IDI: ISPA dan Alergi, Penyakit yang Banyak Dialami Korban Gempa Bandung
thedesignweb.co.id, Bandung-Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Barat mencatat beragam penyakit yang diderita masyarakat pascagempa berkekuatan 4,9 skala Richter yang melanda Bandung pada Rabu, 18 September 2024.
Penyakit yang dialami korban gempa antara lain infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), alergi, darah tinggi, mialgia (nyeri otot), dan kecemasan.
Tim IDI juga menemukan di Desa Cihawuk, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, terdapat dua orang anak yang mengalami trauma pascabencana sehingga memerlukan konseling.
Untuk membantu mengatasi permasalahan kesehatan korban gempa di IDI Jawa Barat Bandung, telah dikerahkan 40 tenaga medis baik dokter umum maupun spesialis, serta perawat seperti Ketua IDI Jabar, kata dr.M.Luthfi. SpPD-KHOM, FinASIM, MMRS.
Koordinasi antar IDI cabang, termasuk cabang di Provinsi Bandung dan Garut serta sekitarnya, sedang dilakukan. Korban gempa membutuhkan makanan dan obat-obatan
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Bandung mengatakan saat ini terdapat sekitar 5.400 pengungsi, termasuk anak-anak, orang dewasa, dan orang tua.
Selain kebutuhan pangan, dokter di kawasan tersebut mengatakan mereka juga membutuhkan obat-obatan. Obat-obatan tersebut sebagian besar saat ini berada di lokasi apotek Puskesmas namun tidak dapat diambil karena takut gedungnya roboh.
Obat-obatan yang mungkin diperlukan antara lain: Obat antihipertensi untuk anak-anak dan orang dewasa.
Selain itu, IDI mengungkapkan, pengungsi bukanlah satu-satunya pihak yang membutuhkan pangan. Tenaga kesehatan dan petugas keamanan lapangan juga membutuhkan makanan.
Pengungsi yang membawa ibu hamil dan anak kecil juga memerlukan bantuan berupa ASI dan susu formula. Tercatat 72 ibu hamil dan 84 anak kecil terkena dampak gempa Bandung.
Ketua PBIDI Dr. Moh. Adeeb Khamidi, SOT memuji kewaspadaan IDI Kabupaten Bandung dan afiliasinya di Jawa Barat dan IDI Wilayah Jawa Barat dalam menghadapi bencana gempa bumi di Kabupaten Bandung.
Adib juga mengimbau agar IDI cabang di seluruh Indonesia terus meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana dan bekerja sama dengan pemangku kepentingan di daerah masing-masing.
IDI meminta warga di sekitar lokasi gempa untuk menghindari memasuki bangunan yang retak atau rusak.
Demi keselamatan publik, ikuti instruksi dan peringatan pejabat keamanan dan kesehatan pemerintah.
Bagi penghuni bangunan yang tidak rusak, IDI menghimbau agar meninjau dan memastikan bangunan yang mereka tinggali stabil dan tahan gempa agar tidak membahayakan keselamatan penghuninya.
Sementara itu, para pengungsi dan penduduk di wilayah terdampak harus tetap tenang dan segera memberi tahu petugas kesehatan jika mengalami gejala tidak sehat.