengan porsi 64,17%, atau meningkat dibandingkan CASA sebesar 63,64% pada periode yang sama tahun lalu.
Salah satu faktor penting dalam meningkatkan lean fundraising adalah transformasi digital yang diterapkan BRI. Dengan software tercanggih, BRImo BRI telah mengembangkan solusi perbankan yang terintegrasi dan mudah digunakan nasabah untuk diakses kapanpun dan dimanapun.
Inovasi ini terbukti mendorong pertumbuhan nasabah tabungan, terutama di kalangan ribuan tahun dan generasi muda yang semakin melek digital. Pada akhir September 2024, pengguna BRImo mencapai 37,14 juta pengguna dengan volume Rp4,034 triliun, meningkat 35,20% dari tahun sebelumnya.
Melalui peluncuran layanan hybrid banking, BRI juga memperluas jangkauan perbankannya ke masyarakat yang sulit dijangkau, termasuk masyarakat terpencil, melalui AgenBRILink.
Hal ini sejalan dengan misi BRI untuk mendukung inklusi keuangan nasional dan memperkuat perekonomian masyarakat melalui konsep perekonomian bersama. Hingga September 2024, BRI dilaporkan memiliki lebih dari 1,02 juta agen BRILink yang tersebar di 62.227 desa di seluruh Indonesia.
Pada Januari hingga September 2024, lembaga-lembaga tersebut mampu mencatatkan transaksi senilai Rp1,170 triliun dari 859 juta transaksi keuangan.
Dalam kesempatan tersebut, Sunarso juga menjelaskan, kinerja positif BRI hingga triwulan III 2024 juga didukung oleh kondisi likuiditas dan permodalan yang cukup, rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) bank sebesar 89,18%, dan kecukupan modal. Rasionya (CAR) mencapai 26,76%.
“Ke depan, BRI akan terus mengelola likuiditas secara hati-hati untuk menghadapi tantangan perekonomian global dan domestik. Dengan likuiditas yang cukup dan permodalan yang kuat, BRI masih memiliki ruang untuk pertumbuhan yang lebih baik,” kata Sunarso.
Sunarso pun optimistis tahun 2024 akan berakhir dengan hasil positif. BRI optimis dapat menutup tahun 2024 dengan hasil yang positif, terutama dengan fokus pada penguatan kerangka implementasi dan penguatan ketahanan, sehingga BRI selalu siap menghadapi tantangan global dan domestik lainnya, tutupnya.